Hubungan Konsentarasi Timbal pada Air Sumur Bor dengan Kejadian Hipertensi Hubungan Konsumsi Air dari Sumur Bor dengan Kejadian Penyakit Hipertensi

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Konsentarasi Timbal pada Air Sumur Bor dengan Kejadian Hipertensi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa konsentrasi timbal maksimal yang di perbolehkan terdapat pada air minum adalah 0,01 mgL. Sedangkan konsentarasi timbal yang ada pada air sumur bor yang dibangun pemerintah di Desa Kapais Batu VIII sudah melebihi nilai ambang batas dimana rerata kadar timbal pada air sumur bor mencapai 0,035mgl. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan proporsi besar risiko untuk mengalami kejadian hipertensi antara responden yang mengkonsumsi air dari sumur bor yang mengandung konsentrasi timbal 0,035 mgl dengan responden yang mengkonsumsi air sumur dengan konsentrasi timbal 0.035 mgl. Hal tersebut disebabkan karena semakin besarnya konsentrasi timbal yang dikonsumsi menyebabkan akumulasi dari konsentrasi timbal yang tersimpan dalam tubuh dan mempengaruhi metabolisme tubuh juga akan semakin meningkat, sehingga risiko untuk mengalami efek dari kandungan timbal tersebut berupa kejadian penyakit hipertensi akan lebih besar pula dengan nilai OR 6,355, maka dapat disimpulkan responden yang mengkonsumsi air sumur bor 0.035 mgl berpeluang terjadinya penyakit hipertensi 6,355 kali dibanding dengan responden yang mengkonsumsi air dengan kadar timbal 0.035 mgl. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini sejalan dengan penelitian Brautbar 2005 dari beberapa sumber pajanan timbal termasuk konsumsi air dari pipa utama yang mengandung timbal sangat berkontribusi dengan peningkatan kadar timbal dalam darah dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Penelitian ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa kadar timbal sangat berkontribusi secara independen terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.

5.2 Hubungan Konsumsi Air dari Sumur Bor dengan Kejadian Penyakit Hipertensi

Penelitian memberikan hasil rata-rata median laju asupan konsumsi air sumur bor di Desa Kapias Batu VIII sebesar 2,8 liter per hari. Tingginya jumlah asupan ini bila dibandingkan dengan anjuran kesehatan sebanyak 2 liter per hari dikarenakan jumlah 2,8 liter per hari sudah termasuk untuk kebutuhan air minum dan makanan. dengan nilai OR 5,349 dimana mengkonsumsi air 2,8 literhari berpeluang terjadinya penyakit hipertensi 5,349 kali dibangding dengan responden yang mengkonsumsi air 2,8 literhari. Hal ini disebabkan karena laju asupan yang tinggi akan menyebabkan konsentrasi timbal yang terserap oleh tubuh juga akan semakin tinggi, sehingga efek yang ditimbulkan dari kandungan timbal tersebut berupa kejadian penyakit hipertensi akan lebih cepat terjadi. Mooney 2010 Food developmen asosiation FDA kadar timbal yang dapat ditolerir oleh tubuh sebesar 0.075 mghari, dengan demikian pernyataan ini mendukung dari hasil penelitian ini, dimana kalau dihitung secara matematik dengan Universitas Sumatera Utara kandungan timbal rata-rata median kandungan timbal dalam air sumur bor 0,035 mgl. bagi masyarakat yang mengkonsumsi air dari sumur bor lebih dari 2,8 literhari berarti kadar timbal yang masuk kedalam tubuh sudah mencapai 0.09 mgL Hari. Dengan berlebihnya kadar timbal yang masuk kedalam tubuh hingga menyebabkan berbagai damfak masalah kesehatan yang termasuk kejadian penyakit hipertensi.

5.3 Faktor Risiko Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi

Dokumen yang terkait

Studi Keanekaragaman Ikan di Hilir Sungai Asahan Tanjung Balai Sumatera Utara

4 95 70

Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

5 47 151

Pelabuhan Tanjung Balai Asahan 1865-1942.

10 89 154

Analisis Kebutuhan Air Bersih (PDAM) Untuk Kabupaten Mandailing Natal 20 Tahun Kedepan

6 102 109

Aplikasi Analisis Faktor Dengan Metode Principal Component Analysis Dan Maximum Likelihood Dalam Faktor-faktor Yang Memengaruhi Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Tahu

3 57 125

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

20 87 150

Analisis Kandungan Nitrat Pada Air Sumur Gali Penduduk Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2012

0 40 80

Pengaruh Faktor Fisika, Kimia, Biologi Air dengan Keberadaan Tumbuhan Enceng Gondok (Eichornia crassipes) terhadap Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles spp. di Perairan Danau Toba Tahun 2010

1 36 137

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Pengembangan Potensi Air Terjun Ponot Di Kabupaten Asahan (Studi deskriptif daya tarik wisata air terjun Ponot di Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan)

21 119 124