dapat berperan untuk menangani hal ini karena salah satu kegiatan LMDH adalah turut membantu terlaksananya kegiatan pemanenan kayu, biasanya berupa
pembuatan jalan di petak tebang agar kendaraan angkutan truk mudah untuk masuk ke areal lokasi penebangan. Selain itu, ketua LMDH termasuk turut aktif
dalam pengawasan kegiatan pemanenan bersama mandor lapangan. Untuk aspek attitude mandor lapangan berdasarkan analisis uji korelasi
peringkat Spearman, aspek attitude tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap aspek skill dan knowledge sehingga untuk meningkatkan aspek attitude
dapat melalui pendekatan disiplin kerja dalam hal penggunaan APD pada kegiatan pengawasan pemanenan kayu penebangan, penyaradan, dan pengangkutan dan
mengawasi kegiatan penebangan agar tidak menimbulkan kondisi yang berbahaya akibat terdapat pohon yang tidak berhasil direbahkan menimpa pohon lainnya.
Untuk tingkatan mandor lapangan, perspektif displin yang sesuai adalah berupa disiplin retributif yang bertujuan memberikan hukuman bagi yang melanggar.
Rivai dan Sagala 2009 menyatakan bahwa pendekatan untuk mengatasi tindakan disipliner berupa memberi peringatan dan memberikan sanksi terhadap
pelanggaran kerja berupa teguran lisan maupun teguran tertulis. Sikap mandor lapangan dalam menggunakan APD sebagai bagian dari kerja dan menyusun suatu
laporan kecelakaan kerja perlu untuk ditingkatkan. Berjalannya aturan untuk meningkatan aspek attitude mandor lapangan tidak terlepas dari peran manajemen
puncak dalam memberikan komitmen dan dukungan penuh terhadap pembuatan dan penerapan kebijakan K3.
5.3.2 Analisis Kompetensi Penerapan K3 Pekerja Penebangan a. Uji statistik
Wilcoxon antara persepsi penebang dengan penilaian
berdasarkan standar
Untuk menentukan besar dan arah hubungan antara penilaian berdasarkan standar dengan penilaian menurut responden dilakukan analisis deskriptif
terhadap nilai rata-rata dari jawaban responden berdasarkan pertanyaan yang valid dan reliabel. Besarnya selisih nilai antar aspek kompetensi dapat dilihat pada
Tabel 14 berdasarkan selisih nilai rata-rata. Pada Tabel 14 terlihat bahwa aspek knowledge penebang operator chainsaw memiliki selisih sebesar -0,28.
Berdasarkan uji Wilcoxon menggunakan SPSS versi 19 selisih tersebut merupakan
perbedaan yang signifikan, demikian halnya untuk aspek skill dan attitude terdapat perbedaan selisih sebesar -0,16 dan -0,21. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi yang dimiliki penebang berbeda dengan penilian yang dilakukan berdasarkan standar.
Tabel 14 Perbedaan nilai aspek kompetensi penerapan K3 antara penilaian pekerja penebangan dengan penilaian berdasarkan standar
Knowledge Skill
Attitude SA
CBA Selisih
SA CBA
Selisih SA
CBA Selisih
Nilai Total
38,20 35,10
-3,10 37,56
35,78 -1,78
34,60 32,30
-2,30 Rata-
rata 3,47
3,19 -0,28
3,41 3,25
-0,16 3,15
2,94 -0,21
Keterangan: SA = self assessment penilaian subjektif persepsi responden operator chainsaw iiiiiii
CBA = control based assessment penilaian objektif berdasarkan standar
Tanda negatif - menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan responden bersifat overestimate terhadap penilaian objektif yang dilakukan sesuai standar.
Untuk mengetahui terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi responden dengan penilaian berdasarkan standar, dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Hasil uji Wilcoxon antara persepsi pekerja penebangan dengan penilaian a
berdasarkan standar
Nilai Knowledge
Skill Attitude
Z -2,316
-2,565 -2,534
Asymp. Sig. 2-tailed 0,021
0,010 0,011
α 0,05
0,05 0,05
Keterangan: H diterima jika angka probabilitas asymp.sig nilai
α Keterangan:
H ditolak jika angka probabilitas asymp.sig nilai
α
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa aspek kompetensi knowledge, skill, attitude memiliki nilai probabilitas sebesar 0,021; 0,010; 0,011 yang
kurang dari nilai α sebesar 0,05 sehingga hipotesis H
1
diterima atau tolak H H
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi responden dengan
penilaian berdasarkan standar.
b. Hubungan antar aspek kompetensi pada pekerja penebangan