57
Secara keseluruhan komponen penggajian dan tunjangan yang diberikan oleh kedua koperasi sama. Menurut peneliti hal yang membedakan keduanya
adalah besaran tunjangan yang diberikan oleh masing-masing koperasi. Kedua koperasi memiliki ketentuan kebijakan guna meningkatkan kinerja para pengelola
dan pengurus mereka. Semakin besar tunjangan yang diberikan berbanding positif dengan kinerja kemampuan yang akan dicurahkan mereka terhadap pekerjaan
yang mereka jalani. Apabila mereka bersungguh-sungguh menjalankan tugas mereka, maka koperasi tersebut akan berkembang.
6.1.3 Sistem Karir Tabel 5. Sistem Karir
KPDK KJKS BMT BUS
- Tidak ada penggolongan
- Tidak ada kebijakan “upgrade”
karyawan -
Hanya berdasarkan kinerja saja -
“Menunggu bola” seminar dan pelatihan
- Ada penggolongan
- Ada kebijakan “upgrade” karyawan
- Pembuatan karya tulis ilmiah untuk
kenaikan jabatan -
“Jemput bola” seminar dan pelatihan
Masalah utama dari KJKS BMT BUS ini adalah kualitas SDM yang rendah. Sistem perekrutannya pun tidak menetapkan kualifikasi untuk calon
pengelolanya. Sehingga banyak pengelola yang menempati unit kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun hal ini mereka atasi dengan
melakukan “up grade” terhadap para karyawannya. Peningkatan kualitas Sumber
Daya Insani Pengelola yang professional dilakukan melalui beberapa program. Program utama yang dilakukan adalah peningkatan strata pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi dengan memberikan peluang kepada pengelola yang berpendidikan SLTA untuk mengikuti program pendidikan S1 dan jenjang
pendidikan S2 bagi yang sudah memiliki ijazah S1. KJKS BMT BUS mengadakan seminar dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
ilmu dan pengembangan koperasi dengan mengundang para pakar sebagai pembicaranya.
KJKS BMT BUS ini menerapkan sistem golongan seperti halnya PNS kepada para pengelola dan pengurusnya. Sistem penggolongan yang ditetapkan
KJKS BMT BUS ini sama dengan sistem pada PNS. Hal yang membedakannya adalah kriteria kenaikan dan prosedur kenaikan golongan. KJKS BMT BUS lebih
58
mengutamakan sisi Rukhiyyah dalam menentukan layak atau tidaknya pengelola dan pengurus untuk naik ke golongan yang lebih tinggi. Selain itu, KJKS BMT
BUS mengharuskan para pengelola dan pengurus membuat karya tulis yang ditujukan untuk pengembangan unit kerja yang mereka tempati dan jalani. Hal
tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Lili selaku manajer regional.
“Bagi kita masalah knowledge adalah no 2. Yang terpenting adalah komitmen, loyalitas, dedikasi dan integritas. Untuk
perekrutan pertama masuk diposisikan sebagai training selama tiga bulan. Apabila kinerja nya baik maka akan dikontrak
selama satu tahun. Apabila layak akan menjadi calon pengelola setelah satu tahun juga. Setelah satu tahun berjalan dan dinilai
layak, maka akan dijadikan pengelola tetap. Tinggal disesuaikan dari latar belakang pendidikan nya. Apabila SMA, maka
golongan nya 2A. Apabila sarjana, maka golongannya 2C. Jika ingin mengajukan kenaikan golongan maka mereka harus
membuat karya tulis yang ditujukan untuk pengembangan tiap unit kerja yang mereka jalani. Apabila karya tuis yang diajukan
dinilai layak berdasarkan kriteria-kriteria penilaian, maka golongan mereka akan naik. Untuk sistem golongan di kita sama
tetapi tidak sama dengan PNS. Maksudnya untuk tingkatan golongan sama dengan PNS. Tetapi kriteria yang digunakan
oleh kami lebih mengutamakan sisi rukhiyah.”
Jabatan tertinggi bagi pada sistem manajemen di KPDK adalah setingkat dengan level manajer. Jika menurut urutannya terbagi atas :
1. Staf
2. Kepala Sub Unit
3. Kepala Unit
4. Manajer
Manajemen sistem karir di KPDK adalah tidak melihat dari kemampuan seseorang saja, tapi juga di lihat dari tanggung jawabnya. Apabila dari segi
kemampuan, tanggung jawab dan kinerja baik, maka pengurus atau karyawan bisa saja naik tingkat ke level yang lebih tinggi. Pengembangan SDM Sumber Daya
Manusia bagi pengurusnya pun hanya di fokuskan jika ada pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan KPDK seperti pelatihan perpajakan, bisnis dan
usaha simpan pinjam saja. Rotasi pekerjaan di KPDK biasanya dilakukan dalam 1 sampai 2 tahun,
atau kapanpun di perlukan agar karyawan atau pengurus tidak mengalami
59
kejenuhan dalam melakukan pekerjaan. Sehingga terdapat penyegaran dalam melaksanakan pekerjaan dan memberikan semangat terhadap lingkungan koperasi
itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengenai sistem penggajian KPDK layaknya swasta, maka sistem karir di KPDK tidak terdapat
penggogolongan. Jabatan-jabatan yang telah disebutkan diatas dengan gaji pokok yang berbeda sesuai dengan perhitungan masa kerjanya.
6.1.4 Efisiensi Usaha