Es batu TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun tumbuhan airlainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba dalam air bisa bersifat menguntungkan dan merugikan keberadaannya dalam air. Keuntungan adanya mikroba air adalah menandakan kesuburan perairan tersebut bila terdapat banyak planton seperti Chlorella, Hyndrodyction, Pinnularia, Scendesmus, dan Tabellaria, banyaknya bakteri atau fungi yang bersifat dekomposer dapat dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air, dan adanya mikroalga yang memiliki klorofil dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air yang bermanfaat untuk kehidupan pada air Widiyanti, 2004. Kerugian yang ditimbulkan bila terdapat mikroba dalam air adalah dapat menyebabkan penyakit bila terdapat mikroba berupa Salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoeba, mikroba yang ada dapat menghasilkan toksin pada air misalnya pada mikroba Clostridium, Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, Anabaena dan Microcystis, air dapat berubah warna karena adanya bakteri besi misalnya Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri, air menjadi bau disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi H 2 S, air dapat berubah warna menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna- warna lain karena adanya mikroalga yang dapat menyebabkan ikan mati dan korosi atau pengkaratan pada logamWidiyanti, 2004.

2.2 Es batu

Es batu merupakan produk pangan yang sangat dikenal oleh masyarakat. Es batu sering digunakan untuk mempertahankan kesegaran atau memperpanjang umur simpan pangan Firlieyanti, 2006. Es batu yang digunakan oleh masyarakat, berupa es batu kristal dan es batu balok. Gambar 2.1 Gambar A es batu kristal dan gambar B es balok A B UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [Sumber: Koleksi pribadi, April, 2016] Syarat mutu es batu menurut SNI 01-3839-1995 tentang es batu dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Syarat Mutu Es Batu SNI, 1995 Total coliform 0100 mL Es batu sering diasumsikan aman dikonsumsi dikarenakan rendahnya suhu es batu, sehingga diduga menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena reaksi metabolisme mikroorganisme dikatalis enzim dan kecepatan reaksi katalis dipengaruhi oleh suhu Jay, 2000. Tanggapan tersebut, bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Firlieyanti2006, hasil cemaran bakteri coliform pada es batu pada 31 sampel es batu balok menunjukan 31 dari 31 sampel es balok positif mengandung bakteri coliform. 2. Penelitian yang dilakukanoleh Michael dkk 2010, hasil pengujian pada 3 sampel dari tiga rumah makan ayam goreng siap saji di Bandung menunjukan 2 dari 3 sampel mengandung bakteri Escherichia coli dan bakteri enterobacteriaceae. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Izani dkk 2011, hasil pengujian pada 30 sampel es batu dari toko makanan Kubang Kerian Kelantan Malaysia menunjukan 16 dari 30 sampel mengandung bakteri coliform 4. Penelitian yang dilakukan oleh Ukwo dkk 2011, hasil pengujian pada 5 sampel es batu dari penjual jus di Uyo metropolis menunjukan 6 dari 6 sampel mengandung bakteri coliform 5. Penelitian yang dilakukan oleh Alwakeel 2012, hasil pengujian pada 15 sampel es batu dari penjual es batu di Riyadh Saudi Arabia menunjukan 15 dari 15 sampel tercemar bakteri Staphylococcus spp, Bacillus cereus, Escherichia coli and Stenotrophomonas maltophilia 6. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi dkk 2014, hasil pengujian pada 9 sampel es batu rumah tangga yang digunakan penjual minuman di pasar Lubuk Buaya kota Padang menunjukan 8 dari 9 sampel tidak memenuhi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta syarat kesehatan untuk konsumsi dengan adanya nilai indeks MPN sekitar 9 sampai 979100 ml. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri 2015, menunjukkan 11 dari 15 sampel es batu yang yang digunakan pedagang minuman kaki lima di lingkungan sekitar Universitas Sumatera Utara mengandung bakteri coliform. 8. Penelitian yang dilakukan oleh Raheem dan Ahmad 2015, hasil pengujian pada 10 sampel es batu dari penjual es batu pada jus dan makanan di Lahore Pakistan menunjukan 10 dari 10sampel tercemar bakteri dengan jumlah melebihi standar yaitu 8.8×10 2 hingga 1.9×10 5 cfuml.

2.3 Coliform

Dokumen yang terkait

Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Es Batu yang Dijual Warung Nasi di Kelurahan Pisangan Tahun 2015

4 32 61

Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Depot di Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

0 14 97

Perbandingan Kualitas Es Batu di Warung Makan dengan Restoran di DIY dengan Indikator Jumlah Bakteri Coliform dan Escherichia coli Terlarut

1 11 9

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

44 382 78

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 1 12

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 1 2

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 4 17

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Es Batu yang Digunakan Pedagang Kaki Lima di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 2 13