Directing Fungsi dan Proses Manajemen .1

51 seseorang itu terbatas. Makin banyak bawahan, beban pimpinan makin berat, sehingga harus diperhatikan tidak hanya orang-orangnya saja tetapi hubungannya. Jenjang organisasi adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas sampai bawah dalam suatu fungsi. Kesatuan perintah berarti bahwa tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang atasan tertentu. Dilihat dari kedua jenis koperasi yang diteliti oleh penulis, struktur organisasi tersebut sudah mampu menunjukan bahwa kedua koperasi tersebut memiliki kejelasan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada. Hal tersebut menjadikan jelas rentang kontrol, jenjang organisasi dan satuan perintah pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasannya. Hal yang menjadi perbedaan antara KJKS BMT BUS dan KPDK dalam hal ini adalah, Bagian pengawasan KJKS BMT BUS secara struktural berada di bawah kewenangan Manager Personalia dan Audit. Sedangkan Bagian Pengawasan pada KPDK dikendalikan langsung oleh Rapat Anggota, sehingga tampak lebih independent dan objektif dilihat secara struktural.

6.1.1.3 Directing

Masing-masing individu yang telah ditentukan menduduki fungsi dan jabatan-jabatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan organisasi. Pada hakikatnya directing adalah usaha-usaha komunikasi yang membuat semua pihak yang terlibat dalam kegiatan koperasi bekerja sesuai rencana. Directing commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar- benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan semula. Koperasi hakekatnya dibangun untuk memberdayakan masyarakat dari kesulitan, kekurangan, kelemahan dan kemiskinan. Misi ini sangat erat kaitannya dengan pola pengaturan kelembagaan dari masyarakat itu komunitas anggota koperasi sendiri membangun kesejahteraan secara bersama-sama goal. Untuk mencapai tujuan koperasi tersebut maka koperasi harus menunjukkan jatidirinya yang mandiri. 52 Tabel 3 . Directing KPDK KJKS BMT BUS Hanya dilakukan oleh top management ke low management Dilakukan oleh Pengawas Umum, Pengawas Syariah dan seluruh komponen yang ada pada struktur organisasi Directing pada KPDK hanya dilakukan oleh bagian tertinggi dalam struktur organisasi ke bagian terendah dalam struktur saja. Rapat Anggota memberikan komando kepada pengurus, pengurus memberikan komando kepada manajer USP, manajer sektor riil dan manajer administrasi dan keuangan. Kemudian tiap manajer tersebut memberikan komando kepada bawahannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Boy Indra K selaku Manajer USP KPDK. “Kami melakukan kegiatan komando dari manajemen tertinggi ke manajemen terendah. Mulai dari Rapat anggota, Pengurus, Manajer-manajer Manajer UPS, Manajer sector riil, Manajer administrasi dan keuangan. Berbeda dengan KJKS BMT BUS dalam melakukan kegiatan komando yang melibatkan seluruh komponen dalam koperasi tersebut. Salah satu contoh adalah Kabag HRD yang memberikan komando kepada Kasie HRD. Sebaliknya, Kasie HRD memberikan saran dan masukan kepada Kabag HRD. Hal ini juga dilakukan oleh tiap bagian unit yag ada di KJKS BMT BUS. Hal tersebut diungkapkan oleh Lili selaku Kepala Cabang dan Manajer Regional KJKS BMT BUS. ”Dikita seluruh bagian melakukan koordinasi agar seluruh kegiatan berjalan sebagaimana mestinya. Koordinasi dilakukan tidak hanya dari atas ke bawah,melainkan keduanya. Kasie HRD boleh ngasi saran ke Kabag HRD, Kabag HRD boleh ngasi perintah dan teguran ke Kasie HRD. Disini intinya keterbukaan dan saling pengertian.” Selain itu para pengelola selalu diberi masukan tentang agama. Mereka berkeyakinan bahwa kekuatan spiritual ini memiliki peranan yang sangat besar terhadap perilaku dan kinerja seseorang dibandingkan dari kekuatan akademis. Oleh karena itu transformasi-transformasi spiritual tidak ada henti-hentinya dilakukan mengantisipasi kesalahan-kesalahan. Sehingga seseorang itu akan berfikir berkali-kali untuk melakukan perbuatan yang menyimpang. Karena mereka telah mengetahui dampak-dampak apa saja yang akan diterima apabila 53 perbuatan menyimpang itu dilakukan. Hal ini dianggap berhasil untuk menjalin sinergi positif untuk mencapai tujuan bersama.

6.1.1.4 Controlling

Dokumen yang terkait

Keberadaan Koperasi Syariah Di Indonesia (Studi Komparatif Dengan Koperasi Konvensional Dan Perbankan Syariah)

9 108 106

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

1 14 49

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA KOPERASI KONVENSIONAL DAN KOPERASI SYARIAH

0 7 18

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA KOPERASI KONVENSIONAL DAN KOPERASI SYARIAH (Studi kasus pada Koperasi Wanita Kartika Candra Pandaan Pasuruan dan Koperasi BMT-UGT Sidogiri Pasuruan)

0 4 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DAN KONVENSIONAL PERIODE 2012-2014 Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional Periode 2012-2014.

0 1 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KABUPATEN Perbandingan Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Kabupaten Sragen (Studi kasus KSP Mandiri, KSP

0 4 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH Perbandingan Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Di Kabupaten Sragen (Studi kasus KSP Mandiri, KSP Berkah Usaha,

0 3 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUNGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keungan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional Tahun 2008-2012.

0 1 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUNGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keungan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional Tahun 2008-2012.

0 1 13