e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang dan pusing.
2.5 Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko hipertensi adalah keadaan seseorang yang lebih rentan terserang hipertensi dibandingkan dengan orang lain, faktor risiko bukanlah penyebab
timbulnya penyakit melainkan pemicu terjadinya penyakit. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor risiko. Faktor risiko ini dapat
dibedakan kepada dua jenis. Pertama faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat penyakit dalam keluarga, usia dan jenis kelamin sedangkan yang kedua
adalah faktor risiko yang dapat dikontrol seperti obesitas dan konsumsi rokok WHO, 1996.
Beberapa faktor risiko hipertensi dijelaskan sebagai berikut:
2.5.1 Usia
Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang
berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,
pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain
Universitas Sumatera Utara
maka bisa memicu terjadinya hipertensi Gunawan, 2001.
Menurut Rehajeng et. al, 2009 umur mempunyai faktor risiko terhadap hipertensi, semakin meningkat umur responden semakin tinggi risiko hipertensi. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Zamhir, 2006 Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29, pada umur 45-64 tahun sebesar 51 dan pada umur 65
Tahun sebesar 65. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen
menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah meningkatnya tekanan darah sistolik. Arteri kehilangan elastisitasnya atau
kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan Price,
et.al, 1995.
2.5.2 Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0
untuk pria dan 11,6 untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6 pria dan 17,4 perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta Petukangan didapatkan
14,6 pria dan 13,7 wanita Susalit, 2003. Sedangkan menurut Mansjoer et.al 2001 pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya
hipertensi. Junaidi 2010 dewasa muda dan paruh baya, hipertensi banyak terjadi pada kaum pria, namun pada usia diatas 55 tahun hipertensi banyak menyerang
wanita.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Riwayat Penyakit Hipertensi dalam Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga merupakan faktor risiko bawaan yang kuat untuk menjadi pemicu timbulnya hipertensi terutama hipertensi primer
WHO, 1996. Jika dalam keluarga seseorang menderita hipertensi, ada 25 kemungkinan orang tersebut terserang hipertensi. Apabila kedua orang tua mengidap
hipertensi, kemungkinan untuk menderita hipertensi naik menjadi 60 Junaidi, 2010. Menurut Sheps 2005 hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.
Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25 kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita
mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60.
2.5.4 Status Gizi
Berat badan dan Indeks Massa Tubuh IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang obesitas 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30
memiliki berat badan lebih Humayun et.al, 2009. Akibat kelebihan berat badan para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes
melitus, Individu dengan berat badan normal-normal tinggi menurut Relative Body Weight mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi secara bermakna p0,05
dibanding individu yang kurus Pinzon, 1999. Menurut Hull 1996 menunjukkan
adanya hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi
Universitas Sumatera Utara
juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
timbulnya hipertensi dikemudian hari.
2.5.5 Kebiasaan Merokok
Rokok mengandung berbagai komposisi yang dapat merusak lapisan dinding arteri, yang pada akhirnya akan menimbulkan plak atau kerak di arteri. Krak atau plak
ini akan menyebabkan penyempitan lumen atau diameter arteri sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar untuk memompa darah hingga tiba ke organ-organ tubuh
yang membutuhkan. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan epinefrin yang dapat mengakibatkan penyempitan dinding arteri karena
kontraksi yang kuat, zat lain seperti karbonmonoksida CO yang dapat menyebabkan kurangnya kadar oksigen dalam darah sehingga jantung akan bekerja lebih berat
untuk memberikan cakupan oksigen ke sel-sel tubuh Junaidi, 2010.
2.6 Landasan Teori