Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap Prioritas Pengembangan Perikanan Tangkap

62 Tabel 15 Skala prioritas alat tangkap ideal terpilih di Karimunjawa No. Jenis Alat Tangkap Skala 1. Bubu fish trap Sangat Tinggi 2. Pancing Tonda troll line Sangat Tinggi 3. Jaring insang gillnet Tinggi 4. Bagan Apung floating liftnet Tinggi Berdasarkan kriteria yang disusun untuk pemilihan alat tangkap ideal, diketahui bahwa alat tangkap ideal untuk dikembangkan di Karimunjawa dan mendukung sektor pariwisata bahari adalah alat tangkap bubu dan pancing tonda Tabel 15, yang mempunyai bobot atau skala sangat tinggi. Kemudian diikuti oleh jaring insang dan bagan apung yang mendapatkan bobot tinggi.

4.6 Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap

Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha perikanan tangkap perlu dilakukan analisis finansial. Kriteria yang digunakan adalah NPV, Net BC, dan IRR. Penentuan layak atau tidaknya suatu usaha perikanan tangkap adalah dengan cara membandingkan masing-masing nilai dengan batas-batas kelayakan, yaitu: NPV 0; Net BC 1, dan IRR 8. Hasil kelayakan usaha terhadap alat tangkap terpilih disajikan pada Tabel 16. Arus pendapatan, biaya, serta perhitungan NPV, Net BC, dan IRR dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 16 Hasil analisis finansial kelayakan usaha perikanan bubu dan pancing tonda di Karimunjawa No. Kriteria Bubu Pancing Tonda 1. NPV Rp. 26.176.834,00 Rp. 38.496.847,00 2. Net BC 2,72 3,14 3. IRR 72,48 64,68 Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap buba dan pancing tonda masih layak untuk diusahakan, karena berdasarkan hasil analisis finansial dengan discount rate 16 menunjukkan nilai NPV positif, Net BC lebih besar dari satu, dan IRR diatas tingkat suku bunga yang wajar. 63

4.7 Prioritas Pengembangan Perikanan Tangkap

Penentuan prioritas pengembangan perikanan tangkap yang dilakukan dengan pendekatan fuzzy AHP didasarkan pada tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah fokus prioritas pengembangan perikanan tangkap, tingkat kedua adalah kriteria atau aspek, dan tingkat ketiga adalah alternatif pengembangan perikanan tangkap. Fokus pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa adalah penentuan prioritas pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa. Kriteria pengembangan perikanan tangkap yang digunakan meliputi aspek SDM, SDA, SDI, sarana dan prasarana, nelayan, dan masyarakat sekitar. Alternatif pengembangan perikanan tangkap adalah dengan pengembangan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan sehingga mendukung pengembangan sektor pariwisata bahari, optimalisasi pemanfaatan pelabuhan perikanan sebagai prasarana pendukung dalam pengembangan perikanan tangkap, pembinaan masyarakat nelayan berkaitan dengan penguasaan suatu teknologi dalam pengelolaan sumber daya perikanan dengan cara-cara pemanfaatan SDA yang keberlanjutan dan tetap memperhatikan aspek konservasi, dan peningkatan ketrampilan nelayan untuk menciptakan tenaga-tenaga SDM yang berkualitas. Hasil perhitungan skor akhir dan rangking dari alternatif dan kriteria disajikan pada Tabel 17 dan Gambar 6. Proses perhitungan penentuan prioritas pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa disajikan pada Lampiran 4. Tabel 17 Hasil dan ranking skor akhir No. Alternatif Skor akhir Rangking 1. Pengembangan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan 0,3599 1 2. Optimalisasi pemanfaatan pelabuhan perikanan 0,1840 3 3. Pembinaan masyarakat nelayan 0,2888 2 4. Peningkatan ketrampilan nelayan 0,1673 4 64 Gambar 6 Prioritas pengembangan perikanan tangkap. Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa kriteria SDI memiliki bobot tertinggi, yaitu sebesar 0,2143, hal ini menunjukkan bahwa SDI memiliki peran yang sangat penting atau vital dalam mendukung keberlanjutan usaha perikanan tangkap di Karimunjawa. Kriteria kedua yaitu masyarakat sekitar dengan bobot 0,2129, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar yang didominasi oleh nelayan, memiliki keterkaitan yang erat dalam menunjang keberlanjutan SDI. Pengembangan perikanan tangkap di Karimunjawa adalah pengembangan teknologi penangkapan ikan, hal ini terkait dengan kriteria yang memiliki bobot tertinggi juga, yaitu SDI dan masyarakat sekitar, sehingga strategi yang cocok adalah pengembangan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan Gambar 6 dan Tabel 17 sehingga diperoleh pengelolaan dan pemanfaatan perikanan tangkap yang berkelanjutan. 5 PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Perikanan Tangkap