Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB

yang menurun dapat meningkatkan tekanan darah Korneliani dan Meida, 2012; Casey dan Benson, 2006.

C. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB

Pada Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013 Berdasarkan hasil uji tabel 2x2 terhadap titik potong 0,47 pada responden laki-laki dewasa di Indonesia, didapatkan nilai sensitivitas 65,02 dan nilai spesifisitas 61,47. Nilai tersebut menunjukkan bahwa titik potong 0,47 dapat mendeteksi 65,02 responden laki-laki yang berstatus hipertensi dan dapat mendeteksi 61,47 responden laki-laki yang berstatus tidak hipertensi. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Meilani 2012, dimana titik potong 0,47 RLPTB pada laki-laki di wilayah urban menghasilkan nilai sensitivitas 62,10 dan spesifisitas 56,99. Penelitian lainnya yang juga mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yulestari 2015 pada penduduk usia dewasa di Pulau Jawa yang menghasilkan nilai titik potong optimal 0,4705 RLPTB sebagai alat skrining dari hipertensi pada laki-laki dewasa di Indonesia dengan nilai sensitivitas 68,0 dan spesifisitas 52,8. Sementara itu, titik potong 0,50 RLPTB memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda dengan titik potong 0,47; dimana nilai sensitivitas dan spesifisitas dari titik potong 0,50 pada responden laki-laki dewasa di Indonesia adalah 46,89 dan 71,48. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lam BCC dkk 2015 pada laki-laki dewasa di Singapura, dimana titik potong 0,501 RLPTB sebagai prediktor dari hipertensi memiliki nilai sensitivitas 67,6 dan spesifisitas 61,8. Adanya perbedaan nilai sensitivitas dan spesifisitas dari titik potong 0,47 dan 0,50 dikarenakan adanya perbedaan karakteristik responden di masing-masing penelitian. Dimana responden laki-laki dewasa di Indonesia memiliki nilai rata-rata RLPTB yang lebih kecil dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di negara lain yang akhirnya mempengaruhi hasil dari nilai sensitivitas dan spesifisitas dari RLPTB. Ashwell 2011 menyatakan bahwa pada titik potong ≥0,5 telah terjadi distribusi lemak viseral dan pada titik potong ≥0,6 telah terjadi obesitas sentral. Ashwell dkk 2012 dan Browning 2010 menyatakan bahwa titik potong 0,50 merupakan alat skrining terbaik untuk hipertensi dibandingkan dengan IMT dan LP pada laki-laki dan perempuan mulai dari usia 5 tahun. Namun pada responden laki-laki dewasa rekomendasi titik potong 0,50 kurang cocok untuk digunakan sebagai alat skrining guna memprediksi kejadian hipertensi pada laki-laki dewasa di Indonesia. Karena berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa pada responden laki-laki dewasa di setiap kelompok umur memiliki nilai rata-rata RLPTB 0,50. Adapun hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang menghasilkan titik potong 0,47 sebagai titik potong optimal RLPTB untuk laki-laki di Indonesia sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Meilani 2012 dan Yulestari 2015. Berdasarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas titik potong 0,47 dan 0,50 RLPTB, peneliti berpendapat bahwa titik potong 0,47 lebih baik untuk digunakan sebagai prediktor kejadian hipertensi. Hal ini dikarenakan titik potong 0,47 memiliki nilai sensitivitas yang lebih baik dibandingkan dengan titik potong 0,50 untuk memprediksi kejadian hipertensi pada laki-laki dewasa di Indonesia, dimana mengingat tujuan dari dilakukannya uji diagnostik pada penelitian ini adalah untuk keperluan skrining, maka nilai sensitivitas yang dihasilkan harus sangat tinggi meskipun spesifisitasnya sedikit rendah. Skrining yang dilakukan bertujuan untuk mencari penyakit pada subyek yang asimptomatik, untuk kemudian dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut agar diagnosis dini dapat ditegakkan Sastroasmoro dan Ismael, 2014. Selain itu, peneliti juga berpendapat bahwa pada laki-laki dewasa di Indonesia yang memiliki nilai RLPTB ≥0,47 untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hal tersebut bertujuan untuk diagnosis dini dari terjadinya hipertensi pada laki-laki dewasa di Indonesia.

D. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB

Dokumen yang terkait

Nilai Sensitivitas Titik Potong Indeks Massa Tubuh Sebagai Alat Prediktor Prahipertensi Pada Orang Dewasa (≥18 Tahun) Di Indonesia

0 2 80

Sensitivitas dan Spesifisitas Cut Off-Point Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Sebagai Prediktor Pra Hipertensi Pada Orang Dewasa di Indonesia (Analisis Riskesdas 2013)

0 8 101

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN TEKANAN DARAH PADA SUBJEK USIA DEWASA

5 21 62

Hubungan rasio lingkar pinggang-tinggi badan pria dewasa terhadap risiko penyakit kardiovaskular di desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

1 2 45

Korelasi rasio lingkar pinggang tinggi badan wanita dewasa terhadap risiko penyakit kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

0 2 47

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 7

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 4 129

PERBANDINGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS ANTARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS, LINGKAR PINGGANG, DAN LINGKAR LEHER UNTUK IDENTIFIKASI ANAK DENGAN OBESITAS.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA RASIO LINGKAR PINGGANG-TINGGI BADAN DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI EREKSI PADA LAKI-LAKI DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 10

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS LINGKAR PINGGANG DALAM MENGIDENTIFIKASI KELEBIHAN BERAT BADAN DAN OBESITAS PADA WANITA DEWASA Aulia Miladitiya

0 0 7