a. Memberikan rekomendasi dan persetujuan tentang pemekaran wilayah, serta
menindaklanjutinya dengan mengajukan permohonan persetujuan dari Pemerintah Pusat.
b. Memfasilitasi serah terima asset antara daerah induk dengan daerah baru.
2.2. Pembangunan Ekonomi
2.2.1. Defenisi Pembangunan Ekonomi
Pengalaman pada dekade 1950-an dan dekade 1960-an, ketika banyak diantara negara-negara Dunia Ketiga berhasil mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi sesuai target mereka, tetapi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian penduduknya sehingga hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang salah
dalam mendefinisikan pembangunan yang dianut pada waktu itu. Gross National Product GNP dianggap sebagai indikator tunggal atas terciptanya kemakmuran
dan kriteria kinerja pembangunan. Sehingga para ekonom dan perumus kebijakan pada akhirnya mulai mempertimbangkan untuk mengubah strategi guna mengatasi
berbagai masalah mendesak, seperti tingkat kemiskinan absolut yang semakin parah, ketimpangan distribusi yang mencolok dan tingkat penggangguran yang
terus naik. Pada dekade 1970-an, pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Mulai muncul pandangan bahwa tujuan utama dari pembangunan ekonomi
bukan lagi meningkatkan pertumbuhan GNP setinggi-tingginya, melainkan penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan
pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan dalam konteks perekonomian yang terus berkembang.
Defenisi pembangunan ekonomi menurut Kuznets, Chenery Ahmad Mahyudi, 2004 adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan
perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik peranannya
terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja. Sukirno 2006 mengemukakan bahwa “pembangunan
ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan”. Atinya, ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada satu tahun tertentu
tidak saja diukur dari kenaikan harga produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan yang berlaku dalam
berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan dalam
infrastruktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran rakyat.
Disisi lain, menurut Todaro Smith 2003 dalam bukunya “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Edisi Kedelapan, bahwa
pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan. Jadi, pada hakekatnya bahwa pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada didalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara
material maupun spiritual.
2.2.2. Pembangunan Ekonomi Daerah