Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengumpulan Data Pengolahan Data Metode Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, yakni mengamati dan meneliti tentang pengaruh pemekaran wilayah induk terhadap sosial ekonomi masyarakatnya.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ialah data yang diperoleh langsung dari instansi-instansi resmi atau publikasi-publikasi resmi. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Sumatera Utara, website, jurnal, dan hasil-hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini dengan kurun waktu 6 tahun 2004 - 2009.

3.3. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan Library Search, yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku literatur, tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, dan laporan-laporan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian melakukan pencatatan data tersebut dari lembaga atau instansi-instansi publikasi terkait. Adapun karena keterbatasan data, maka data yang diperoleh dari tahun 2004-2009 tersebut diubah dahulu dalam bentuk kuartalan yang dilakukan melalui proses interpolasi data, sehingga jumlah sampel data dalam penelitian ini sebanyak 24. Adapun rumus interpolasi data kuartalan Insukindro, 1993, yaitu : Dimana, Q 1, Q 2, Q 3, Q 4 = Data kuartalan yang dicari Y t – Y t-1 = Data tahunan pada tahun bersangkutan dan tahun sebelumnya.

3.4. Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, terlebih dahulu mengetik seluruh data penelitian melalui komputer ke dalam program Microsoft Excel 2007. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data tersebut menggunakan program SPSS 17.0 Statistical Package for Social Science sebagai software utama untuk mengolah data dalam penyusunan skripsi ini.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Wicoxon Match Pairs Test. Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode uji tanda sign test yang diperkenalkan pada tahun 1945 oleh Frank Wilcoxon. Uji Wilcoxon ini digunakan untuk menganalisis signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang saling berkorelasi jika skala pengukuran datanya berbentuk ordinal berjenjang. Uji Wilcoxon ini merupakan salah satu dari uji non parametrik yang bertujuan untuk melihat hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan berbeda atau tidak, dengan selain melihat perubahan tanda positif + dan negatif - sekaligus selisihnya, juga memperhatikan jenjang atau rangking dari masing-masing data berpasangan yang ingin diuji. Beberapa langkah dalam pengujian wilcoxon ini Sugiyono, 2009 yaitu : 1. Untuk setiap pasangan data cari Di Di = P1i - P2i. Dalam hal ini, P1i adalah perlakuan pertama pada pasangan ke-i dan P2i adalah perlakuan kedua pada pasangan ke-i. 2. Berikan rangking pada Di dari angka 1 sampai n banyaknya pasangan tanpa memandang tanda harga mutlaknya, dengan catatan data yang nilainya sama harus diberikan rangking yang sama rata-rata rangking dan jika Di=0, maka pasangan tersebut dianggap tidak ada, maka n = banyaknya Di ≠ 0 3. Berikan tanda + pada rangking yang berasal dari Di positif Di 0 dan tanda - pada rangking yang berasal dari Di negatif Di 0. 4. Jumlahkan rangking yang bertanda positif T1 dan rangking yang bertanda negatif T2 5. Cari daerah penerimaan dari Ho pada tabel Wilcoxon. 6. Kriteria penerimaan Ho adalah sebagai berikut: a. Jika T1 atau T2 berada di dalam daerah penerimaan Ho dari tabel, maka Ho diterima. b. Jika T1 atau T2 berada di luar daerah penerimaan Ho dari tabel maka, Ho ditolak. Jika sampel berpasangan lebih besar dari 25 n 25, maka distribusinya dianggap akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan Z sebagai uji statistiknya, yakni : Dimana : T = Jumlah jenjang atau ranking bertanda yang terkecil dan 24 1 2 1 + + = n n n Maka, kriteria penerimaannya, yaitu : 1. Ho ditolak jika : Z hitung Z tabel 2. Ho diterima jika : Z hitung ≥ Z tabel

3.6. Defenisi Operasional