Dinding sel dari alga laut kaya akan polisakarida sulfat SPs seperti karagenan dalam alga merah, yang memiliki senyawa bioaktif yang
menguntungkan sebagai anti koagulan, antiviral, anti oksidatif, anti kanker, dan aktivitas modulasi sistem imun Wijesekara 2011. Kegunaan struktur molekul
polisakarida dalam aktivitas immunomodulatory telah diketahui dari beberapa penelitian polisakarida dari beberapa spesies rumput laut dapat menstimulasi
aktivitas respiratory burst dari fagosit turbot, proses yang berperan penting dalam membunuh mikroba Castro et al. 2006. Metabolit primer yang umumnya
merupakan senyawa poliskarida dan bersifat ”Hidrokoloid” seperti karagenan, agar, alginate dan turcelaran digunakan sebagai senyawa ”additive” dalam industri
farmasi. Metabolit primer asam-asam amino sebagai sumber gizi, serta metabolit sekunder yang merupakan senyawa ”bioactive substances” dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai obat Angadiredja et al. 1996. Fungsi utama karagenan antara lain sebagai pengatur keseimbangan, bahan
pengental pembentuk gel dan pengemulsi. Akbar et al. 2001. Beberapa penelitian tentang penggunaan karagenan, antara lain menggunakan ekstrak panas
dari G. amansii dan G. tenuistipitatai dan karagenan menunjukan pengaruh positif pada ketahanan ikan dan udang terhadap infeksi patogen Fujiki et al. 1992 ; Hou
dan Chen 2005 ; Fujiki et al. 1997a ; Fujiki et al. 1997b, dan terjadi peningkatan Total Hemocyte Count THC, aktivitas Phenoloxsidase pada L. vanamei melalui
injeksi, perendaman dan pengaturan pada pakan dengan ekstraksi dari G. amansii dan peningkatan ketahanan terhadap injeksi bakteri Vibrio alginolyticus Fu et al.
2007.
2.3 Respon Imun Ikan
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Sistem imun adalah gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi sedangkan imunitas adalah resistensi terhadap penyakit
terutama penyakit infeksi. Sistem pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik naturalinnatenative dan didapat atau spesifik
adaptiveacquired Baratawidjaja 2006. Aktivitas respon imunitas tersebut dapat distimulasi oleh imunostimulator Anderson 1992.
Respon imunitas dibentuk oleh jaringan limfoid organ yang merespon antigen yang menyatu dengan jaringan myeloid organ penghasil darah dan
dikenal dengan nama jaringan limfomyeloid. Jaringan tersebut dibentuk dari jaringan granolopoietik yang kaya dengan enzim lisozim yang diduga mempunyai
peranan penting dalam reaksi kekebalan tubuh. Organ limfomyeloid pada ikan teleostei adalah limpa, timus dan ginjal anterior Fange 1982. Produknya berupa
sel-sel darah dan respon pertahanan seluler dan humoral Anderson 1992. Ada beberapa substansi sel dan organ yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
suatu organisme. Elemen-elemen tersebut sering disebut dengan sistem kekebalan immune system. Organ yang termasuk dalam sistem kekebalan adalah sistem
“Reticulo Endothelial” , limfosit, plasmosit, dan fraksi serum protein tertentu. Sistem reticulo endothelial pada ikan terdiri atas : bagian anterior ginjal, thymus,
limfa spleen, dan hati pada awal perkembangan. Suatu jaringan yang menyerupai jaringan limfoid pada usus ikan diduga mempunyai peranan dalam
mekanisme kekebalan tubuh. Sel yang berperan dalam sistem tanggap kebal terdiri dari dua jenis sel limfosit
yaitu limfosit –B dan limfosit-T. Aktivitas yang pasti dari sel –T pada ikan belum banyak diketahui tapi yang jelas peran utamanya adalah dalam sistem kekebalan
seluler dan biasanya disebut dengan keimunan perantara sel cell mediated immunity. Sel –B berperan dalam produksi imunoglobulin melalui rangsangan
pada limfa dan mungkin hati pada ikan. Ikan tidak memiliki nodulus limfatikus Supriyadi 1995.
Mekanisme pertahanan tubuh dari hewan yang paling sederhana ialah fagositosis Supriyadi 1995. Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat
melakukan fagositosis, tetapi sel utama yang berperan dalam pertahanan nonspesifik adalah sel mononuklear monosit dan makrofag serta
polimorfonuklear atau granulosit. Sel-sel ini berperan sebagai sel yang menangkap antigen, mengolah dan selanjutnya mempresentasikannya kepada sel
T, yang dikenal sebagai sel penyaji APC. Fagositosis yang efektif pada invasi kuman dini akan dapat mencegah timbulnya infeksi Baratawidjaja 2006.
Selanjutnya dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingkat sebagai
berikut: kemotaksis, menangkap, memakan, fagositosis, memusnahkan dan mencerna Baratwidjaja 2006.
Supriyadi 1995, mengungkapkan bahwa antibodi atau zat anti adalah suatu senyawa protein gama-globulin, immunoglobulin yang terbentuk karena
adanya antigen benda asing yang masuk kedalam tubuh. Sifat dari antibodi yang dihasilkan biasanya sangat spesifik artinya hanya dapat bereaksi terhadap suatu
organisme yang memiliki susunan molekul yang sama dengan perangsangnya antigen asal. Antibodi memiliki tiga fungsi, yaitu 1 menetralisasikan toksin agar
tidak lagi bersifat toksik, 2 mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen dan 3 membusukan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.
Antibodi akan terbentuk jika sel limfosit sel B telah berfungsi dengan baik Yahya 2000.
Mekanisme pertahanan tubuh yang sinergis antara pertahanan humoral dan seluler dimungkinkan oleh adanya interleukin, interferon dan sitokin dan
berfungsi sebagai komunikator dan amplikasi dalam mekanisme pertahanan humoral dan selular ikan Anderson 1992.
2.4 Bakteri Aeromonas hydrophila