alam. Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa jumlah penduduk yang menjadi nelayan mencapai lebih dari 60,25, sementara zona untuk usaha penangkapan
ikan hanya terbatas pada zona pemanfaatan perikanan tradisional. Hal ini merupakan salah satu titik penekanan dari penelitian ini, yaitu bagaimana kondisi
zona yang ada dan menyelaraskan atau memadukan kepentingan perikanan tangkap yang dilakukan oleh mayoritas penduduk di lokasi Taman Nasional
Karimunjawa TNKJ yang menganut aspek konservasi. Kawasan Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu taman nasional
laut yang ada di Indonesia. Kawasan Karimunjawa memiliki perwakilan tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah, hutan mangrove, terumbu karang,
padang lamun dan kekayaan habitat berbagai jenis biota laut. Tidak hanya itu, keragaman etnis yang tinggal di beberapa pulau dan sosio kultural masyarakat
semakin menambah uniknya kawasan Kepulauan Karimunjawa. Berbagai suku bangsa seperti: Jawa, Bugis, Madura, dan Bajau banyak dijumpai di
Karimunjawa dan mereka sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Sebagai sebuah kawasan konservasi tentu berlaku sistem zonasi yang
dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi aktivitas pemanfaatan secara sosial dan ekonomi serta proses konservasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian tentang “pengembangan perikanan tangkap di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa Jawa Tengah”
penting dilakukan untuk mengembangkan dan memanfaatkan perikanan tangkap dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata di Karimunjawa. Dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam penentuan kebijakan dalam rangka pengembangan perikanan tangkap di
Karimunjawa untuk masa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah
Kepulauan Karimunjawa diresmikan sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari pada tahun
1998 di bawah naungan Balai Taman Nasional Karimunjawa BTNKJ. Peresmian ini secara yuridis tidak mengganggu usaha
eksploitasi sumber daya ikan SDI di perairan Karimunjawa, namun secara teknis terjadi persaingan antar upaya eksploitasi SDI, yang sampai saat ini
kurang ramah lingkungan dengan upaya pengembangan pariwisata bahari dan keberadaan TNKJ sebagai daerah konservasi yang mutlak membutuhkan daya
dukung lingkungan.
Kawasan TNKJ dibagi menjadi tujuh zona berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 79IVset-32005, yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan
pariwisata, zona pemukiman, zona rehabilitasi, zona budidaya, dan zona pemanfaatan perikanan tradisional. Dari ketujuh zona tersebut hanya zona
pemanfaatan perikanan tradisional yang terbuka dan dapat digunakan untuk usaha pemanfaatan perikanan tangkap. Karimunjawa merupakan salah satu
pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dengan sebagian besar penduduk 60,25 berprofesi sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya
dari sumber daya perikanan, sehingga diperlukan upaya penyelarasan kepentingan kegiatan perikanan tangkap dengan kondisi lokasi Karimunjawa
sebagai taman nasional yang lebih mengutamakan aspek konservasi. Selain itu, beragamnya masyarakat yang ada di Karimunjawa sehingga
memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai lingkungan yang mereka tinggali. Di sisi lain keragaman budaya dan sumber daya yang dimiliki oleh
Karimunjawa dapat menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk menikmati dan memanfaatkan keindahan alam dan budaya bahari yang ada. Namun di sisi lain
menimbulkan kompleksitas keterkaitan dalam mengembangkannya. Untuk itu perlu dievaluasi sistem zonasi yang berlaku di Karimunjawa agar
tidak terjadi konflik antar pengelola zonasi, dan juga mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan yang ada di masing-masing zona, sehingga terjadi keterpaduan
kegiatan antar zona yang dapat mendukung perkembangan perikanan tangkap yang berkelanjutan. Sehingga pada akhirnya dapat terwujud keterpaduan
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Karimunjawa dengan tetap mempertahankan aspek konservasi dan fungsi sumber daya
perikanan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.3 Tujuan Penelitian