2004: 249 mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi menggambarkan ekspansi GDP potensial atau output nasional negara. Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi terjadi apabila batas kemungkinan produksi bangsa bergeser ke luar.
Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi
menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output
masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan
“teknologi” dalam produksi itu sendiri. Simon Kuznets mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara
sebagai kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, dimana pertumbuhan kemampuan ini
berdasarkan kepada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya.
2.3.2.2.Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi, antara lain :
1. Model Pertumbuhan Neo-Klasik Neo Classic Growth Theory
Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model
Pertumbuhan Neo-klasik Boediono, 1992. Model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital,
kemajuan teknologi dan out-put saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dalam Model neo-klasik Solow-Swan dipergunakan suatu bentuk
fungsi produksi yang lebih umum,yang bisa menampung kemungkinan berbagai substitusi antar kapital K dan tenga kerja.
Dalam Sjafrizal 2008, model neo-klasik dipelopori oleh George H.Bort 1960 dengan mendasarkan analisisnya pada teori ekonomi neo-klasik. Menurut
model ini, pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya.
Sedangkan kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah bersangkutan, tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan
mobilitas modal antar daerah. Asumsi penting dari Solow adalah: a.
Tingkat Teknologi dianggap Konstan tidak ada kemajuan teknologi
b. Tingkat depresiasi dianggap konstan.
c. Tidak perdagangan luar negeri atau aliran masuk barang modal.
d. Tidak ada sektor pemerintah.
e. Tingkat pertambahan penduduk tenaga kerja juga dianggap konstan.
f. Seluruh penduduk bekerja sehingga pendapatan = jumlah tenaga kerja
Dengan asumsi-asumsi tersebut,dapat dipersempit faktor-faktor penentu pertumbuhan menjadi hanya stok barang dan modal dan tenaga kerja. Lebih lanjut
lagi, dapat diasumsikan bahwa PDB perkapita semata-mata ditentukan oleh stok barang dan modal per tenaga kerja.
Jika Q =out-put atau PDB , K= Modal ,dan L= Tenaga Kerja,maka : Y= fk Dimana :
Y = PDB perkapita atau QL
K = Barang Modal perkapita KL
2. Teori Schumpeter
Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahaan enterpreneur. Sebab para pengusahalah yang
mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan baru dalam aktivitas produksi. Dalam langkah-langkah pengaplikasian penemuan-
penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah inovasi. Termasuk dalam langkah-langkah inovasi adalah penyusunan tehnik-tehnik tahap produksi serta
masalah organisasi manajemen, agar produk yang dihasilkan dapat diteriam dipasar.
Menurut pandangan Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan diberinya keleluasaan untuk para entrepreneur wirausaha.
Namun kekuasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli inilah yang memunculkan masalah-masalah non-ekonomi, terutama
Kurva Ketimpangan Regional
Tingkat Pembangunan
Ketimpangan Regional
Gambar 2.3 Hipotesa Neo-Klasik
sosial politik, yang pada akhirnya dapat menghancurkan sistem kapitalis itu sendiri.
3. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar