Tinjauan sektor Industri di Kabupaten Bekasi PDRB Perkapita dan Kesejahteraan Penduduk

dan terjadi perubahan baik besar maupun kecil dalam sektor tersebut, maka pengaruh yang diakibatkan kurang signifikan terhadap perubahan ekonomi daerah tersebut. Penopang utama pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi masih terdapat pada sektor industri. Sementara sektor perdagangan dan jasa mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan sektor industri.

3.2. Tinjauan sektor Industri di Kabupaten Bekasi

Seiring dengan semakin membaiknya roda perekonomian Indonesia yang diindikasikandengan terus meningkatnya nilai PDRB. Semakin membaiknya sektor industri khususnya di Kabupaten Bekasi sebagai penopang industri nasional yang dibuktikan dengan tingginya nilai ekspor Kabupaten Bekasi pada tahun 2005 yang mencapai sebesar 15.783.726.757,96 US dan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 8.555.240.000,00 US, kenyataan ini tidak dapat dipungkiri apabila industri di Kabupaten Bekasi mendominasi kontribusi terhadap nilai PDRB Kabupaten Bekasi yang mencapai hingga 80 persen. Tabel 3.2 Nilai Tambah tertinggi sektor Industri Besar Sedang di 6 KotaKabupaten di Jawa Barat No. Daerah 2006 Persentase Terhadap Jawa Barat Kabupaten Bekasi 53.389.467,78 26,54 Kabupaten Bogor 28.800.577,74 14,32 Kabupaten Bandung 17.876.119,11 8,89 Kabupaten Karawang 16.644.973,88 8,28 Kota Bandung 12.092.653,52 6,01 Kota Bekasi 10.461.541,23 5,20 KotaKabupaten lainnya di Jawa Barat 61.871.519,64 30,76 Jawa Barat 201.136.852,90 100,00 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2006

3.3. PDRB Perkapita dan Kesejahteraan Penduduk

Indikator yang dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan perkapita percapita income. Semakin tinggi pendapatan perkapita yang diterima penduduk suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Oleh karena pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar transfer out serta pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk transfer in yang menjadi komponen perhitungan pendapatan regional belum dapat dihitung maka yang disajikan adalah PDRB perkapita. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah domestik bruto perpenduduk secara nominal, sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui nilai tambah secara nyata perkapita. Angka ini diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengah tahun, Tabel 3.2 disajikan PDRB perkapita ADH berlaku Tahun 2000-2006. Tabel 3.3 PDRB Perkapita Kabupaten Bekasi Tahun 2000-2006 Rupiah Tahun PDRB Perkapita ADH Berlaku Perubahan PDRB Perkapita ADH Konstan 2000 Perubahan 2000 18.892.585 - 18.892.585 - 2001 20.019.855 5,97 19.127.283 1,24 2002 21.401.327 6,90 19.272.307 0,76 2003 22.935.814 6,18 19.546.522 0,49 2004 24.708.183 7,73 19.960.667 2,12 2005 28.116.329 13,79 20.349.992 1,95 2006 32.236.747 14,65 21.285.775 4,60 Sumber: BPS tahun 2006 PDRB perkapita Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah penduduk sebanyak 2.054.795 jiwa pada tahun 2006, PDRB perkapita ADH berlaku Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 32.236.749,86 mengalami peningkatan sebesar 14,65 persen. Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita di atas masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Bekasi secara umum. PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung paktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil dapat digunakan PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa PDRB atas dasar konstan tahun 2006 di Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 21.285.775 mengalami peningkatan sebesar 4,46 persen bila dibandingkan dengan tahun 2005. tahun 2005 sebasar 1,95 persen.

3.4. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas Kesempatan Kerja