Kawasan TNKJ dibagi menjadi tujuh zona berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 79IVset-32005, yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan
pariwisata, zona pemukiman, zona rehabilitasi, zona budidaya, dan zona pemanfaatan perikanan tradisional. Dari ketujuh zona tersebut hanya zona
pemanfaatan perikanan tradisional yang terbuka dan dapat digunakan untuk usaha pemanfaatan perikanan tangkap. Karimunjawa merupakan salah satu
pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dengan sebagian besar penduduk 60,25 berprofesi sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya
dari sumber daya perikanan, sehingga diperlukan upaya penyelarasan kepentingan kegiatan perikanan tangkap dengan kondisi lokasi Karimunjawa
sebagai taman nasional yang lebih mengutamakan aspek konservasi. Selain itu, beragamnya masyarakat yang ada di Karimunjawa sehingga
memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai lingkungan yang mereka tinggali. Di sisi lain keragaman budaya dan sumber daya yang dimiliki oleh
Karimunjawa dapat menjadi daya tarik bagi pihak lain untuk menikmati dan memanfaatkan keindahan alam dan budaya bahari yang ada. Namun di sisi lain
menimbulkan kompleksitas keterkaitan dalam mengembangkannya. Untuk itu perlu dievaluasi sistem zonasi yang berlaku di Karimunjawa agar
tidak terjadi konflik antar pengelola zonasi, dan juga mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan yang ada di masing-masing zona, sehingga terjadi keterpaduan
kegiatan antar zona yang dapat mendukung perkembangan perikanan tangkap yang berkelanjutan. Sehingga pada akhirnya dapat terwujud keterpaduan
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Karimunjawa dengan tetap mempertahankan aspek konservasi dan fungsi sumber daya
perikanan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengevaluasi sistem zonasi yang ada di Karimunjawa.
2. Menyusun prioritas pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1 Kontribusi pemikiran dalam pengembangan dan aplikasi metode penelitian
dalam bidang perikanan tangkap di suatu kawasan taman nasional.
2 Kontribusi pemikiran bagi pengelola TNKJ dalam menyusun keputusan dan kebijakan untuk pengelolaan TNKJ terkait dengan penggunaan teknologi
penangkapan ikan yang tepat guna. 3 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditindaklanjuti
sebagai dasar dalam penelitian yang terkait dengan penyusunan perangkat lunak atau software untuk sistem penunjang keputusan dalam pemanfaatan
perikanan tangkap di kawasan taman nasional. 4 Sumber informasi untuk penelitian evaluasi kebijakan pemanfaatan dan
pengelolaan suatu wilayah perairan yang menganut prinsip konservasi.
1.5 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya sistem zonasi yang menganut azas keterpaduan memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengelolaan dan
pengembangan perikanan tangkap di Kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
1.6 Kerangka Pemikiran
Wilayah Kepulauan Karimunjawa selain potensial akan sumber daya perikanan, juga memiliki potensi pariwisata air yang begitu indah, dari keadaan
pantai yang masih alamiah, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan cagar alam. Sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No. 78Kpts-II1999 bahwa wilayah
perairan Kepulauan Karimunjawa ditetapkan menjadi taman nasional, yang berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 79IVset-32005 dibagi menjadi 7 zona, yaitu
zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan pariwisata, zona pemukiman, zona rehabilitasi, zona budidaya, dan zona pemanfaatan perikanan tradisional.
Kepulauan Karimunjawa Jepara Jawa Tengah merupakan wilayah taman nasional di mana berbagai kegiatan berlangsung di wilayah tersebut, baik
kegiatan konservasi maupun kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan. Salah satu kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan dilakukan dengan cara
penangkapan ikan. Kegiatan penangkapan ikan dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan nelayan dan pendapatan asli daerah PAD, tetapi dapat
juga memberikan tekanan terhadap kerusakan habitat lingkungan perairan dan konflik antar nelayan, jika dilakukan dengan metode dan alat yang tidak tepat dan
tidak ramah lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan seleksi terhadap alat tangkap ikan yang ada untuk menentukan alat tangkap yang ideal untuk dikembangkan,
dan seleksi terhadap komoditas ikan unggulan yang dapat dikembangkan untuk menunjang perekonomian masyarakat nelayan dan peningkatan PAD.
Berdasarkan uraian diatas, maka bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut, bagaimana cara merencanakan pengembangan perikanan tangkap
Karimunjawa ke depan agar tidak lagi terjadi persaingan dan konflik antar nelayan serta mampu mengembangkan sektor pariwisata yang ada dengan tetap
mempertahankan aspek konservasi dan keberlanjutan sumber daya. Dengan demikian, Kepulauan Karimunjawa dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
harapan, yaitu sebagai daerah penangkapan perikanan dan daerah konservasi. Untuk itu perlu dilakukan penyusunan prioritas pengembangan perikanan
tangkap di Karimunjawa agar dapat berhasil guna secara optimal. Pengembangan usaha perikanan tangkap merupakan suatu proses atau
aktivitas manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan tangkap dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan sebagai pihak yang secara
langsung berperan dalam perikanan tangkap. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan antara lain dengan meningkatkan produksi
hasil tangkapan dengan cara mengusahakan unit penangkapan yang produktif, efisien dan sesuai dengan kondisi wilayah setempat, serta tidak merusak
kelestarian sumber daya perikanan yang ada. Kegiatan pengembangan perikanan tangkap meliputi pengembangan
komoditas unggulan dan potensial, pengembangan teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien, kelayakan usaha dari kegiatan penangkapan ikan yang
dilakukan oleh masyarakat nelayan, dan penyusunan prioritas pengembangan perikanan tangkap di Kepulauan Karimunjawa.
Evaluasi sistem zonasi dan identifikasi keterpaduan kegiatan antar zona yang ada dilakukan dengan metode deskriptif; pemilihan komoditas perikanan
unggulan dan alat tangkap ideal yang menunjang perkembangan pariwisata bahari dirumuskan berdasarkan metode independent preference evaluation IPE
dalam kaidah fuzzy group decision making FGDM, di mana pembobotan terhadap masing-masing kriteria dilakukan dengan menggunakan metode
ordered weighted averaging OWA; untuk mengetahui kelayakan usaha dari kegiatan penangkapan ikan digunakan analisis finansial dengan kriteria net
present value NPV, net benefit cost ratio Net BC, dan internal rate of return IRR; dan untuk memilih alternatif prioritas pengembangan perikanan tangkap
digunakan metode fuzzy analytical hierarchy process fuzzy AHP.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi dan Produksi Perikanan Tangkap