BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang berpengaruh kepada hasil penelitian. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan data sekunder
dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2013. Pada saat pengumpulan data tekanan darah, tinggi badan dan lingkar pinggang memungkinkan terjadi
bias pengukuran. Bias pengukuran dapat terjadi karena kesalahan pengukuran oleh enumerator dan alat pengukuran yang digunakan.
Kesalahan tersebut meliputi posisi responden serta peletakan alat yang tidak sesuai pada saat dilakukannya pengukuran, terutama pada tensi meter
digital yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang sangat tergantung pada posisi responden, baterai dan serta letak manset pada saat
pengukuran. Untuk mengatasi hal tersebut maka sebelum dilakukan
pengumpulan data Riskesdas 2013 telah dilakukan pelatihan terhadap enumerator serta telah dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan
digunakan, yaitu tensi meter digital, alat ukur lingkar pinggang dan alat ukur tinggi badan. Selain itu, selama pengumpulan data berlangsung, para
enumerator juga dibekali dengan buku pedoman pengumpulan data serta
dilakukannya peggantian baterai tensi meter digital pada setiap pergantian Blok Sensus.
Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan rentang usia responden yang cukup jauh. Pada penelitian ini,
rentang usia responden laki-laki adalah 18 – 125 tahun dan rentang usia
responden perempuan adalah 18 – 120 tahun. Rentang usia yang cukup
jauh tersebut menimbulkan distribusi data pada penelitian ini tidak normal. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, peneliti menggunakan nilai median
untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan nilai median merupakan nilai yang tidak dipengaruhi oleh
nilai ekstrim karena mengabaikan nilai beda yang besar.
B. Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini merupakan sampel dari Riskesdas tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun. Sebelum melakukan analisis, peneliti
menetapkan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi sampel. Populasi dari penelitian berjumlah 651.554 responden, dan setelah disesuaikan dengan
kriteria inklusi dan ekslusi, total sampel yang dianalisis berjumlah 594.364 responden yang terdiri atas 287.569 laki-laki dan 306.795 perempuan.
Pada responden laki-laki maupun perempuan terjadi peningkatan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sesuai dengan bertambahnya
usia responden. Menurut Rahajeng dan Tuminah 2009, meningkatnya risiko hipertensi sejalan dengan peningkatan usia seseorang, dimana
seseorang yang berusia lanjut memiliki risiko 11,5 kali untuk terkena hipertensi. Namun, tekanan darah sistolik pada orang yang berusia lanjut
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah diastoliknya, hal ini dapat terjadi akibat dari proses penuaan, akumulasi kolagen,
kalsium serta degradasi elastin pada arteri. Pada saat seseorang berusia lanjut, maka terjadi kekakuan aorta yang akan meningkatkan tekanan
darah sistolik dan pengurangan volume aorta yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan tekanan darah diastolik Kemenkes, 2013c.
Nilai median RLPTB Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan untuk responden laki-laki adalah 0,47 dan 0,52 untuk responden
perempuan. Perbedaan yang cukup jauh antara nilai rata-rata RLPTB ini dikarenakan adanya perbedaan nilai median lingkar pinggang dan tinggi
badan antara responden laki –laki dan perempuan. Responden perempuan
memiliki ukuran tinggi badan yang lebih pendek yaitu 151,60 cm dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki nilai median tinggi badan
162,40 cm. Namun, responden perempuan memiliki ukuran lingkar pinggang yang lebih besar yaitu 78,10 cm dibandingkan dengan responden
laki –laki yang memiliki ukuran lingkar pinggang 77,00 cm. Oleh karena
itu, responden perempuan memiliki nilai rata-rata RLPTB yang lebih besar dibandingkan dengan responden laki-laki.
Laki-laki dewasa memiliki tubuh yang kurus dan massa otot yang lebih besar serta masa lemak yang lebih rendah daripada perempuan
setelah menyesuaikan perbedaan tinggi badan. Umumnya tingkat jaringan
adiposa pada perempuan lebih besar, yaitu 20-30 dibandngkan dengan laki-laki yang hanya 12-20. Perbedaan keseluruhan tubuh dipengaruhi oleh
banyaknya perbedaan distribusi jaringan tubuh. Laki-laki memiliki massa otot yang besar, tulang yang lebih kuat dan besar serta berkurangnya
lemak pada tungkai. Sementara itu, perempuan memiliki lebih banyak distribusi lemak disekeliling tubuh pada usia dewasa muda. Perbedaan
jenis kelamin pada komposisi tubuh terutama disebabkan oleh hormon seks steroid yang membawa dimorfisme selama perkembangan pada masa
pubertas Stevens dkk, 2010. Selain itu, perempuan pada usia 18-84 tahun memiliki kelebihan jaringan adiposa subkutan abdominal sebanyak 1,8 kg
di dalam lingkar pinggangnya dibandingkan dengan laki-laki Kuk dkk, 2005 sehingga ukuran lingkar pinggang pada perempuan lebih lebih besar
daripada laki-laki. Berdasarkan status hipertensi, diketahui bahwa persentase
hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi hipertensi pada perempuan sebesar 30,69 dan 24,51 pada
laki-laki. Pada usia 40-55 tahun perempuan akan lebih rentan dan berisiko untuk terkena penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya usia serta
terjadinya premenopause yang mengakibatkan perempuan cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan laki-laki, hal ini
dikarenakan penurunan kadar hormon estrogen yang dapat melindungi perempuan dari penyakit kardiovaskular karena produksi hormon estrogen
yang menurun dapat meningkatkan tekanan darah Korneliani dan Meida, 2012; Casey dan Benson, 2006.
C. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB