Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

K erangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen Latar Belakang Pribadi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Pemahaman terhadap SAP X 1 Kecakapan Profesional X 2 Pendidikan Berkelanjutan X 3 Kualitas Hasil Pemeriksaan Y Pengalaman Pemeriksa X 4 24 Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 3.1 dijelaskan bahwa kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh latar belakang pribadi pemeriksa yang dalam penelitian ini terdiri dari pemahaman terhadap SAP, kecakapan profesional dan pendidikan berkelanjutan pemeriksa. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun merupakan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Pemahaman terhadap SAP akan membantu pemeriksa memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Pemahaman terhadap SAP yang dimiliki oleh pemeriksa juga dapat membantu pemeriksa dalam menjalankan fungsi pembinaan kepada objek yang diperiksa, sehingga laporan-laporan keuangan dapat dipertanggung-jawabkan. Kecakapan profesional dalam melakukan pemeriksaan mutlak dilakukan, demi meningkatkan kualitas laporan pemeriksaan. Kecakapan profesional juga meliputi kemampuan auditor membuat dan melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan prosedur auditor dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Pendidikan berkelanjutan yang telah diikuti oleh auditor akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan, peraturan-peraturan, metode-metode yang baru dan terkini dalam hal pemeriksaan. Frekwensi pelatihan dan berbagai macam pelatihan yang pernah diikuti pemeriksa merupakan indikator bagi pengukuran variabel pendidikan berkelanjutan. Materi pelatihan yang diikuti seorang pemeriksa harus mengikuti perkembangan teknologi yang terbaru. Pengalaman pemeriksa diharapkan memiliki dampak yang positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, walaupun hubungannya tidak langsung. Masa kerja Universitas Sumatera Utara seorang pemeriksa, kedudukan pemeriksa serta frekwensi melakukan pemeriksaan menjadi indikator bagi penilaian pengalaman pemeriksa. Pemeriksa yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum atypical dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki seorang pemeriksa, semakin banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh pemeriksa. Dengan demikian akan semakin tajam hasil pemeriksaan, yang akan meningkatkan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Pada keseluruhannya, semakin baik kualitas latar belakang pribadi yang dimiliki oleh pemeriksa maka semakin baik juga kualitas laporan hasil pemeriksaan. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pribadi pemeriksa akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas pemeriksaan mulai dari tahap perencanaan penugasan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap administrasi pelaporan akhir.

3.2. Hipotesis