Uji WHC Water Holding Capacity Uji efikasi

19 Karagenan Akuades steril Pemanasan hingga suhu 70°C metil paraben dan propil paraben Pengadukan hingga homogen Penurunan suhu hingga 55-60 °C minyak sereh Pengadukan hingga homogen Pencetakan dalam wadah dan pendinginan Gel penolak nyamuk Gambar 3. Diagram alir pembuatan gel penolak nyamuk Modifikasi dari Hargreaves 2003

3.4 Metode Pengujian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa macam pengujian yaitu uji WHC Water Holding Capacity, uji efikasi, dan uji mikrobiologi. Prosedur kerja dari masing-masing pengujian adalah sebagai berikut:

3.4.1 Uji WHC Water Holding Capacity

Penentuan WHC dilakukan secara grafimetri selama 30 hari dalam keadaan bagian atas produk terbuka. WHC produk dilihat dari berat gel tersisa terhadap berat awal hingga akhir pengamatan. Kelembapan dan kestabilan produk 20 dinyatakan sebagai kemampuan produk dalam mempertahankan kehilangan beratnya terhadap pengaruh lingkungan. Kehilangan berat yang kecil menandakan bahwa produk memiliki tingkat kestabilan dan kelembapan yang tinggi Hidayat 2006. Menurut Suryani et al. 2000, hasil penghitungan uji kestabilan produk menggunakan rumus sebagai berikut :

3.4.2 Uji efikasi

Uji efikasi dilakukan untuk melihat keampuhan kombinasi karagenan sebagai pembentuk gel dan minyak sereh sebagai pembunuh nyamuk pada produk penolak nyamuk berbentuk gel. Glass chamber berukuran 100 x 100 x 100 cm dibersihkan. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi ruang dengan memasukkan 10 ekor nyamuk Culex quinquefasciatus betina dewasa berusia 3-5 hari dari ruang penangkaran yang kenyang air gula. Nyamuk yang kenyang air gula dapat dilihat dari ukuran perut yang besar. Nyamuk tersebut dimasukkan ke dalam glass chamber selama 10 menit untuk memastikan bahwa kondisi ruangan sama dengan keadaan ruang penangkaran dan tidak mempunyai pengaruh terhadap kematian serangga uji. Uji efikasi hanya dapat dilanjutkan apabila kematian tidak lebih dari 4 populasi uji pada uji evaluasi ruang Pusat Perizinan dan InvestasiKomisi Pestisida 2007. Setelah uji evaluasi ruang selesai dilakukan dan memiliki kondisi yang sesuai untuk pengujian lanjutan, nyamuk Cx. quinquefasciatus betina dewasa berumur 3 - 5 hari yang kenyang air gula ditambahkan hingga berjumlah 25 ekor. Kemudian produk gel sebanyak 37 gram dimasukkan ke dalam glass chamber dan diamati selama 6 jam dengan frekuensi bertingkat. Pada 10 menit pertama diamati tiap menit kemudian diamati setiap 10 menit pada satu jam pertama. Selanjutnya pengamatan dilakukan setiap jam dari jam ke-2 hingga jam ke-6. Pengamatan tersebut berupa penghitungan jumlah nyamuk yang jatuh selama penelitian. Setiap nyamuk yang jatuh dihitung dan dicatat Kim et al. 2005. Uji efikasi dilakukan terhadap gel dengan tiga konsentrasi minyak sereh yang berbeda dan pengujian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Sebelum dan sesudah 21 pengujian, dilakukan pengukuran temperatur dan kelembapan. Setelah 6 jam, nyamuk yang jatuh dipindahkan ke dalam wadah gelas plastik yang ditutup dengan kasa dan didiamkan selama 24 jam. Hasil uji terbaik dapat dilihat dari banyaknya nyamuk yang jatuhmati Boesri et al. 2001. Tabel uji angka kejatuhan dan angka kematian hewan uji disajikan pada Lampiran 2. Persentase kematian dalam uji efikasi ditentukan dengan menggunakan rumus: Keterangan : P = Jumlah nyamuk pingsan. Q = Jumlah nyamuk mati. R = Jumlah nyamuk yang diuji. Apabila angka kelumpuhan kematian pada kelompok kontrol melebihi 5 tetapi kurang dari 15 , maka angka kelumpuhan kematian pada kelompok perlakuan dikoreksi menurut rumus Abbot, yaitu : Keterangan : Al = angka kematian atau kelumpuhan setelah dikoreksi A = angka kelumpuhan atau kematian pada kelompok perlakuan C = angka kelumpuhan atau kematian pada kelompok kontrol 3.4.3 Uji cemaran mikroba 3.4.3.1 Uji Total Plate Count SNI 19-2897-1992