Faktor Risiko Hipertensi Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil 3. Dr. dr. Wirsal Hasan, M.P.H

e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.

2.5 Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko hipertensi adalah keadaan seseorang yang lebih rentan terserang hipertensi dibandingkan dengan orang lain, faktor risiko bukanlah penyebab timbulnya penyakit melainkan pemicu terjadinya penyakit. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor risiko. Faktor risiko ini dapat dibedakan kepada dua jenis. Pertama faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat penyakit dalam keluarga, usia dan jenis kelamin sedangkan yang kedua adalah faktor risiko yang dapat dikontrol seperti obesitas dan konsumsi rokok WHO, 1996. Beberapa faktor risiko hipertensi dijelaskan sebagai berikut:

2.5.1 Usia

Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain Universitas Sumatera Utara maka bisa memicu terjadinya hipertensi Gunawan, 2001. Menurut Rehajeng et. al, 2009 umur mempunyai faktor risiko terhadap hipertensi, semakin meningkat umur responden semakin tinggi risiko hipertensi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Zamhir, 2006 Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29, pada umur 45-64 tahun sebesar 51 dan pada umur 65 Tahun sebesar 65. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah meningkatnya tekanan darah sistolik. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan Price, et.al, 1995.

2.5.2 Jenis Kelamin

Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0 untuk pria dan 11,6 untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6 pria dan 17,4 perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta Petukangan didapatkan 14,6 pria dan 13,7 wanita Susalit, 2003. Sedangkan menurut Mansjoer et.al 2001 pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya hipertensi. Junaidi 2010 dewasa muda dan paruh baya, hipertensi banyak terjadi pada kaum pria, namun pada usia diatas 55 tahun hipertensi banyak menyerang wanita. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Riwayat Penyakit Hipertensi dalam Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga merupakan faktor risiko bawaan yang kuat untuk menjadi pemicu timbulnya hipertensi terutama hipertensi primer WHO, 1996. Jika dalam keluarga seseorang menderita hipertensi, ada 25 kemungkinan orang tersebut terserang hipertensi. Apabila kedua orang tua mengidap hipertensi, kemungkinan untuk menderita hipertensi naik menjadi 60 Junaidi, 2010. Menurut Sheps 2005 hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25 kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60.

2.5.4 Status Gizi

Berat badan dan Indeks Massa Tubuh IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obesitas 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 memiliki berat badan lebih Humayun et.al, 2009. Akibat kelebihan berat badan para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes melitus, Individu dengan berat badan normal-normal tinggi menurut Relative Body Weight mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi secara bermakna p0,05 dibanding individu yang kurus Pinzon, 1999. Menurut Hull 1996 menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi Universitas Sumatera Utara juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya hipertensi dikemudian hari.

2.5.5 Kebiasaan Merokok

Rokok mengandung berbagai komposisi yang dapat merusak lapisan dinding arteri, yang pada akhirnya akan menimbulkan plak atau kerak di arteri. Krak atau plak ini akan menyebabkan penyempitan lumen atau diameter arteri sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar untuk memompa darah hingga tiba ke organ-organ tubuh yang membutuhkan. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan epinefrin yang dapat mengakibatkan penyempitan dinding arteri karena kontraksi yang kuat, zat lain seperti karbonmonoksida CO yang dapat menyebabkan kurangnya kadar oksigen dalam darah sehingga jantung akan bekerja lebih berat untuk memberikan cakupan oksigen ke sel-sel tubuh Junaidi, 2010.

2.6 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Studi Keanekaragaman Ikan di Hilir Sungai Asahan Tanjung Balai Sumatera Utara

4 95 70

Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

5 47 151

Pelabuhan Tanjung Balai Asahan 1865-1942.

10 89 154

Analisis Kebutuhan Air Bersih (PDAM) Untuk Kabupaten Mandailing Natal 20 Tahun Kedepan

6 102 109

Aplikasi Analisis Faktor Dengan Metode Principal Component Analysis Dan Maximum Likelihood Dalam Faktor-faktor Yang Memengaruhi Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Tahu

3 57 125

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

20 87 150

Analisis Kandungan Nitrat Pada Air Sumur Gali Penduduk Desa Sari Makmur Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2012

0 40 80

Pengaruh Faktor Fisika, Kimia, Biologi Air dengan Keberadaan Tumbuhan Enceng Gondok (Eichornia crassipes) terhadap Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles spp. di Perairan Danau Toba Tahun 2010

1 36 137

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Pengembangan Potensi Air Terjun Ponot Di Kabupaten Asahan (Studi deskriptif daya tarik wisata air terjun Ponot di Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan)

21 119 124