13 hingga 15 baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan minyak
lavender, cengkeh, bawang putih, ataupun minyak cedar Barnard 2000.
2.4 Penolak Nyamuk
Berbagai cara diupayakan orang untuk menghindari gigitan nyamuk baik secara fisik dengan menggunakan kelambu hingga secara kimiawi diantaranya
dengan insektisida. Secara harafiah insektisida diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan serangga hama. Seiring
dengan perkembangan teknologi, insektisida diartikan sebagai semua bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah, merusak, menolak atau
mengurangi serangga hama baik berupa bahan sintetis maupun alami Sigit et al. 2006. Cara kerja insektisida diantaranya adalah sebagai repelen penolak.
Repelen dibagi menjadi dua jenis yakni natural repellent dan synthetic repellent Djojosumarto 2008. Penolak nyamuk disebut sebagai natural repellent karena
memanfaatkan tanaman-tanaman herbal yang ada disekitar sebagai penolak nyamuk alami Barnard 2000.
Penolak nyamuk yang telah ada di pasaran merupakan jenis sintetis. Produk penolak nyamuk ini menggunakan bahan aktif yang berbahaya bagi
manusia maupun lingkungan karena dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti resistensi serangga target dan pencemaran lingkungan Sigit et al. 2006.
Produk penolak nyamuk memiliki berbagai macam bentuk yakni berbentuk lilin dan obat bakar coil yang jika dibakar uapnya dapat mengusir atau membunuh
nyamuk, spray, dan mat atau elektrik Benton 2008. Penolak nyamuk tersebut biasanya menggunakan bahan aktif pyrethroid yakni transflutrin dan pralletrin.
Produk penolak nyamuk berbentuk lotion yang dioleskan langsung ke kulit dan melindungi pemakai dari gigitan nyamuk menggunakan bahan aktif penolak
nyamuk berupa dietiltoluamid DEET Sigit et al. 2006. Penolak nyamuk berbentuk gel memiliki cara kerja yang hampir sama dengan pengharum ruangan
yakni melepaskan wewangian atau aroma ke ruangan Conectique forum 2008.
2.5 Nyamuk Culex quinquefasciatus
Nyamuk adalah golongan serangga yang merugikan manusia, baik karena berperan sebagai penular beberapa penyakit maupun sebagai pengganggu
14 kenyamanan. Nyamuk terdiri atas beragam jenis, antara lain nyamuk vektor
malaria Anopheles sp., nyamuk demam berdarah seperti Aedes aegypti, nyamuk rawa-rawa Mansonia uniformes, nyamuk kebun Armigeres subalbatus, nyamuk
rumah Culex sp., dan nyamuk gajah Toxorhynchites Sigit et al. 2006. Cara nyamuk mencari inang adalah melalui saraf sensoris, yakni
merasakan rangsangan visual, rangsangan suhu dan rangsangan bau. Rangsangan visual terutama pada manusia yang menggunakan pakaian gelap, rangsangan suhu
misalnya nyamuk dapat menemukan keberadaan manusia melalui suhunya karena suhu tubuh manusia lebih tinggi bila dibandingkan suhu lingkungan. Melalui
rangsangan bau, yaitu nyamuk mampu membedakan bau keringat, bau tubuh, dan bahkan bau parfum yang dipakai manusia, dan cara paling efektif bagi nyamuk
untuk menemukan mangsanya adalah dengan rangsangan bau Rossel 2003 dalam Wahyuningtyas 2004. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina
karena nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur sedangkan nyamuk jantan menghisap sari buah dan madu untuk hidup Sigit et al. 2006.
Jenis nyamuk yang sering terdapat di daerah pemukiman dan dapat dijumpai dimana-mana adalah nyamuk Culex quinquefasciatus karena dapat
berkembang biak dalam genangan air di sekitar permukiman. Nyamuk ini biasanya mulai aktif ketika hari mulai malam hingga menjelang pagi.
Nyamuk Culex ini diketahui berperan sebagai vektor filariasis limfatik Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori atau penular penyakit
kaki gajah Gandahusada et al. 2000. Spesies nyamuk Cx. quinquefasciatus adalah spesies nyamuk yang paling
cepat resisten terhadap insektisida daripada spesies nyamuk lain. Hal ini disebabkan oleh keberadaan nyamuk jenis ini yang paling sering ada di sekitar
permukiman sehingga seringkali terpapar dengan insektisida permukiman yang banyak telah banyak digunakan untuk mengurangi gangguan nyamuk Bulletin
WHO 1967 dalam Daniel 2008.
15 Klasifikasi dan identifikasi nyamuk Culex quinquefasciatus menurut
Linnaeus 1758 adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia Filum
: Arthropoda Kelas
: Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Culex
Spesies : Culex quinquefasciatus
Gambar 2. Nyamuk Culex quinquefasciatus http:en.wikipedia.orgwikiCulex
Nyamuk Cx. quinquefasciatus merupakan nyamuk yang terdiri atas tiga bagian tubuh yaitu kepala, dada, dan perut Borror et al 1992. Nyamuk betina
memiliki ukuran yang lebih besar dari nyamuk jantan dengan warna kecokelatan. Memiliki probosis berwarna gelap dengan sisik yang pucat di bagian distal
Russel 1996. Terdapat pula sepasang antena dan palpus. Palpus pada nyamuk ini lebih pendek dibandingkan Anopheles. Nyamuk jantan memiliki bulu-bulu
yang lebat pada antenanya yang berfungsi sebagai alat bantu untuk menemukan lokasi nyamuk betina Gouge et al. 2002 dalam Bensa 2005.
Toraks berwarna gelap dan terdapat sepasang kaki pada setiap segmennya. Skutum dengan sisik emas dan perunggu, sedangkan sayapnya bersisik gelap.
Seluruh kaki berwarna gelap kecuali pada persendian tibia-tarsal dengan warna pucat. Abdomen terlihat lebih langsing pada nyamuk jantan dibandingkan
nyamuk betina. Ujung abdomen nyamuk betina biasanya tumpul dengan sisi yang tertarik ke dalam Russel 1996.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat