PDRB perkapita Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah penduduk sebanyak 2.054.795 jiwa pada tahun 2006, PDRB
perkapita ADH berlaku Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 32.236.749,86 mengalami peningkatan sebesar 14,65 persen. Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita
di atas masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Bekasi secara umum. PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan
PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung paktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil dapat digunakan PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan.
Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa PDRB atas dasar konstan tahun 2006 di Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 21.285.775 mengalami peningkatan sebesar 4,46
persen bila dibandingkan dengan tahun 2005. tahun 2005 sebasar 1,95 persen.
3.4. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas Kesempatan Kerja
Seperti diketahui bahwa tidak selamanya kenaikan output suatu sektor ekonomi selalu diikuti kenaikan kesempatan kerja pada sektor yang bersangkutan.
Hal ini mungkin disebabkan perkembangan teknologi yang ditandai dengan terciptanya alat-alat industri yang lebih efisien dan efektif yang mampu
menghasilkan output yang lebih banyak dibandingkan dengan tenaga manusia, dengan kata lain sektor tersebut lebih fokus pada usaha yang padat modal bukan
padat karya.
Besarnya pengaruh pada pergeseran peran sektor ekonomi terhadap kesempatan kerja dilihat dari tingkat elastisitas. Tingkat elastisitas kesempatan
kerja dihitung dengan cara membandingkan antara laju pertumbuhan PDRB. Hasil perhitungan laju pertumbuhan PDRB ADH Konstan LPE selama
tahun 2002-2005 rata-rata LPE 4 tahun terakhir mencapai 5,36 persen. Sementara rata-rata kesempatan kerja selama periode yang sama berdasarkan data sekunder
dan primer serta asumsi lainnya adalah 1,44 persen pertahun. Sehingga tingkat elastisitas kesempatan kerja di Kabupaten Bekasi selama 2003-2005 adalah 0,27
persen, yang berarti bahwa setiap kenaikan output dalam hal ini PDRB sebanyak 1 persen akan menciptakan kesempatan kerja sebesar 0,27 persen.
Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas Kesempatan Kerja di
Kabupaten Bekasi Tahun 2002-2005 Dalam persen Lapangan Pekerjaan
Rata-rata Laju Pertumbuhan
PDRB Rata-rata Laju
Kesempatan Kerja Elastisitas
Kesempatan Kerja
Pertanian, Kehutanan,
Perburuan dan
Perikanan Industri,
listrik, pertambangan
dan penggalian,
bangunan Jasa-jasa
3,10
6,10
7,34 -0,30
0,05
4,56 -0,10
0,01
0,62 Total rata-rata
5,36 1,44
0,27 Sumber: BPS 2005
Selama kurun waktu 2003-2005 lapangan pekerjaan pertanian mencatat elastisitas yang negatif sebesar -0,10 persen. Hal ini menunjukan bahwa lapangan
pekerjaan tersebut terjadi inelastisitas, karena pertumbuhan nilai tambah justru mengurangi kesempatan kerja. Sementara pekerjaan industri yang terdiri dari
pengolahan, pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air serta bangunan dengan tingkat elastisitas sebesar 0,01 persen. Ini berarti bahwa setiap kenaikan
nilai tambah 1 persen akan menaikan kesempatan kerja sebesar 0,01 persen. Pengaruh dari adanya industri besar-sedang di Kabupaten Bekasi
memberikan dampak terhadap perubahan ekonomi pada sektor perdagangan dan jasa. Nilai tambah lapangan pekerjaan jasa-jasa yang terdiri dari perdagangan
besar, eceran, rumah makan dan hotel, angkutan, pergudangan dan komunikasi; keuangan, asuransi, usaha penyewaan, bangunan, tanah dan jasa perusahaan; jasa
masyarakat mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,34 persen. Di sisi kesempatan kerja, lapangan pekerjaan ini mencatat rata-rata pertumbuhan 4,56
persen yang berarti kenaikan satu persen akan menciptakan kesempatan kerja sebesar 0,62 persen. Sektor ini kebanyakan merupakan sektor informal dari segi
penyerapan tenaga kerja cukup memberikan andil yang besar sehingga memiliki tingkat elastisitas yang tinggi.
3.5. Gambaran Umum Infrastruktur Jalan