13
untuk membantu menutup kerugian atau kerusakan tersebut Algaoud dan Lewis, 2007 dalam Sudrajat.
Pada hakikatnya, konsep takaful didasarkan pada rasa solidaritas, responsibilitas, dan persaudaraan antara para anggota yang bersepakat untuk
bersama-sama menanggung kerugian tertentu yang dibayarkan dari aset yang telah ditetapkan. Dengan demikian, praktek ini sesuai dengan apa yang disebut
dalam konteks yang berbeda sebagai asuransi bersama mutual insurance, karena para anggotanya menjadi penjamin insurer dan juga yang terjamin
insured.
11
2.5 Prinsip Bagi Hasil
Gagasan dasar sistem keuangan Islam secara sederhana didasarkan pada adanya bagi hasil profit and loss sharing. Menurut hukum perniagaan Islam,
kemitraan dan semua bentuk organisasi bisnis didirikan dengan tujuan pembagian keuntungan melalui partisipasi bersama. Mudharabah dan musyarakah adalah dua
model bagi hasil yang lebih disukai dalam hukum Islam.
12
Mudharabah Investasi
Mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal shahib al mal atau rabb al mal yang mempercayakan sejumlah
dana kepada pihak lain, dalam hal ini pengusaha mudharib untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. Dalam mudharabah, pemilik modal tidak mendapat
peran dalam manajemen. Jadi mudharabah adalah kontrak bagi hasil yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungankerugian proyek yang
mereka biayai. Algaoud dan Lewis, 2007 dalam Sudrajat
Musyarakah Kemitraan
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
11
http:salmanitb.com201002prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-syariah
12
Ibid
14
2.6 Syari’ah Sebagai Solusi
Salah satu solusi penting yang harus diperhatikan pemerintahan dalam me- recovery
ekonomi Indonesia adalah penerapan ekonomi syari’ah. Ekonomi syari’ah memiliki komitmen yang kuat pada pengentasan kemiskinan, penegakan
keadilan pertumbuhan ekonomi, penghapusan riba, dan pelarangan spekulasi mata uang sehingga menciptakan stabilitas perekonomian.
Ekonomi syari’ah yang menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional.
Kedepan pemerintah perlu memberikan perhatian besar kepada sistem ekonomi Islam yang telah terbukti ampuh dan lebih resisten di masa krisis. Sistem ekonomi
Islam yang diwakili lembaga perbankan syariah telah menunjukkan ketangguhannya bisa bertahan. Bahkan perbankan syariah semakin berkembang di
masa-masa yang sangat sulit tersebut. Sementara bank-bank raksasa mengalami keterpurukan hebat yang
berakhir pada likuidasi, sebagian bank konvensional lainnya terpaksa direkap oleh pemerintah dalam jumlah besar Rp 650 triliun. Setiap tahun APBN kita dikuras
lagi oleh keperluan membayar bunga obligasi rekap tersebut. Dana APBN yang seharusnya diutamakan untuk pengentasan kemiskinan rakyat, tetapi justru
digunakan untuk membantu bank-bank konvensional. Inilah faktanya, kalau kita masih mempertahakan sistem ekonomi kapitalisme yang ribawi.
Selama ini, sistem ekonomi dan keuangan syari’ah kurang mendapat
tempat yang memungkinkannya untuk berkembang. Ekonomi Islam belum menjadi perhatian pemerintah. Sistem ini mempunyai banyak keunggulan untuk
diterapkan, ekonomi islam bagaikan pohon tumbuhan yang bagus dan potensial, tapi dibiarkan saja, tidak dipupuk dan disiram. Akibatnya, pertumbuhannya sangat
lambat, karena kurang mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan pihak- pihak yang berkompeten, seperti Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan
Industri, BAPENAS, DPR dan Menteri yang terkait lainnya.
13
Keberhasilan Malaysia mengembangkan ekonomi Islam secara signifikan dan menjadi teladan dunia internasional, adalah disebabkan karena kebijakan
13
http:www.pesantrenvirtual.comindex.php?option=com_contentview=articleid=1111:eko nomi-syariah-sebagai-solusicatid=8:kajian-ekonomiItemid=60
15
Mahathir yang secara serius mengembangkan ekonomi Islam. Mereka tampil sebagai pelopor kebangkitan ekonomi Islam, dengan kebijakan yang sungguh-
sungguh membangun kekuatan ekonomi berdasarkan prinsip syari’ah. Indonesia yang jauh lebih dulu merdeka dan menentukan nasibnya sendiri, kini tertinggal
jauh dari Malaysia. Kebijakan-kebijakan Mahathir dan juga Anwar Ibrahim ketika itu dengan
sistem syariah, telah mampu mengangkat ekonomi Malaysia setara dengan Singapura. Tanpa kebijakan mereka, tentu tidak mungkin ekonomi Islam
terangkat seperti sekarang, tanpa kebijakan mereka tidak mungkin terjadi perubahan pendapatan masyarakat Islam secara signifikan. Mereka bukan saja
berhasil membangun perbankan, asuransi, pasar modal, tabungan haji dan lembaga keuan
gan lainnya secara sistem syari’ah, tetapi juga telah mampu membangun peradaban ekonomi baik mikro maupun makro dengan didasari
prinsip nilai-nilai Islami.
2.7 Analisis Kinerja Keuangan