1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting bagi mahluk hidup. Air berupa cairan dan bila dibekukan menjadi es batu. Es batu sering digunakan masyarakat untuk
dikonsumsi secara langsung sebagai bahan tambahan pada minuman. Es batu yang ada di pasaran bisa berasal dari industri rumah tangga ataupun depot es batu.
Sumber air yang digunakan oleh industri rumah tangga atau depot belum tentu aman karena sebagian besar rumah tangga di perkotaan yang menggunakan
pompa, sumur atau mata air yang berasal dari air tanah. Kualitas air tanah di daerah perkotaan seperti di Jakarta telah mengalami pencemaran akibat berbagai
limbah domestik atau limbah industri yang mencemari melalui 13 badan sungai di perbatasan DKI Jakarta-Jawa Barat dan Banten hingga sungai di Teluk Jakarta
Sachoemar dkk., 2007. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya kontaminasi pada air yang digunakan untuk membuat es batu.
Es memiliki suhu yang rendah dan pada suhu tersebut aktivitas mikroba menurun atau berhenti. Hal ini disebabkan semua reaksi metabolisme pada
mikroorganisme dikatalisis oleh enzim dimana kecepatan reaksi katalisis enzim sangat dipengaruhi oleh suhu Jay, 1978. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa
es batu relatif aman dikonsumsi. Anggapan yang muncul di masyarakat bertolak belakang dengan beberapa hasil penelitian pada beberapa kasus konsumsi es batu
yang dapat menjadi sumber pembawa penyakit, terutama penyakit enterikGasem dkk., 2001; Vollaard dkk ., 2004.
Bakteri golongan Enterobacteriaceae atau bakteri enteric merupakan bakteri yang sering mengkontaminasi air. Bakteri golongan Enterobacteriaceae
yang sering mengontaminasi air diantaranya Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia dan Proteus sebagai bakteri-bakteri penyebab
infeksi saluran cerna Hadi dkk., 2014. Escherichia coli merupakan bakteri coliform pada flora normal di dalam
usus manusia. Bakteri coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform bukan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain,
virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses.
Keberadaan organisme indikator yang bersifatpatogen sebelum masuk ke dalam tubuh perlu diketahui, untuk mencegahseseorang terinfeksi oleh bakteri
patogentersebut Servais, 2007. Bakteri indikator yang bersifat patogen salah satunya adalah Escherichia coli yang akan menimbulkan penyakit bila masuk ke
dalam tubuh dan menyebabkan diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah Entjang, 2003.
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara Indonesia. Survei morbiditas yang dilakukan Departemen Kesehatan dari tahun
2000-2010 kecenderungan insidensi naik. Pada tahun 2000 insidensi rata-rata penyakit diare 3011000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 3741000 penduduk,
tahun 2006 naik menjadi 4231000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 4111000 penduduk Falamy, 2012.
Es batu yang biasa dijual oleh pabrik es batu umumnya berupa es balok atau es kristal, namun keamanan es balok masih diragukan dari adanya kontaminan
bakteri yang berasal dari sumber air yang tidak terjamin. Es batu yang sering digunakan untuk usaha rumah makan, restoran, cafe adalah es kristalkarena
sumber air untuk pembuatan es ini menggunakan air yang sudah melalui proses filtrasi Adi, 2014. Proses filtrasi pada pembuatan es batu dianggap sudah
membunuh bakteri yang ada pada es batu Kristal, namum belum ada penelitian yang mendukung anggapan tersebut.
Kelurahan Cibubur merupakan salah satu dari lima kelurahan yang ada di kecamatan Ciracas dan berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah
penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Cibubur dengan 71.708 jiwa 26,83. Jumlah penduduk yang ada dibarengi dengan banyaknya jumlah restoran serta
rumah makan yang ada. Es batu kristal dan es batu balok sering digunakan untuk keperluan restoran serta rumah makan, sedangkan keamanannya belum diketahui.
Penelitian yang dilakukan penelitian oleh Michael dkk 2010, terhadap 3 sampel es batu dari tiga rumah makan ayam goreng siap saji di Bandung
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menunjukan 2 dari 3 sampel mengandung bakteri Escherichia coli dan bakteri enterobacteriaceae. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi dkk 2014, terhadap 9
sampel es batu rumah tangga yang digunakan penjual minuman di pasar Lubuk Buaya kota Padang menunjukan 8 dari 9 sampel tidak memenuhi syarat kesehatan
untuk konsumsi dengan adanya nilai indeks MPN sekitar 9 sampai 979100 ml yang normalnya syarat mutu es batu harus memenuhi syarat air minum yaitu
dengan nilai indeks MPN 0100 ml. Syarat mutu es batu di Indonesia diatur dalam SNI 01-3839-1995,
disebutkan bahwa syarat mutu es batu harus memenuhi syarat air minum. Mutu mikrobiologis di dalam 100 ml es batu tidak boleh terdapat coliform dan coliform
fekal MPN coliform dan coliform fekal = 0100. Keputusan Menteri Kesehatan RI 907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
minum juga disebutkan bahwa air minum harus tidak mengandung Escherichia coli coliform fekal dalam 100 ml MPN = 0100 ml Firlieyanti, 2006.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai es batu, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi
Escherichia coli pada es batu kristaldan es batu balok. Wilayah penelitian diambil kelurahan Cibubur karena bertempatandengan tempat tinggal peneliti, banyaknya
rumah makan yang menggunakan es batu dan belum adanya penelitian pada wilayah tersebut, sehingga perlu pengujian keamanan mikrobiologis es batu yang
digunakan masyarakat. Pengujian keamanan mikrobiologis adalah analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi Escherichia coli pada es batu kristaldan
es batu balok yang dikonsumsi oleh masyarakat yang hasilnya bisa dijadikan sebagai alternatif oleh masyarakat dalam memilih es batu yang aman untuk
dikonsumsi.
1.2 Rumusan Masalah