Tabel 5 Pembagian wilayah KP Acacia mangium berdasarkan aliran DAS DAS
RPH Luas ha
Cidurian Tenjo
1.536,15 Cidurian
Maribaya 1.212,40
Cimanceuri  Maribaya 914,99
Cimanceuri  Jagabaya 1.733,70
Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011 2015
4.3 Kondisi Sumberdaya Hutan
Dalam  pembagian  wilayah  kerja,  luas  kawasan  hutan  KPH  Bogor  yang termasuk  dalam  wilayah  administratif  pemerintahan  Kabupaten  Bogor,  Bekasi,
dan Tangerang sebesar 49.342,59 ha Tabel 6. Tabel  6  Rekapitulasi  luas  kawasan  hutan  Perum  Perhutani  KPH  Bogor
aaaaaaaaas berdasarkan wilayah administratif pemerintahan Tahun 2010
No. Kabupaten
BKPH RPH
Luas ha 1
Bogor Bogor
Babakan Madang 3.022,80
Cipayung 2.568,60
Cipamingkis 3.665,82
Jumlah 9257,22
2 Bogor
Leuwiliang Leuwiliang
973,00 Gobang
2.164,22 Nanggung
83,65 Jumlah
3.220,87 3
Bogor Jonggol
Cariu 3.504,60
Tinggarjaya 6.224,92
Gunung Karang 4.603,84
Jumlah 14.333,36
4 Bogor
Parung Panjang Tenjo
1.536,15 Jagabaya
1.733,70 Maribaya
2.095,39 Jumlah
5.365,24 5
Bogor Jasinga
Cirangsad 3.338,31
Cigudeg 1.994,89
Jumlah 5.333,20
6 Bekasi
Ujung Karawang Muara Gembong
2.443,75 Singkil
3.318,50 Pondok Tengah
4.718,90 Jumlah
10.481,15 7
Tangerang Parung Panjang
Tangerang 1.351,55
Total ha 49.342,59
Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011 2015
Pembagian  wilayah  berdasarkan  tujuan  pengelolaan  hutan,  berdasarkan SK  Menteri  Kehutanan  No.195Kpts-II2003  tanggal  4  Juli  2003  tentang
penunjukkan  kawasan  hutan  hutan  lindung,  hutan  produksi  tetap,  dan  hutan produksi terbatas, wilayah KPH Bogor terbagi menjadi seperti dalam Tabel 7.
Tabel 7 Luas fungsi kawasan hutan KPH Bogor berdasarkan wilayah administratif aaaaaaai
pemerintahan Tahun 2010 No
Fungsi Hutan Kabupaten
Total ha Bogor
Bekasi Tangerang
1 Hutan Lindung ha
- 5.311,15
1.351,55 6.662,70
2 Hutan Produksi
Tetap ha 20.057,38
5.170,00 -
25.227,38 3
Hutan Produksi Terbatas ha
17.452,51 -
- 17.452,51
Jumlah 37.509,89
10.481,15 1.351,55
49.342,59
Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011 2015
4.4 Kondisi Sosial 4.4.1 Pengembangan Wilayah Kabupaten Bogor
Kabupaten  Bogor  dengan  luas  230.195  ha  2.301,95  Km
2
terdiri  dari  40 kecamatan dan 428 desakelurahan. KPH Bogor dengan luas wilayah 49.342,59 ha
dikelilingi oleh 25 kecamatan dengan 89 desa yang terdiri dari: 68 desa di wilayah kabupaten  Bogor,  14  desa  di  wilayah  kabupaten  Tangerang,  dan  7  desa  di
kabupaten Bekasi. Secara administrasi pemerintahan, KP Acacia mangium berada di wilayah kabupaten Bogor dengan 2 kecamatan dan 14 desa Tabel 8.
4.4.2 Pembinaan Masyarakat Desa Hutan
Bagian  Hutan  Parung  Panjang  yang  sebagian  besar  wilayahnya  berupa dataran  dengan  sebaran  kawasan  hutan  yang  dikelilingi  enclave  mengakibatkan
terciptanya  interaksi  sosial  yang  sangat  kompleks,  terutama  dalam  hal penggarapan  lahan  di  kawasan  hutan.  Hampir  seluruh  lokasi  enclave  berupa
sawah  yang  berbentuk  menjari  mengelilingi  hutan  sehingga  tuntutan  masyarakat untuk ikut menggarap kawasan hutan sulit untuk dikendalikan.
Kegiatan  PHBM  yang  sifatnya  berada  dalam  kawasan  di  wilayah  KP Acacia  mangium  meliputi  kegiatan  penanaman,  penjarangan,  dan  pemanfaatan
hasil  hutan  bukan  kayu  komoditi  padi.  Berdasarkan  laporan  statistik pemanfaatan HHBK di KP Acacia mangium pada tahun 2008 dan 2009, realisasi
pemanfaatan HHBK dengan jenis padi menghasilkan 3.913 ton dengan luas areal
2.115  ha  pada  tahun  2008  dan  3.815  ton  dengan  luas  areal  2.062  ha  pada  tahun 2009.
Tabel 8 Wilayah administratif kelas perusahaan Acacia mangium No.
RPH Wilayah Administratif
Luas ha Kabupaten
Kecamatan Desa
1 Jagabaya
Bogor Parungpanjang
Tenjo Cikuda
Dago Gorowong
Jagabaya Pingku
Gintung Cilejit Ciomas
100,44 144,72
424,75 160,76
67,72 261,25
574,06
Jumlah 1.733,70
2 Maribaya
Bogor Tenjo
Jasinga Batok
Jagabaya Ciomas
Tapos Barengkok
Pangeur 381,23
1,76 97,72
402,28 836,42
375,98
Jumlah 2.095,39
3 Tenjo
Bogor Tenjo
Babakan Bojong
Singabraja Batok
Pangaur 580,55
202,76 232,30
71,65 448,89
Jumlah 1536,15
KP Acacia mangium 5.365,24
Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011 2015
4.5 Kegiatan Pemanenan Kayu
Kegiatan pemanenan kayu di KPH Bogor menggunakan sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan THPB dengan menanam kembali lokasi-lokasi
tebangan setelah dilakukan tebang habis. Kegiatan tebang habis khusus dilakukan hanya pada areal hutan produksi.
Berdasarkan SK Direktur Jendral Kehutanan No.143KPTSDJI74 Tahun 1974,  Surat  Kepala  Biro  Perencanaan  dan  Pengembangan  Perusahaan
No.534052.4RenbangIII  tahun  2003,  serta  Surat  Kepala  Biro  Perencanaan  dan Pengembangan  Perusahaan  Unit  III  Jawa  Barat  dan  Banten  No.364053.4
RenbangIII  Tahun  2003  perihal  istilah  tebangan,  tebangan  Acacia  mangium dibedakan menjadi:
1 Tebangan ATebangan Hutan Produktif Sesuai Etat
Tebangan  A  atau  Tebangan  Hutan  Produktif  Sesuai  Etat  adalah penebangan  hutan  produksi  dari  kelas  perusahaan  tebang  habis  yang  pada
umumnya  digunakan  sebagai  dasar  untuk  perhitungan  etat  tebangan.  Tebangan habis biasa pada kawasan hutan tetap dibagi menjadi:
a A.1  =  Lelesan  bidang  tebang  habis  jangka  lampau  yaitu  lapangan  yang  telah
ditebang habis dalam jangka perusahaan yang lalu. b
A.2 = Tebang habis biasa pada jangka  yang berjalan yaitu penebangan habis biasa yang dilaksanakan dalam jangka berjalan.
c A.3  =  Tebang  habis  biasa  pada jangka  berikut  yaitu  lapangan-lapangan  yang
akan ditebang dalam jangka perusahaan yang akan datang. 2
Tebangan BPersiapan Rehabilitasi Tebangan B atau Persiapan Rehabilitasi pada kawasan hutan tetap adalah
tebangan habis untuk hutan yang produktif dari lapangan yang baik untuk tebang habis  dan  dari  lapangan  yang  tidak  baik  untuk  tebang  habis.  Tebangan  B  dibagi
menjadi: a
B.1  =  tebang  habis  bidang-bidang  yang  tidak  produktif  tetapi  baik  untuk perusahaan  tebang  habis  yaitu  penebangan  habis  pada  lapangan  tak  produktif
tetapi  disediakan  untuk  penghasilan  kayu  Acacia  mangium,  meliputi  tanah kosong  TK  dan  tanaman  Acacia  mangium  bertumbuhan  kurang  TABK.
Istilah yang sama untuk tebangan B.1 dari kelas hutan tidak produktif TK dan tanaman  Acacia  mangium  bertumbuhan  kurang  TABK  adalah  persiapan
rehabilitasi, sedangkan istilah  yang sama untuk tebangan  B.1 dari kelas hutan tanaman  kayu  lain  TKL  adalah  persiapan  rehabilitasi  ke  jenis  kelas
perusahaan. b
B.2  =  tebang  habis  hutan-hutan  yang  buruk  untuk  perusahaan  tebang  habis, yaitu penebangan habis pada lapangan yang tidak baik untuk tebang habis.
3 Tebangan CKonversi untuk Pembangunan Non Kehutanan
Tebangan  C  tebangan  habis  hutan  yang  dihapuskan,  yaitu  penebangan habis  pada  lapangan-lapangan  yang  pada  permulaan  jangka  perusahaan  telah
dihapuskan.  Bentuk  tebangan  ini  meliputi  bidang-bidang  yang  setelah  ditebang
ditanam kembali. Istilah yang sama untuk jenis tebangan C adalah Konversi untuk Pembangunan Non Kehutanan.
4 Tebangan DPersiapan Rehabilitasi yang Tidak Direncanakan
a D.1 = Tebangan pembersihan atau tebangan limbah adalah penebangan pohon-
pohon yang tertekan. b
D.2 = Tebangan tak tersangka adalah penebangan yang berasal dari lapangan- lapangan  yang  mengalami  kerusakan  akibat  angin  atau  akan  dibuat  jalan  dan
sebagainya. 5
Tebangan EPenjarangan atau Pemeliharaan Hutan Tebangan E merupakan tindakan silvilkultur, dilaksanakan secara periodik
untuk  memberikan  tempat  dan  ruang  tumbuh  yang  optimal  sehingga  diperoleh kayu  konstruksi  dan  kayu  industri  yang  berukuran  besar  dengan  kualitas  tinggi
sesuai  dengan  kemampuan  tempat  tumbuh  dengan  penekanan  pada  tegakan tinggal di akhir daur. Selain itu penjarangan dapat meningkatkan fungsi hidrologis
dari kawasan hutan tersebut. Berdasarkan laporan rencana dan realisasi tebangan tahun 2006-2010, jenis tebangan yang dilakukan di BKPH Parung Panjang adalah
tebangan A, B, dan E.
Sumber: koleksi pribadi
Gambar 5 Kegiatan penebangan pohon kiri dan pembagian batang kanan Kegiatan  penebangan  di  KPH  Bogor  kelas  perusahaan  KP  Acacia
mangium  dilakukan  dengan  menggunakan  chainsaw.  Pekerja  untuk  kegiatan penebangan umumnya berasal dari masyarakat di sekitar hutan. Sebelum memulai
pekerjaan sebagai penebang, operator  chainsaw diberikan pelatihan jobtraining terlebih  dahulu  mengenai  cara-cara  menebang  yang  baik  dan  benar  mulai  dari
penentuan  arah  rebah,  pembuatan  takik  rebah  dan  takik  balas  hingga  pembagian batang.  Kegiatan  pembagian  batang  dilakukan  dengan  memperhatikan  kualitas
kayu  termasuk  menghindarkan  cacat  fisik  yang  ada  dari  pangkal  hingga  ujung
kayu dan dilakukan seefisien mungkin agar tidak menghasilkan limbah kayu yang dapat  merugikan  perusahaan  dikarenakan  sortimen  log  yang  dihasilkan  akan
digunakan untuk keperluan kayu perkakas. Pembagian  batang  pada  KP  Acacia  mangium  terdiri  dari  tiga  jenis
sortimen yaitu: 1.
Sortimen  kayu  bundar  kecil  Acacia  mangium  AI  dengan  panjang  120  cm, 160 cm, 200 cm dan diameter 10 cm
–19 cm. 2.
Sortimen kayu bundar sedang Acacia mangium AII dengan panjang 120 cm, 160 cm, 200 cm dan diameter 20 cm
–29 cm. 3.
Sortimen kayu bundar besar Acacia mangium AIII dengan panjang 120 cm, 160 cm, 200 cm dan diameter 30 cm up.
Penyaradan  dilakukan  setelah  kegiatan  pembagian  batang  selesai dilakukan, sesuai dengan jalan sarad yang telah dibuat terlebih dahulu mengikuti
polaalur  jalan  sarad  untuk  meminimalkan  dampak  kerusakan  pada  tanah  dan tumbuhan bawah.
Sumber: koleksi pribadi
Gambar 6 Kegiatan penyaradan kayu Sistem  penyaradan  yang  diterapkan  di  KP  Acacia  mangium  KPH  Bogor
merupakan  sistem  penyaradan  secara  manual  dengan  menggunakan  tenaga manusia.  Dalam  pelaksanaannya,  penyarad  yang  merupakan  mitra  kerja  perum
perhutani menyarad sortimen  log dari lokasi tebangan langsung ke alat angkutan truk  dengan  cara  dipikul  diletakkan  di  atas  bahu  secara  perorangan  untuk
sortimen  AI  dan  sebagian  AII  dengan  panjang  dan  diameter  yang  masih  dapat dijangkau  untuk  dipikul  perorangan.  Untuk  jenis  sortimen  log  ukuran  besar
AIII  dan  AII  dengan  panjang  dan  diameter  yang  sulit  dijangkau  untuk  dipikul perorangan,  penyaradan  dilakukan  secara  beregu  4  orang  dengan  cara  mengikat
sortimen  dengan  tali  dan  dipikul  dengan  dengan  menggunakan  bantuan tongkatkayu pemikul.
Kegiatan  pemuatan  dilakukan  secara  manual  oleh  penyarad  yang  sama bersamaan  dengan  dilakukannya  penyaradan.  Hal  ini  disebabkan  kayu  yang
disarad dengan cara dipikul langsung dimasukkan ke dalam alat angkut truk.
Sumber: koleksi pribadi
Gambar 7 Kegiatan pemuatan kayu kiri dan pengangkutan kayu kanan Pengangkutan  merupakan  kegiatan  pemindahan  kayu  log  dari  tempat
pengumpulan ke tujuan akhir. Terdapat 8 tempat tujuan akhir pengangkutan kayu untuk diolah menjadi kayu perkakas  yang terdiri dari: 3 pabrik pengolahan kayu
mitra  kerja  perhutani,  4  tempat  pengumpulan  khusus  TPKh,  dan  1  TPn.  Supir truk yang digunakan sebagai pengangkut sortimen log di Kelas Perusahaan Acacia
mangium  KPH  Bogor  merupakan  mitra  kerja  perhutani  yang  disewa  dengan sistem  pembayaran  upahnya  adalah  per  1  rit  1  kali  angkutan.  Dalam  1  rit
kapasitas kayu volume yang diangkut berkisar antara 4 m
3
5m
3
.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Responden  merupakan  pekerja  karyawan  maupun  mitra  kerja  perhutani di  bidang  pemanenan  kayu,  yang  terdiri  dari  6  mandor  lapangan,  11  pekerja
penebangan  operator  chainsaw,  23  pekerja  penyaradan,  dan  11  pekerja
pengangkutan supir truk.
Tabel  9 Karakteristik responden berdasarkan umur, pengalaman kerja, dan I
pendidikan
No. Karakteristik
Responden Kategori
Mandor lapangan
Penebang Penyarad
Pengangkut ∑
∑ ∑
∑ 1
Umur tahun 17-26
- 5
45,45 2
8,7 1
9,09 27-36
5 83,33
3 27,27
13 56,52
4 36,36
37-46 1
16,66 2
18,18 7
30,44 2
18,18 47-56
- 1
9,09 1
4,34 4
36,36 2
Pengalaman kerja tahun
≤ 5 -
7 63,64
9 39,13
7 63,64
6 – 10
1 16,66
3 27,27
8 34,78
2 18,18
11- 15 5
83,33 1
9,09 5
21,74 1
9,09 15
- -
1 4,35
1 9,09
3 Pendidikan
SD Sederajat
- 11
100 20
86,96 8
72,73 SMP
Sederajat 1
16,16 -
2 8,69
1 9,09
SMA Sederajat
5 83,33
- 1
4,35 2
18,18 Keterangan :
∑  jumlah;   persentasi
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa pekerja berada dalam usia 17 –56
tahun  dengan  usia  termuda  18  tahun  yang  terdapat  pada  responden  penebangan dan tertua 56 tahun yang terdapat pada responden pengangkutan. Sebagian besar
pekerja  berada  dalam  usia  produktif  dengan  pengalaman  kerja  yang  bervariasi. Pengalaman kerja responden menunjukkan lamanya masa kerja responden sebagai
karyawan  maupun  mitra  kerja  perum  perhutani  KPH  Bogor  hingga  penelitian dilaksanakan.  Mandor  lapangan  merupakan  karyawan  perum  perhutani  yang
terikat secara langsung pada perusahaan sedangkan operator chainsaw, penyarad, dan  supir  truk  merupakan  mitra  kerja  perhutani  yang  menjalin  hubungan  kerja
sama  dalam  kegiatan  pemanenan  kayu  pada  kelas  perusahaan  Acacia  mangium dengan  jenis  produk  utama  kayu  perkakas.  Pekerja  dengan  pengalaman  kerja