Organizing Fungsi dan Proses Manajemen .1

47 Selain itu KJKS BMT BUS ini ingin menjadikan lembaga tersebut sebagai lembaga penyalur zakat yang dipercaya. Mereka melihat kondisi saat ini banyak masyarakat yang tidak percaya dengan lembaga penyalur zakat untuk menyalurkan zakat yang mereka salurkan. Masyarakat merasa lebih nyaman menyalurkan zakatnya langsung kepada yang berhak, ketimbang harus menyalurkannya melalui lembaga penyalur zakat yang ada. Ini merupakan tantangan bagi mereka untuk menjadikan KJKS BMT BUS ini sebagai lembaga penyalur zakat yang dipercaya untuk menyalurkan zakat. Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa dari segi manajemen perencanaan KJKS BMT BUS lebih mengutamakan prinsip syariah untuk kesejahteraan bagi anggota koperasi, akan tetapi tidak hanya kepada anggota koperasi saja KJKS BMT BUS ingin juga mewujudkan kehidupan yang seimbang dalam keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan pemerataan keadilan ekonomi antara kaum fakir miskin dengan aghniya kaum berpunya. Sedangkan KPDK selain bertujuan untuk mensejahterakan anggota, KPDK juga ingin mewujudkan KPDK sebagai badan usaha yang handal dan berdaya saing, terutama dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan non anggotanya dinas.

6.1.1.2 Organizing

Sejalan dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk mencapainya, perlu segera di rumuskan struktur organisasi yang sesuai dengan jenis kegiatan dan unsur-unsur manajemen yang ikut berfungsi di dalam kegiatan itu. Karena itu setiap unsur manajemen yang turut bermain di dalamnya harus mempunyai wewenang dan tanggung jawab. Serta dinamika wewenang dan tanggung jawab, baik secara vertikal mapun secara horizontal. Bagi koperasi fungsi-fungsi usahanya tidak hanya meliputi fungsi-fungsi usaha bentuk kumpulan modal tetapi juga pembinaan anggotanya. Organizing dengan demikian merupakan fungsi manajamen yang menentukan wewenang dan tanggung jawab unsur-unsur manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi usaha koperasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan baik secara horizontal maupun secara vertikal. 48 Desain Struktur Dilihat dari struktur organisasi, KPDK memiliki bentuk struktur yang lebih ramping dibandingkan dengan struktur organisasi dari KJKS BMT BUS. Burhanuddin 2008 menyebutkan bahwa koperasi yang memiliki struktur organisasi gemuk, kurang fleksibel dan diorganisasikan dengan pola lama tanpa memanfaatkan teknologi informasi menghadapi masalah jalan ditempat dan cenderung tidak berkembang. Menurut penulis, struktur organisasi yang dimiliki oleh KJKS BMT BUS lebih menggambarkan kejelasan fungsi dan wewenang tiap bagian sehingga tiap bagian mengetahui tugas, wewenang dan batasan dalam bekerja. Dalam segi tugas, KJKS BMT BUS memiliki bagian Human Resources Development HRD yang dalam hal ini berfungsi sebagai divisi pengembangan sumber daya manusia dan inovasi koperasi. Selain itu, divisi ini juga dibawahi oleh departemen yang berbeda dengan divisi unit usaha dan lainnya. Disain tugas koperasi yang digambarkan dalam diagram struktur organisasi, pada umumnya tidak memiliki divisi atau departemen Research and Development RD dan Human Resources Development HRD. Padahal, kedua departemen ini memiliki posisi vital dalam pengembangan kompetensi sumberdaya manusia koperasi dan proses inovasi koperasi. Di perusahaan- perusahaan modern pesaing koperasi biasanya memiliki kedua departemen tersebut agar mampu bertahan dalam kompetisi. Tidak tertutup kemungkinan disain organisasi seperti ini yang menyebabkan koperasi kalah bersaing dengan perusahaan kapitalistik. Meski perlu dicatat bahwa perbedaan orientasi pada kedua organisasi perusahaan kemungkinan menjadi penyebab lainnya. 23 Pembagian Tugas dan Wewenang Pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab perangkat organisasi koperasi secara garis besar diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian, yang selanjutnya oleh masing-masing koperasi dijabarkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Rapat Anggota 23 Burha uddi “Ti jaua Prospek Koperasi I do esia dari Perspektif Disipli Il u Ma aje e Bisnis, h.14 49 memegang kekuasaan tertinggi dan memiliki kewenangan sentral dalam pengambilan keputusan strategis koperasi. 24 Pembagian tugas di dalam lingkup koperasi baik KPDK maupun KJKS BMT BUS terdiri atas perincian serta pengelompokan aktivitas yang erat hubungannya satu sama lain dalam koperasi itu sendiri serta yang berkaitan dengan pihak luar koperasi. Aktifitas yang erat hubungannya dalam koperasi itu sendiri menurut KJKS BMT BUS, Dewan Pengurus mempunyai tugas dalam melaksanakan rencana kerja yang sesuai dengan keputusan rapat anggota. Tugas lainnya adalah mengawasi, mengevaluasi dan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan BMT yang dijalankan oleh pengelola agar tetap mengikuti kebijakan dan keputusan yang telah disetujui oleh rapat anggota serta melaporkan operasional BMT pada anggota setiap akhir tahun dalam RAT. Aktifitas lainnya adalah yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan dan Personalia, Pihak ini bertugas membantu General Manager dalam menjabarkan kebijaksanaan yang telah di gariskan oleh pengurus di bidang personalia, pengembangan Sumber Daya Insani, pengawasan dan pembinaan. Pihak personalia bertanggung jawab atas aktivitas pengelola, penambahan dan pengurangan karyawan serta mengusulkan mutasi sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Bagian Pengawasan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap operasional lembaga dan bertanggungjawab atas pelaksanaan pengawasan aktifitas administrasi operasional meliputi laporan administrasi keuangan dan syariah. Sedangkan aktifitas yang mewakili koperasi dengan pihak luar KJKS BMT BUS adalah Manager Cabang Pemasaran Mewakili kantor pusat untuk bertanggungjawab atas operasional cabang-cabang yang berada di masing-masing wilayah kerja untuk menjual produk dan meningkatkan citra pelayanan BMT baik pembiayaan maupun simpanan dan membina, mengatur, mengawasi serta melaksanakan kegiatan mengamankan posisi BMT. Menurut Bapak Boy Indra K selaku manager USP Unit Simpan Pinjam di KPDK, dijelaskan bahwa struktur organisasi di KPDK adalah sebagai berikut : 24 Ibid, h.14 50 “ Jumlah karyawan di KPDK sampai 2010 lalu adalah 23 orang ditambah 1 orang EDP dari tenaga luar. Kita terbagi di 3 bagian Bidang administrasi dan Keuangan, Bidang Usaha Simpan Pinjam dan satu lagi Bidang Usaha Sektor Riil. Masing- masing ada Managernya, lalu kepala unitnya kemudian kasirnya. Ada juga yang di tempatkan di unit usahanya masing- masing, seperti di Toko SME’sco Mart KPDK di parkiran belakang.” Hal yang menarik dari KJKS BMT BUS dibandingkan dengan koperasi konvensional adalah memiliki Divisi Syariah yang bertanggung jawab atas segala bentuk produk yang dikeluarkan oleh lembaga yang berdasar pada kaidah-kaidah syariah serta Divisi Transaksi yang bertanggung jawab dalam segala bentuk transaksi yang sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. Wewenang adalah hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan pelimpahan adalah penyerahan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa wewenang anggota, pengurus dan pengawas adalah berbeda-beda sesuai dengan jabatannya masing-masing. Anggota KJKS BMT BUS mempunyai wewenang mengangkat pengurus dan pengawas melalui Rapat Anggota. Selain itu juga anggota ikut serta berwenang dalam menghimpun potensi usaha dan organisasi yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip syariah atau Islam. Hal tersebut juga bisa di lihat dari struktur organisasi di masing-masing koperasi baik itu Koperasi KJKS BMT BUS maupun KPDK. Rentangan Kontrol, Jenjang Organisasi dan Kesatuan Perintah Fungsi pengurus dalam melaksanakan fungsi manajemen adalah mengembangkan organisasi, membuat deskripsi kerja, menentukan rentang kendali organisasi, mengangkat dan memberhentikan karyawan, menginventarisir potensi internal dan eksternal serta menghimpun sumber daya. Rentangan control adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan. Sedangkan bawahan langsung adalah merupakan sejumlah pejabat yang langsung dibawah seorang atasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam rentang kendali adalah bahwa seorang atasan tidak mungkin dapat memimpin bawahan sebanyak-banyaknya, karena kemampuan 51 seseorang itu terbatas. Makin banyak bawahan, beban pimpinan makin berat, sehingga harus diperhatikan tidak hanya orang-orangnya saja tetapi hubungannya. Jenjang organisasi adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas sampai bawah dalam suatu fungsi. Kesatuan perintah berarti bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang atasan tertentu. Dilihat dari kedua jenis koperasi yang diteliti oleh penulis, struktur organisasi tersebut sudah mampu menunjukan bahwa kedua koperasi tersebut memiliki kejelasan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada. Hal tersebut menjadikan jelas rentang kontrol, jenjang organisasi dan satuan perintah pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasannya. Hal yang menjadi perbedaan antara KJKS BMT BUS dan KPDK dalam hal ini adalah, Bagian pengawasan KJKS BMT BUS secara struktural berada di bawah kewenangan Manager Personalia dan Audit. Sedangkan Bagian Pengawasan pada KPDK dikendalikan langsung oleh Rapat Anggota, sehingga tampak lebih independent dan objektif dilihat secara struktural.

6.1.1.3 Directing

Dokumen yang terkait

Keberadaan Koperasi Syariah Di Indonesia (Studi Komparatif Dengan Koperasi Konvensional Dan Perbankan Syariah)

9 108 106

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

1 14 49

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA KOPERASI KONVENSIONAL DAN KOPERASI SYARIAH

0 7 18

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA KOPERASI KONVENSIONAL DAN KOPERASI SYARIAH (Studi kasus pada Koperasi Wanita Kartika Candra Pandaan Pasuruan dan Koperasi BMT-UGT Sidogiri Pasuruan)

0 4 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DAN KONVENSIONAL PERIODE 2012-2014 Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional Periode 2012-2014.

0 1 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KABUPATEN Perbandingan Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Kabupaten Sragen (Studi kasus KSP Mandiri, KSP

0 4 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH Perbandingan Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Kabupaten Sragen (Studi kasus KSP Mandiri, KSP Berkah Usaha,

0 3 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUNGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keungan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional Tahun 2008-2012.

0 1 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUNGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keungan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional Tahun 2008-2012.

0 1 13