Ekstraksi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Penyediaan Suspensi Bakteri A. hydrophila.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Desember 2011 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Sedangkan proses pengekstraksian K. alvarezii dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Institut Pertanian Bogor.

3.2 Persiapan Penelitian

Ikan uji yang akan digunakan adalah ikan lele dumbo dengan berat 15–30 gram yang berasal dari petani ikan lele di Ciampea Bogor. Sebelum digunakan dalam percobaan, ikan lele dipelihara dalam bak pemeliharaan yang dilengkapi dengan aerator. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan komersial dua kali sehari dengan FR feeding rate 3. Air yang akan digunakan dalam percobaan, disaring dan diendapkan, selanjutnya ditampung dalam bak fiber dan diaerasi. Wadah perlakuan yang digunakan berupa akuarium berukuran 60x30x40 cm 3 yang dilengkapi peralatan aerasi. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan dan disterilisasi dengan kaporit 30 ppm selama 24 jam, kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. Selanjutnya akuarium diisi dengan air bersih dan diaerasi. Ikan diadaptasikan dalam akuarium selama satu minggu sebelum perlakuan.

3.2.1 Ekstraksi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii

Ekstraksi K.alvarezii untuk menghasilkan κ- karagenan menggunakan metode gell press. Caranya adalah K.alvarezii kering dibersihkan dari kotoran berupa pasir, garam dan jenis-jenis rumput laut lainnya kemudian direndam selama ± 30 menit. K.alvarezii yang telah bersih direbus dalam larutan alkali KOH 8 pada temperatur 60-90 o C selama ± 2 jam. Selanjutnya dilakukan pencucian K. alvarezii sampai netral dan direbus kembali pada suhu 90-95 o C selama ± 2 jam. Setelah direbus K. alvarezii disaring dengan vibrator screen. K.alvarezii direbus kembali dengan KCl 3 , selama ± 15 menit dengan suhu 60 o C, kemudian K.alvarezii yang telah berbentuk koloid dicetakdijedalkan dalam pan penjedal selama semalam. Koloid K.alvarezii dipotong dengan alat pemotong gel sehingga membentuk lembaran gel karagenan. Lembaran gel karagenan dibungkus dengan kain kemudian dipres dalam bak pengepres. Pengepresan dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap, sehingga diperoleh lembaran gel karagenan yang cukup tipis. Gel karagenan kemudian dijemur sampai kering sehingga membentuk lembaran seperti kertas tipis. Karagenan kertas kemudian dipotong-potong, digiling dan disaring dengan saringan halus 100 mesh size sehingga menjadi tepung karagenan. Tepung karagenan siap untuk digunakan.

3.2.2 Penyediaan Suspensi Bakteri A. hydrophila.

Bakteri A. hydrophila diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Ikan Institut Pertanian Bogor. Sebelum digunakan untuk uji, bakteri tersebut ditingkatkan virulensinya dengan menginjeksikan kembali pada ikan hidup yang sehat dan selanjutnya diisolasi kembali dengan cara menusukkan jarum ose ke bagian kulitginjal kemudian dibiakkan di media TSA dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. Untuk mendapatkan biakan murni maka setiap koloni bakteri yang tumbuh terpisah dan berlainan morfologinya diisolasi kembali ke dalam media TSA miring dan diinkubasi pada suhu ruangan selama 24 jam. Penentuan tingkat virulensi bakteri A.hydrophila dilakukan dengan menghitung lethal dosis LD -50 , yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian ikan uji sebanyak 50 . Uji LD -50 dilakukan dengan cara menginfeksi ikan lele dengan bakteri A.hydrophila pada konsentrasi 10 9 CFUml. Injeksi dilakukan secara intramuscular sebanyak 0,1 mlikan. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah ikan yang hidup dan mati sampai hari ke-7. Kemudian dilakukan penghitungan nilai LD-50 yaitu pada konsentrasi A.hydrophila 10 8 CFUml yang mematikan ikan sebanyak 50 dari populasi pada batas waktu tertentu. Regenerasi bakteri A.hydrophila untuk uji tantang dilakukan dengan mengambil satu ose bakteri diambil dari media agar miring dan diinokulasikan ke dalam erlenmeyer yang berisi media Luria Bertani LB, kemudian diinkubasi dalam water bath shaker selama 24 jam pada suhu 29 o C sebagai stok kultur untuk uji. Stok kultur disentrifus pada 3000 rpm selama 15 menit pada 4 o C. Supernatan dipindahkan dan pelet bakteri disuspensikan dalam larutan Phosphat-Buffered Saline PBS sebagai stok suspensi bakteri untuk uji tantang, dan untuk aktifitas fagositik ikan lele terhadap bakteri A. hydrophila . 3.3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini terdiri atas 3 tahap yaitu : 1. Menguji pengaruh pemberian κ-karagenan dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap infeksi bakteri A. hydrophila 2. Mengevaluasi pengaruh dosis terbaik dalam pakan terhadap perubahan parameter makroskopis dan mikroskopis. 3. Mengevaluasi frekuensi pemberian κ-karagenan yang efektif untuk ketahanan ikan lele terhadap infeksi bakteri A. hydrophila. Tahap 1. Pengaruh Pemberian K-Karagenan dengan Dosis Berbeda Dalam Pakan terhadap Infeksi Bakteri A.hydrophila Tahap penelitian ini terdiri atas lima perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Adapun perlakuan pakan dicampur bubuk k-karagenan dengan dosis sebagai berikut: K + : Pakan tanpa k-karagenan, diuji tantang dengan bakteri A.hydrophila K - : Pakan tanpa k-karagenan, diinjeksi PBS A : Pemberian k-karagenan 5 gkg -1 pakan, diuji tantang bakteri A.hydrophila B : Pemberian k-karagenan 10 gkg -1 pakan, diuji tantang bakteri A.hydrophila C : Pemberian k-karagenan 20 gkg -1 pakan, diuji tantang bakteri A.hydrophila Pemberian pakan pada ikan dilakukan 2 kali sehari dengan FR feeding rate 3 dari bobot biomassa selama empat minggu setelah itu dilakukan uji tantang dengan bakteri A. hydrophila 10 8 CFUekor kecuali kelompok kontrol negatif K- yang hanya diinjeksi dengan PBS. Cara pencampuran k-karagenan dalam pakan adalah k-karagenan ditimbang sesuai dosis perlakuan, dilarutkan dalam sedikit air, dicampurkan kedalam pakan pellet standar secara merata dan dikering-anginkan dalam suhu ruang. Setelah kering, pakan di coating dengan putih telur dan dikering-anginkan kembali. Pakan siap digunakan, selanjutnya sisanya dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 o C sampai saat akan digunakan. Pengambilan sampel darah dilakukan pada minggu ke-0, 1, 2, 3 dan 4. Parameter imun yang diukur yaitu : kadar hematokrit, eritrosit total, leukosit total, differensial dan aktifitas fagositik. Setelah empat minggu pemeliharan dilakukan uji tantang dengan bakteri A. hydrophila 10 8 CFUekor dan dilakukan pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan sampai hari ke- 14 setelah uji tantang. Skema Penelitian Tahap I Pemberian k-karagenan selama 30 hari Uji tantang bakteri A.hydrophila M0 M1 M2 M3 M4 1 14 Pengamatan parameter imun: SR Hb, He, SDM, SDP, DL, IF Keterangan: M Minggu; 1-14 Hari Pengamatan Tahap 2. Pengaruh Dosis Terbaik dalam Pakan terhadap Perubahan Parameter Makroskopis dan Mikroskopis pada Ikan Lele Dumbo Pada tahap ini terdiri atas tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Dosis yang digunakan dalam tahap ini merupakan dosis yang memberikan hasil terbaik dari tahap penelitian sebelumnya. Adapun perlakuannya sebagai berikut: K + : Pakan tanpa k-karagenan, diuji tantang dengan bakteri A.hydrophila K - : Pakan tanpa k-karagenan, diinjeksi PBS PDT : Perlakuan dosis terbaik Pemberian pakan pada ikan dilakukan 2 kali sehari dengan FR feeding rate 3 dari bobot biomassa selama empat minggu setelah itu dilakukan uji tantang dengan bakteri A. hydrophila 10 8 CFUekor kecuali kelompok kontrol negatif K- yang hanya diinjeksi dengan PBS. Pengamatan parameter makroskopis berupa gejala klinis dan diameter gejala klinis, dilakukan pada saat ikan diinjeksi dengan bakteri A. hydrophila sampai hari ke 14 setelah uji tantang. Pada akhir perlakuan dilakukan pengamatan organ dalam ginjal, hati, empedu dan limpa untuk mengetahui kelainan klinis dengan membandingkan perubahan morfologi dan warna organ dalam ikan pada perlakuan dosis terbaik, kontrol positif, dengan perlakuan kontrol negatif. Pemeriksaan histologi dilakukan pada organ kulit, ginjal, dan hati dari ikan uji. Pemeriksaan histologi dilakukan pada organ kulit, ginjal, dan hati dari ikan uji. Sampel difiksasi dengan larutan fiksatif Davidson kemudian dipindahkan ke dalam larutan alkohol 70 setelah 24 jam. Selanjutnya dilakukan dehidrasi, clearing infiltrasi dan blocking terhadap jaringan sampel. Blok jaringan selanjutnya diiris menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5 µm dan diwarnai dengan hematoxylin dan eosin H E. Untuk pengamatan gejala klinis, dilakukan skoring berdasarkan jenis perubahannya Angka 2005 yaitu untuk radang diberi skor 1, hemoragi skor 2, tukak skor 3, dan mati skor 4. Berdasarkan diameter kelainan tersebut, ada tiga tingkatan nilai untuk radang, hemoragi dan tukak Tabel 1. Tabel 1. Cara penentuan skoring gejala klinis Jenis Skor Kisaran Diameter cm Skor Total 1 2 3 Radang 1 0,2 - 0,4 0,41- 0,6 0,6 1x1=1 1x2=2 1x3=3 Hemoragi 2 0,2 - 0,4 0,41- 0,6 0,6 2x1=2 2x2=4 2x3=6 Tukak 3 0,1 - 0,5 0,51- 1,0 1,0 3x1=3 3x2=6 3x3=9 Mati 4 Sumber : Angka 2005. Keterangan : skor radang = 1, diameter radang 0,5cm, maka total skor = 1 x 2 = 2 skor hemoragi = 2,diameter hemoragi 0,3 cm, maka total skor = 2 x 1=2 skor tukak = 3, diameter tukak 1,2 cm, maka skor = 3 x 3 = 9 Skema Penelitian Tahap II Pemberian k-karagenan selama 30 hari Uji tantang bakteri A.hydrophila M0 M1 M2 M3 M4 1 14 Gejala Klinis Pengamatan anatomi ikan lele Histopatologi Keterangan: M Minggu; 1-14 Hari Pengamatan Tahap 3. Durasi Pemberian k-Karagenan yang Efektif untuk Ketahanan Ikan Lele terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian tahap kedua ini terdiri dari enam perlakuan dan tiga kali ulangan. Dosis yang digunakan pada tahap ini, merupakan dosis yang memberikan hasil terbaik dari tahap penelitian sebelumnya. Perlakuan yang digunakan adalah periode waktu tertentu pemberian κ-karagenan dalam pakan sebagai berikut: K + : Pakan tanpa k-karagenan, diuji tantang dengan bakteri A.hydrophila K - : Pakan tanpa k-karagenan, diinjeksi PBS PB1 : Pemberian k-karagenan setiap hari selama lima minggu PB7 : Pemberian k-karagenan selama tujuh hari pada minggu I PB14 : Pemberian k-karagenan selama 14 hari pada minggu I dan II PB21 : Pemberian k-karagenan selama 21 hari pada minggu I, III dan V Pemeliharaan dilakukan selama lima minggu dan setelah itu dilakukan uji tantang dengan bakteri A. hydrophila 10 8 CFUekor kecuali kelompok kontrol negatif K- yang hanya diinjeksi dengan PBS. Parameter yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup ikan dan pertumbuhan. Kelangsungan hidup ikan diamati mulai hari ke-1 sampai hari ke-14 setelah uji tantang. Skema Penelitian Tahap III Minggu Pemberian k-karagenan Uji tantang A.hydrophila Perlakuan I II III IV V PB1 : PB7 : 1 14 PB14 : PB21 : SR K + : ………………………………………….. Uji tantang A.hydrophila K- : …………………………………………. Injeksi PBS Pertumbuhan Keterangan: : Minggu pemberian k-karagenan ................. : Minggu pemberian pakan tanpa karagenan 1-14 : Hari pengamatan 3.4 Pemeriksaan Parameter Penelitian

3.4.1 Pengambilan sampel darah

Dokumen yang terkait

The Use of MHC I Molecular Marker in The Selection of Catfish Resistance to Aeromonas hydrophila Infection

2 12 80

Induction of gonadal maturation in female catfish (Clarias sp.) with PMSG hormone and Spirulina

0 3 184

Prevention of infection Aeromonas hydrophila on catfish Clarias sp. juvenile from 11 days to use garlic and meniran

0 4 69

The Effect of Application Probiotic Lactobacillus brevis and prebiotics Oligosaccharides for immune response and resistance Thai Catfish seeds (Pangasionodon hypophthalmus) Infected by Aeromonas hydrophila.

0 6 116

Extraction Optimization and Characterization of Fish Oil from Catfish (Clarias sp.) By-product.

0 4 59

Evaluation of Giving Silk Worms and Artificial Diet Combination on the Development of Digestive Organs and Enzymes to the Growth of African Catfish Larvae (Clarias sp.).

0 2 42

The Effect of Application Probiotic Lactobacillus brevis and prebiotics Oligosaccharides for immune response and resistance Thai Catfish seeds (Pangasionodon hypophthalmus) Infected by Aeromonas hydrophila

0 6 64

Induction of gonadal maturation in female catfish (Clarias sp.) with PMSG hormone and Spirulina

0 6 99

Efficacy of orally administered kappa carrageenan to enhance nonspecific immune responses and resistance of african catfish Clarias sp. against Aeromonas hydrophilla

1 10 94

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Aeromonas spp. FROM DISEASED AFRICAN CATFISH (Clarias sp.) IN NGAWI REGENCY | Rejeki | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 26917 67809 1 PB

0 1 6