Indeks Pembangunan Manusia IPM

kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok dengan kelompok-kelompok lainnya dalam kelompok yang lebih besar. Status sosial ialah sebagai tempat secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta kewajibannya. Soekanto, 1987:216. Untuk melihat tingkatan status sosial ekonomi suatu masyarakat, maka banyak faktor yang harus dilihat, baik dari pandangan sosial maupun pandangan ekonomi. Karena didalam masyarakat pasti ada sesuatu yang dihargai atau berharga berniali bagi masyarakat itu sendiri. Sesuatu yang dihargai itu akan menjadi sebab timbulnya sistem yang berlapis-lapis dalam kehidupan masyarakat. Menurut Soemardjan 1964, ukuran yang dapat digunakan untuk menggolongkan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan yaitu ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, ukuran ilmu pengetahuan pendidikan. Penulis dalam hal ini melihat kedudukan dan keberhasilan sosial ekonomi masyarakat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia IPM, Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB.

2.3.1. Indeks Pembangunan Manusia IPM

2.3.1.1.Definisi dan Pengukuran Ukuran pembangunan yang digunakan selama ini yaitu Pendapatan Domestik Bruto PDB dalam konteks nasional dan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB dalam konteks regional. Ukuran pembangunan itu hanya mampu memotret pembangunan ekonomi saja. Untuk itu dibutuhkan suatu indikator yang lebih komprehensif, yang mampu menangkap tidak saja perkembangan ekonomi akan tetapi juga perkembangan aspek sosial dan kesejahteraan manusia. Pembangunan nasional menurut Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN yang kemudian dijabarkan kedalam Repelita adalah pembangunan yang menganut konsep pembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk secara spiritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sumber daya manusia secar fisik dan mental mengandung makna peningkatan kapasitas dasar penduduk yang kemudian akan memperbesar kesempatan untuk dapat berpartsisipasi dalam pembangunan yang berkelanjutan. UNDP United Nation Development Programme mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir the ultimated end, sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana principal means untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan UNDP, 1995. Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Produktivitas Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia. 2. Pemerataan Penduduk harus memiliki kesempatanpeluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambata yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil menfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup. 3. Kesinambungan Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui. 4. Pemberdayaan Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan bentukarah kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan. Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan ukuran agregat dari dimensi dasar pembangunan. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting, diantaranya: 1. Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih. 2. Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana. 3. Membentuk satu indeks komposit daripada menggunakan sejumlah indeks dasar. 4. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi. Beberapa alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup baik sebagai ukuran pembangunan manusia, adalah: 1. IPM menerjemahkan secara sederhana konsep yang cukup kompleks kedalam tiga dimensi dasar yang terukur. 2. IPM membantu dalam pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang hanya terfokus pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia. 3. IPM berfokus pada kapabilitas yang releven, baik untuk negara maju dan berkembang, sehingga menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal. 4. IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan manusia. 5. IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk berkompetisi secara sehat dengan negarawilayah lain melalui keterbandingan angka IPM. Konsep Indeks Pembangunan Manusia adalah mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara. Dengan demikian, IPM mengukur pencapaian kemajuan pembangunan sosial ekonomi. IPM yang dipresentasikan oleh tiga 3 dimensi merupakan indeks dasar yang tersusun dari dimensi berikut ini: 1. Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indikator angka harapan hidup. 2. Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf, rata-rata lam sekolah dan kombinasi dari angka partisipasi sekolah untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi. 3. Standar hidup yang layak, dengan indikator PDRB per kapita dalam bentuk Purchasing Power Parity PPP. Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih baik dari pada teori-teori pembangunan ekonomi yang konvensional termasuk model pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya manusia SDM, pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Model pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan produksi nasional GDP. Untuk dapat membuat Indeks Pembangunan Manusia IPM maka UNDP mensponsori sebuah proyek tahun 1989 yang dilaksanakan oleh tim ekonomi dan pembangunan. Tim tersebut menciptakan kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu adalah umur panjang, pengetahuan dan daya beli. Umur panjang yang dikuantifikasikan dalam umur harapan hidup saat lahir atau sering disebut Angka Harapan Hidup AHH e o 2.3.1.1.Metode Penghitungan . Pengetahuan dikuantifikasikan dalam kemampuan baca tulis angka melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Daya beli dikuantifikasikan terhadap kemampuan mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak. Adapun komponen-komponen IPM antara lain : 1. Lamanya hidup, yaitu kehidupan untuk bertahan lebih lama dan diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir atau life expectancy at birth e . 2. Tingkat pendidikan, diukur dari dua indikator, yaitu angka melek huruf Lit dan rata-rata lama sekolah MYS. Angka melek huruf adalah persentase dari pendidik usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin atau huruf lainnya. Rata-rata lama sekolah, yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani atau sedang menjalani 3. Tingkat kehidupan yang layak, diukur dari pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan. Dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia digunakan tahap- tahap berikut ini : 1. Tahapan pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks masing- masing komponen IPM usia hidup, pengetahuan, standar hidup layak dengan hubungan matematis sebagai berikut : Indeks X i = X i – X min X max – X min X i = Indikator komponen ke-i, i = 1, 2, 3,…n X min = Nilai minimum X i X max = Nilai Maksimum Xi Persamaan diatas akan menghasilkan nilai 0 ≤ X i ≤ 1, untuk mempermudah membaca skala dinyatakan dalam 100 sehingga interval nilai menjadi ≤ X i ≤ 100. 2. Tahapan kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks X i dengan hubungan matematis : IPM = 13 X i = 13 X 1 + X 2 + X 3 Dimana, X 1 = Indeks Angka Harapan Hidup X 2 = 23 Indeks Melek Huruf + 13 Indeks Rata-rata Lama Sekolah X 3 = Indeks Konsumsi Perkapita yang disesuaikan Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM di kabupatenkota, dibedakan 4 kriteria dimana status menengah dipecah menjadi dua, seperti dibawah ini : 1. Tinggi, dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80. 2. Rendah, dengan nilai IPM kurang dari 50. 3. Menengah bawah, dengan nilai IPM berada diantara 50 sampai kurang dari 66. 4. Menengah atas, dengan nilai IPM berada diantara 66 sampai kurang dari 80.

2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi