IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Pemberian k-Karagenan dengan Dosis Berbeda dalam Pakan terhadap Infeksi Bakteri
A.hydrophila
Pemberian k-karagenan sebagai imunostimulan dalam pakan yang diberikan pada ikan lele dumbo selama satu bulan pemeliharaan dan untuk
pengaruh pemberian k-karagenan dapat dilihat dari tingkat kelangsungan hidup setelah dilakukan uji tantang dengan bakteri A.hydrophila. Untuk menjelaskan
lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian k-karagenan dapat dilihat dari parameter sistem imun ikan lele yaitu : hemaglobin, hematokrit, eritrosit total,
leukosit total, differensial leukosit dan aktivitas fagositik.
4.1.1 Gambaran Darah Ikan Lele Kadar Hemoglobin Hb
Hemoglobin adalah protein dalam eritrosit yang tersusun atas protein globin tidak berwarna dan pigmen heme yang dihasilkan dalam eritrosit dan
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen bergantung pada kadar Hb dalam darah. Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen yang kemudian akan digunakan
untuk proses katabolisme sehingga dihasilkan energi Lagler et al. 1977. Berdasarkan pengamatan selama penelitian terhadap kadar hemoglobin didalam
darah ikan lele cukup bervariasi, dapat disajikan pada Gambar 1 dan Lampiran 1.
Hasil pengamatan kadar hemoglobin selama penelitian menunjukkan bahwa pada minggu ke-0, kadar rata-rata hemoglobin masing-masing perlakuan
sama yaitu sebesar 8,17±0,29 g. Pada minggu ke-1 kadar hemoglobin mengalami kenaikan dengan kadar rata-rata tertinggi pada perlakuan B 10 g kg
-1
pakan yaitu sebesar 9,83±0,29 g selanjutnya perlakuan C 20 g kg
-1
pakan yaitu sebesar 9,17±0,76 g, perlakuan A 5 g kg
-1
pakan sebesar 8,67± 0,58 g dan perlakuan K kontrol sebesar 8,47± 0,81 g. Dari hasil uji lanjut
duncan perlakuan A dan C tidak berbeda nyata terhadap kadar hemoglobin akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B.
Gambar 1. Hemoglobin ikan lele selama empat minggu perlakuan pemberian k-karagenan sebesar 0g K, 5g A, 10g B dan 20g C kg
-1
pakan
Pada minggu ke-2 hemoglobin mengalami kenaikan dengan kadar rata-rata tertinggi pada perlakuan B yaitu sebesar 9,87±1,21 g selanjutnya untuk
perlakuan A sebesar 7,47±0,50 g, perlakuan C sebesar 8,53±0,92 g, dan K sebesar 9,53±0,50 g. Dari hasil uji lanjut duncan perlakuan K tidak berbeda
nyata terhadap kadar hemoglobin akan tetapi perlakuan A, B dan C memberikan pengaruh nyata terhadap kadar hemoglobin. Pada minggu ke-3 kadar hemoglobin
untuk semua perlakuan mengalami kenaikan kecuali perlakuan K dan C. Kadar rata-rata tertinggi pada perlakuan B yaitu sebesar 10,40±1,25 g selanjutnya
perlakuan K sebesar 8,67±0,61 g, perlakuan A sebesar 9,33±0,42 g, dan perlakuan C sebesar 8,83±0,29 g. Dari hasil uji lanjut duncan perlakuan K dan
C tidak berbeda nyata terhadap hemoglobin akan tetapi perlakuan A dan B memberikan pengaruh nyata terhadap hemoglobin. Nilai hemoglobin yang berada
pada kisaran normal baik mengindikasikan bahwa terdapat cukup oksigen yang terikat dalam darah sehingga menggambarkan kesehatan ikan berada pada kondisi
yang baik pula Wedemeyer dan Yasutake 1977.
Pada minggu ke-4, hemoglobin pada semua perlakuan mengalami penurunan. Perlakuan K sebesar 6,07±0,93 g, perlakuan A sebesar 6,60±0,53
g, perlakuan B sebesar 8,60±1,44 g dan perlakuan C sebesar 6,17 ± 0,29 g. Dari hasil uji lanjut duncan perlakuan K, A dan C tidak berbeda nyata
terhadap kadar hemoglobin akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B. Blaxhall 1973 mengatakan bahwa kadar hemoglobin yang rendah merupakan
indikator bahwa ikan terkena anemia. Ikan yang mengalami anemia tidak mampu menyerap besi dalam jumlah yang cukup untuk membentuk hemoglobin. Pada
kondisi ini maka akan terbentuk sel darah merah yang mengandung hemoglobin dalam jumlah yang sedikit.
a a
a a
a a
ab ab
ab a
a b
b b
b a
ab b
a a
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00
1 2
3 4
H e
mo g
lo b
in
Minggu Ke-
K A
B C
Menurut Fujaya 2004, ada korelasi yang kuat antara hemoglobin, sel darah merah dan hematokrit, semakin rendah jumlah sel-sel darah merah, maka
semakin rendah pula kandungan hemaglobin dalam darah.
Kadar Hematokrit He
Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah dan berpengaruh terhadap pengaturan sel darah merah. Peningkatan kadar
hematokrit ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perubahan parameter lingkungan terutama suhu perairan dan keadaan fisiologi ikan terkait dengan energi yang
dibutuhkan Jawad et al., 2004 dalam Marthen, 2005. Persentase hematokrit berguna untuk melihat kondisi kesehatan ikan yaitu dengan melihat persentase
volume eritrosit. Hasil pengukuran hematokrit selama penelitian dapat disajikan pada Gambar 2 dan Lampiran 2.
Gambar 2. Hematokrit ikan lele selama empat minggu perlakuan pemberian k-karagenan sebesar 0g K, 5g A, 10g B dan 20g C kg
-1
pakan
Hasil pengamatan hematokrit menunjukkan bahwa pada minggu ke-0 semua perlakuan mempunyai nilai hematokrit yang sama yaitu sebesar
21,79±1,57, hal ini disebabkan karena pada minggu ke-0 belum diberi perlakuan karagenan. Pada minggu ke-1, perlakuan K sebesar 20,95±0,91,
perlakuan A sebesar 22,58±1,61 , perlakuan B sebesar 27,37±1,24 dan perlakuan C sebesar 23,72±0,41. Data ini menunjukkan bahwa perlakuan A, B
dan C memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan K P0,05. Selama penelitian nilai kadar hematokrit cukup berfluktuasi. Angka et al. 1990
menyatakan bahwa hematokrit ikan bervariasi tergantung pada faktor nutrisi dan umur ikan. Kisaran kadar hematokrit ikan adalah 20-30 Bond 1979.
a a
a a
a a
ab b
b a
a c
c c
b a
b b
a a
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00
1 2
3 4
K a
d a
r H e
ma to
k ri
t g
Minggu Ke-
K A
B C
Hematokrit tertinggi selama penelitian terdapat pada minggu ke-3 yaitu pada perlakuan B sebesar 33,47±1,47. Dari hasil pengukuran hematokrit
selama empat minggu menunjukkan bahwa perlakuan B memiliki kadar hematokrit tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan K P0,05. Hasil uji
lanjut duncan juga menunjukkan bahwa nilai hematokrit pada perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan K, A dan C. Namun perlakuan A dan C berbeda
nyata dengan perlakuan K P0,05. Menurut Angka et al. 1985 bahwa kisaran nilai hematokrit ikan lele Clarias batrachus pada kondisi normal sebesar 30,8-
45,5. Kadar hematokrit ikan lele selama penelitian berada pada kisaran yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian k- karagenan dalam pakan
memberikan pengaruh yang baik terhadap hematokrit darah ikan lele dumbo.
Eritrosit Total Sel Darah Merah
Eritrosit ikan mempunyai inti, umumnya berbentuk bulat dan oval tergantung jenis ikannya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma
terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan giemsa Chinabut et al. 1991. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada minggu ke-0, eritrosit total
pada semua perlakuan sama yaitu 1,04±0,55 10
6
selmm
3
, disajikan pada Gambar 3 dan Lampiran 3.
Dari Gambar 3, terlihat bahwa pada minggu ke-1 terjadi peningkatan jumlah eritrosit total yaitu pada perlakuan K sebesar 1,08±0,7610
6
selmm
3
, perlakuan A sebesar 1,22±0,5410
6
selmm
3
, perlakuan B sebesar 1,32±0,1510
6
selmm
3
, dan perlakuan C sebesar 1,23±0,1210
6
selmm
3
. Dari uji lanjut duncan menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda nyata dengan perlakuan B dan C
namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A P0,05. Menurut Takashima Hibiya 1995 menyatakan bahwa ikan normal umumnya memiliki jumlah total
eritrosit sebesar 1-3 x 10
6
selmm
3
. Penurunan jumlah eritrosit menunjukkan terjadinya infeksi ginjal, serta rendahnya nilai eritrosit menandakan ikan
menderita anemia, sedangkan tingginya jumlah eritrosit diatas normal menandakan ikan dalam keadaan strees Wademeyer dan Yasutake 1977.
Gambar 3. Eritrosit total ikan lele selama empat minggu perlakuan pemberian k-karagenan sebesar 0g K, 5g A, 10g B dan 20g C kg
-1
pakan Pada minggu ke-2 jumlah eritrosit total mengalami kenaikan dengan
kadar rata-rata tertinggi pada perlakuan B yaitu sebesar 1,48±0,0610
6
selmm
3
, selanjutnya perlakuan C sebesar 1,35±0,0410
6
selmm
3
, perlakuan A sebesar 1,32±0,0910
6
selmm
3
, dan perlakuan K sebesar 1,22±0,0410
6
selmm
3
. Dari hasil uji lanjut duncan perlakuan K, A dan C tidak memberikan pengaruh nyata
P0,05 terhadap jumlah eritrosit akan tetapi perlakuan B memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah eritrosit ikan lele dumbo. Pada minggu ke-3 jumlah
eritrosit terus mengalami peningkatan dimana rata-rata tertinggi pada perlakuan B yaitu sebesar 2,19±0,06 10
6
selmm
3
. Dari hasil uji lanjut duncan, perlakuan B berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya. Selanjutnya perlakuan A dan C
berbeda nyata dengan perlakuan KP0,05.
Pada minggu ke-4 semua perlakuan mengalami penurunan dimana kontrol
sebesar 1,13±0,0510
6
selmm
3
, perlakuan A sebesar
1,21±0,0110
6
selmm
3
, perlakuan B sebesar 1,36±0,0810
6
selmm
3
, dan perlakuan C sebesar 1,16±0,0610
6
selmm
3
. Dari uji lanjut duncan menunjukkan bahwa perlakuan A dan B memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah eritrosit
sedangkan perlakuan K dan D tidak berbeda nyata P 0,05. Jumlah eritrosit total selama pemberian k-karagenan dalam pakan masih berada pada kisaran normal.
Ketika nilai eritrosit berada dalam kisaran normal, hal ini menunjukan bahwa pemberian k-karagenan pada perlakuan tidak mengganggu kesehatan ikan namun
diduga dapat meningkatkan status kesehatan ikan lele dumbo.
Leukosit Total Sel Darah Putih
Leukosit ikan terdiri dari granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri dari limfosit, monosit dan trombosit sedangkan agranulosit terdiri dari basofil, netrofil
dan eiosinofil Lagler et al. 1979. Leukosit ikan merupakan bagian dari sistem
a a
a a
a a
ab a
b ab
a b
b c
b a
b a
b a
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
1 2
3 4
To ta
l E ri
tr o
si t
106 se
l m
m 3
Minggu Ke-
K A
B C
pertahanan tubuh yang bersifat nonspesifik. Hasil pengamatan leukosit total dapat disajikan pada Gambar 4 dan Lampian 4.
Gambar 4. Leukosit total ikan lele selama perlakuan pemberian k-karagenan sebesar 0g K, 5g A, 10g B dan 20g C kg
-1
pakan
Berdasarkan Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa pada minggu ke-0, leukosit total untuk semua perlakuan sama yaitu 8,16±0,2610
5
selmm
3
. Pada minggu ke-1 semua perlakuan mengalami peningkatan jumlah leukosit, dimana
rata-rata perlakuan A, B dan C berbeda nyata P0,05 dengan perlakuan K kontrol. Jumlah leukosit total terus meningkat pada minggu ke-2 sampai pada
minggu ke-3. Dari hasil uji statistik pada minggu ke-3 menunjukkan bahwa perlakuan A sebesar 12,95±0,8210
5
selmm
3
, B sebesar 14,47±0,96 10
5
selmm
3
dan perlakuan C sebesar 11,84±0,7510
5
selmm
3
memberikan pengaruh nyata P0,05 dibandingkan dengan perlakuan K sebesar 10,3710
5
selmm
3
. Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh
misal virus dan bakteri. Pada minggu ke-4 terjadi penurunan jumlah leukosit total, namun dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan A, B dan C
memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan K P0,05.
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah leukosit pada minggu ke-1 sampai minggu ke-3,
mengindikasikan bahwa k-karagenan yang diberikan melalui pakan mampu meningkatkan jumlah leukosit yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh ikan
lele sehingga sistem kekebalan tubuh ikan lele dumbo juga dapat meningkat.
a a
a a
a a
ab a
b a
a b
b c
b a
ab a
b a
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
To ta
l Le u
k o
si t
10
5
se l
m m
3
Minggu Ke-
K A
B C
Diferensial Leukosit
Differensial leukosit merupakan suatu nilai yang menggambarkan perbandingan jumlah sel leukosit limfosit, netrofil, monosit dan trombosit
dengan jumlah seluruh sel darah putih. Hasil perhitungan differensial leukosit selama penelitian disajikan pada Tabel 2.
a. Limfosit