5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Minum
Menurut Permenkes RI No. 492MENKESPERIV2010, tentang persyaratan kualitas air minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Jenis air minum berdasarkan Kemenkes RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, meliputi:
1. Air yang didistribusikan melalui pipa keperluan rumah tangga
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air
3. Air kemasan
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan kepada masyarakat Air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan air
minum. Syarat air minum yang aman dikonsumsi bila telah memenuhi syarat fisik, kimia, dan mikrobiologi. Syarat fisik air minum yang aman adalah air tidak
berwarna karena air yang berwarna berarti mengandung bahan bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan, temperaturnya normal sesuai dengan temperatur udara
20-26
ᵒ
C karena air yang secara mencolok mempunyai temperatur diatas atau dibawah temperatur mengandung zat-zat tertentu, rasanya tawar, tidak berbau,
jernih atau tidak keruh dan tidak mengandung zat padatan Kusnaedi, 2010. Syarat kimia air yang aman untuk dikonsumsi adalah air memiliki pH netral,
tidak mengandung bahan beracun, tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, D, dan Cr, air memiliki kesadahan rendah, air
tidak mengandung bahan organik dan syarat mikrobiologi air yang aman untuk dikonsumsi apabila air tidak mengandung bakteri patogen seperti bakteri
golongan coli, Salmonella thypi, Vibrio chlotera yang mudah tersebar melalui air transmitted by water dan air tidak mengandung bakteri non-patogen seperti
actinomycetes, Phytoplankton coliform Kusnaedi, 2010.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut Kemenkes RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang syarat- syarat dan pengawasan kualitas air minum, air minum harus memenuhi
persyaratan mikrobiologis dapat dilihat pada Tabel 2.1. Menurut Farmakope Indonesia IV, bakteri yang perlu dilakukan pengujian batas mikroba adalah
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella sp, dan Escherichia coli.Air minum aman bila tidak mengandung bakteri Escherichia
coli. Tabel 2.1 Syarat Mutu mikrobiologis Depkes RI, 2002
Total coliform 0100 mL
Escherichia coli 0100 mL
Air minum selain harus memenuhi persyaratan wajib, perlu dilakukan pengawasan air minum untuk menjamin keamanannya. Pengawasan kualitas air
minum dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan KabupatenKota melalui kegiatan :
1. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air
baku, proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam kemasan
2. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempatdi lapangan dan atau di
laboratorium 3.
Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan 4.
Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil kegiatan 1,2,3 yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum
5. Tindak lanjut upaya penanggulanganperbaikan dilakukan oleh pengelola
penyedia air minum
6.
Penyulu
han
kepada masyarakat Peningkatan jumlah penduduk menambah masalah dalam pencemaran pada
sumber air. Pencemaran tersebut dapat berasal dari : 1.
Sumber domestik, yangterdiri dari rumah tangga 2.
Sumber non-domestik, yang terdiri dari pabrik, industri, dan pertanian Kelompok kehidupan di dalam air meliputi faktor-faktor biotik yang
terdiri dari bakteri, fungi, mikroalga, protozoa dan virus, dan kumpulan hewan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ataupun tumbuhan airlainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba dalam air bisa bersifat menguntungkan dan merugikan keberadaannya
dalam air. Keuntungan adanya mikroba air adalah menandakan kesuburan perairan tersebut bila terdapat banyak planton seperti Chlorella, Hyndrodyction,
Pinnularia, Scendesmus, dan Tabellaria, banyaknya bakteri atau fungi yang bersifat dekomposer dapat dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air,
dan adanya mikroalga yang memiliki klorofil dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air yang bermanfaat untuk kehidupan pada air Widiyanti, 2004.
Kerugian yang ditimbulkan bila terdapat mikroba dalam air adalah dapat menyebabkan penyakit bila terdapat mikroba berupa Salmonella, Shigella, Vibrio,
Entamoeba, mikroba yang ada dapat menghasilkan toksin pada air misalnya pada mikroba Clostridium, Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, Anabaena dan
Microcystis, air dapat berubah warna karena adanya bakteri besi misalnya Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro
menjadi ferri, air menjadi bau disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi
H
2
S, air dapat berubah warna menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna- warna lain karena adanya mikroalga yang dapat menyebabkan ikan mati dan
korosi atau pengkaratan pada logamWidiyanti, 2004.
2.2 Es batu