Iklim Keadaan Penduduk Gambaran Umum Kabupaten Asahan

651 Km 2 dengan rasio terhadap luas total sebesar 17,13 . Sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Kisaran Barat yakni hanya sebesar 32,96 Km 2 dengan rasio terhadap luas totalnya hanya sebesar 0,87 .

4.1.2. Iklim

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau dan musim penghujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Menurut catatan Stasiun Klimatologi PTPN III Kebun Sei Dadap, pada tahun 2009 terdapat 125 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 1.926 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu 228 mm dengan hari hujan sebanyak 11 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Juni sebesar 81 mm dengan hari hujan sebanyak 9 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2009 mencapai 160,5 mmbulan.

4.1.3. Keadaan Penduduk

4.1.3.1.Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak dari jumlah penduduk negara-negara di dunia setelah Negara Cina dan India. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan berdaulat. Namun di era globalisasi sekarang jumlah penduduk yang besar ini bukan hanya merupakan modal tetapi juga merupakan beban di dalam pembangunan apabila penambahan penduduk tidak dibarengi dengan pembangunan yang memadai. Oleh karena itu, pembangunan harus diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Begitu juga dengan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Asahan, pada tahun 2006 jumlah penduduknya sebesar 1.038.554 jiwa. Namun setelah dilakukannya pemekaran wilayah di Kabupaten Asahan pada tahun 2007, jumlah penduduknya menurun menjadi sebesar 676.605 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2. Perkembangan dan Kepadatan Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2 2000 935.855 0,87 202 2001 943.886 0,57 204 2002 961.444 1,08 207 2003 990.230 2,01 214 2004 1.009.856 1,92 218 2005 1.024.369 1,82 222 2006 1.038.554 1,75 225 2007 676.605 1,66 182 2008 688.529 1,76 185 2009 700.606 1,71 188 Sumber : BPS, Kabupaten Asahan Dalam Angka 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2000 sampai tahun 2009 terjadi perubahan jumlah penduduk yang tidak tetap, yakni apabila digambarkan dengan kurva maka bentuk kurva tersebut seperti huruf ā€œUā€ terbalik. Dari tahun 2000 sampai tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Asahan bertambah pesat. Hal ini ditunjukkan dari 935.855 jiwa pada tahun 2000, kemudian dengan kurun waktu 6 tahun bertambah menjadi sebanyak 1.038.554 jiwa pada tahun 2006. Namun pada tahun 2007, ketika termekarnya Kabupaten Batu Bara dari Kabupaten Asahan 2008, maka jumlah penduduknya berkurang drastis menjadi hanya sebanyak 676.605 jiwa. Kemudian pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Asahan kembali meningkat menjadi 688.529 jiwa, dimana sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 70,56 dan sisanya 29,44 tinggal di daerah perkotaan. Jumlah penduduk di Kabupaten Asahan yang menganut agama Islam tahun 2008 sebesar 605.042 jiwa 87,87 , Katolik sebesar 7.141 jiwa 1,04 , Protestan sebesar 66.429 jiwa 9,65 , Budha sebesar 9.517 jiwa 1,38 dan Hindu sebesar 399 jiwa 0,06 . Pada tahun 2009, agama Islam tetap menjadi urutan pertama terbanyak jumlahnya yakni sebesar 615.655 jiwa 87,87 , sedangkan agama Hindu hanya sebanyak 406 jiwa 0,06 . Untuk suku bangsa, di Kabupaten Asahan mayoritas suku Jawa, Batak dan Melayu. Tahun 2009 jumlah suku terbanyak adalah suku Jawa yakni sebanyak 416.243 jiwa. Kemudian terbanyak kedua yaitu suku Batak sebanyak 205.995 jiwa, dan disusul kemudian oleh suku Melayu sebanyak 36.357 jiwa. Sisanya adalah suku- suku lainnya seperti suku Minang, suku Banjar, suku Aceh dan lain-lain. 4.1.3.2.Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk Kabupaten Asahan jika dilihat dari Tabel 4.2 diatas, pada tahun 2009 adalah 188 jiwa per Km 2 dengan jumlah penduduk mencapai 700.606 jiwa. Pertumbuhan penduduk di tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008, dimana pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 sebesar 1,76 , sedangkan pada tahun 2009 menjadi 1,71 . Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2009 yang paling tinggi terjadi pada Kecamatan Kota Kisaran Barat sebanyak 1.942 jiwa per Km 2 dan Kecamatan Kisaran Timur berkisar 1.781 jiwa per Km 2 . Hal ini kemungkinan dikarenakan Kecamatan Kisaran Barat merupakan ibu kota Kabupaten Asahan pusat pemerintahan, sedangkan Kisaran Timur merupakan daerah yang paling dekat dengan pusat pemerintahan dimana perkembangan pembangunan cukup pesat sehingga pertumbuhan ekonomi sebagian besar terjadi di daerah ini. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, yakni hanya sebesar 50 jiwa per Km 2 . Ini terjadi karena daerah ini masih dikategorikan wilayah desa, dimana sebagian besar merupakan daerah perkebunan milik swasta dan masyarakat. Sehingga pembangunan di daerah ini masih tergolong lambat dan masyarakat pun kurang berminat untuk tinggal di daerah tersebut. 4.1.3.3.Rasio Jenis Kelamin Sex Ratio Sex Ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan. Rasio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah tertentu. Perkembangan penduduk Kabupaten Asahan menurut sex ratio pada tahun 2001 sebesar 100,92 . Ini berarti jumlah penduduk laki - laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan. Kemudian tahun 2002 sex ratio penduduknya sebesar 99,84 . Sex ratio tahun 2003 adalah 99,63 yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki dan sex ratio tahun 2004 adalah 101,14 . Sex ratio tahun 2005 adalah 101,30 dimana jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Hal ini terjadi kemungkinan adanya imigrasi kaum laki-laki ke daerah Kabupaten Asahan yang menurut perhitungan lebih menjanjikan kehidupan yang lebih baik serta semakin meningkatnya jumlah penduduk wanita yang beremigrasi ke daerah luar dalam mencari kehidupan baru. Jika dilihat dari jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2008 lebih sedikit dari penduduk perempuannya dengan persentase sebesar 49,77 dan rasio jenis kelamin sebesar 99,11 yang artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat kira-kira 99 penduduk laki-laki. Begitu juga pada tahun 2009, jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibanding jumlah penduduk perempuan, yakni jumlah penduduk laki-laki sebanyak 349.046 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 351.560 jiwa. Sex rationya adalah sebesar 99,23 dan persentase laki-laki terhadap total penduduknya sebesar 49,8 . 4.1.3.4.Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan pemerintah guna meningkatkan pembangunan apalagi di era globalisasi sekarang. Melalui pendidikan, maka akan meningkatkan sumber daya manusia yang merupakan asset utama yang sangat strategis untuk menggerakkan laju pembangunan. Pada tahun 2006 tingkat pendidikan di Kabupaten Asahan adalah sebagai berikut: tidakbelum perna sekolah sebesar 3,17 , tidak tamat SD sebesar 29,6 , tamat SDSederajat sebesar 29,24 , tamat SLTPSederajat sebesar 20,42 , tamat SLTASederajat sebesar 15,46 , Diploma IIIIII sebesar 0,45 , dan Diploma IVS1S2 sebesar 1,66 . Pemerintah Kabupaten Asahan terus melakukan perbaikan di bidang pendidikan ini. Tahun 2009 Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Asahan dalam upaya percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat telah melaksanakan 325 program dan 1.344 kegiatan, antara lain Program pendidikan anak usia dini, Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, Program pendidikan non formal, Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, dan Program manajemen pelayanan pendidikan. Tinggi-rendahnya tingkat pendidikan merupakan cerminan dari kemajuan suatu masyarakat dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan rata-rata penduduk maka akan semakin mudah untuk menyerap dan mengaplikasikan segala sesuatu yang terkait dengan perubahan dalam upaya menuju perbaikan khususnya perbaikan ekonomi dan pembangunan yang semakin baik secara umumnya. 4.1.3.5.Ketenagakerjaan Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2008 sebanyak 1.600 orang ditambah dengan sisa tahun 2007 menjadi 6.995 orang yang terdiri dari 3.026 pencari kerja laki-laki dan sisanya 3.939 adalah pekerja perempuan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kabupaten Asahan tahun 2008 sebesar 63,59 . Pada tahun 2009, jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak 5.432 orang ditambah dengan sisa tahun lalu menjadi 10.536 orang yang terdiri dari 5.349 pencari kerja laki-laki dan sisanya 5.187 adalah pekerja perempuan. Tahun 2009 ini, TPAK tampaknya menurun dibanding tahun 2008 yakni menjadi 62,23 . Jika dilihat dari status pekerjaannya, hampir sepertiga 31,07 penduduk yang bekerja di Asahan adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai 9,85 , sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 7,42 Hanya 3,84 penduduk Asahan yang menjadi pengusaha yang mempekerjakan buruh tetapbukan anggota keluarganya. Jumlah penduduk Asahan yang merupakan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah sebanyak 292.164 jiwa yang terdiri dari 265.193 jiwa terkategori bekerja dan sebanyak 26.971 jiwa terkategori mencari kerja dan tidak bekerja pengangguran terbuka. Penduduk Asahan yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 48,15 . Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Asahan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 16,81 . Sektor lain yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa, baik jasa perorangan, jasa perusahaan dan jasa pemerintahan yaitu sebesar 12,13 saja. Selebihnya bekerja di sektor penggalian dan pertambangan, sektor listrik,gas dan air minum, sektor bangunan, sektor angkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan.

4.1.4. Potensi Wilayah