53
perbuatan menyimpang itu dilakukan. Hal ini dianggap berhasil untuk menjalin sinergi positif untuk mencapai tujuan bersama.
6.1.1.4 Controlling
Pengawasan adalah fungsi manajemen untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang berlarut-larut sehingga dapat di atasi. Antara
perencanaan dan pengawasan tertanam suatu ikatan yang erat, karena tanpa rencana yang ada, pengawasam tidak mempunyai arah. Sebaliknya suatu rencana
tanpa pengawasan dapat mengarahkan organisasi kepada kehancuran. Dalam hubungan inilah jika di dalam koperasi sejalan dengan dibentuknya pengurus
serentak pula dipilih badan pemeriksa yang kedudukannya terhadap anggota sama. Keduanya merupakan alat-alat perlengkapan koperasi.
Tugas pengawas dalam manajemen koperasi memiliki posisi strategis. Mengingat secara tidak langsung, posisinya dapat menjadi pengaman dari
ketidakjujuran, ketidaktepatan pengelolaan atau ketidakprofesionalan pengurus. Oleh sebab itu menjadi pengawas harus memiliki persyaratan kemampuan
kompentensi, yaitu kompentensi pribadi dan kompentensi profesional. Kompetensi pribadi menyangkut kharisma atau kewibawaan, kejujuran dan
kepemimpinan. Kompetensi pertama ini sangat ditentukan oleh personality yang dimiliki oleh seorang pengawas. Kompetensi ini dapat terbentuk secara alamiah
tetapi juga dapat non-alamiah, karena status sosial ekonomi yang dimiliki.
Tabel 4 . Controlling
KPDK KJKS BMT BUS
Dilakukan oleh pengawas umum koperasi
Dilakukan oleh pengawas umum koperasi dan pengawas syariah divisi
transaksi dan divisi produk Adanya pendampingan
Menurut KPDK, fungsi pengawas adalah perpanjangan tangan dari anggota melalui Rapat Anggota dalam mendampingi pengurus untuk mengawasi
jalannya roda usaha perusahaan koperasi. Pengawas berada di satu posisi dengan pengurus tetapi mempunyai fungsi yang berbeda.
Menurut Bapak Boy Indra selaku Manager USP Koperasi Pegawai Departemen Koperasi, fungsi pengawas di KPDK adalah sebagai berikut :
54 “Disini ada bagian pengawasnya, ya tugasnya mengawasi
jalannya koperasi dan operasionalisasinya. Semua unit diawasi dari mulai kinerja, keuangan sampai ke laporannya setiap
periode. Pengurus atau divisi-divisi tertentu punya tugasnya masing-masing, seperti unit simpan pinjam, unit usaha bidang
riil, dan keuangan. Ada managernya dan dibantu dengan staf-
stafnya agar dapat bekerja sama. “
Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi KPDK adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya mengawasi kinerja para pengurus
dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah, selain melakukan pengawasan terhadap kinerjanya, tetapi juga pengawasan syariah. Prinsip-prinsip
syariah sangat dijunjung tinggi, maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran
dana serta pembagian hasil tidak luput dari pengawasan. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Bapak Lili selaku
Manager Cabang Utama KJKS BMT BUS, sebagaimana berikut ini :
“untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kita telah menggunakan system IT. Sehingga apabila ada kegiatan yang
tidak sesuai dengan SOP yang telah ditentukan, maka system tidak akan bekerja. Kemudian secara internal audit kita
mengunjungi
cabang-cabang untuk
melakukan audit.
Selanjutnya dari segi preventif kita selalu memberikan wejangan-wejangan atau arahan tentang agama. Secara tidak
disadari kekuatan spiritual ini memiliki peranan yang sangat besar terhadap perilaku dan kinerja seseorang dibandingkan
dari kekuatan akademis. Oleh karena itu transformasi- transformasi spiritual tidak ada henti-hentinya mengantisipasi
kesalahan-kesalahan. Sehingga seseorang itu akan berfikir berkali-kali untuk melakukan perbuatan yang menyimpang.
Karena mereka telah mengetahui dampak-dampak apa saja yang
akan diterima apabila perbuatan menyimpang itu dilakukan.”
KJKS BMT BUS, memiliki Bidang Pengawasan yang membantu General Manager dan menjabarkan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pengurus di
bidang personalia, pengembangan Sumber Daya Insani SDI, pengawasan dan pembinaan. Pihak ini melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
operasional lembaga dan aktivitas administrasi operasional meliputi laporan administrasi keuangan dan syariah.
Namun demikian, KJKS BMT BUS juga memiliki Divisi Syariah yang bertanggungjawab atas segala bentuk produk yang dikeluarkan lembaga yang
55
berdasar pada kaidah-kaidah syariah. Divisi Transaksi yang bertanggungjawab dalam segala bentuk transaksi yang sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.
Hal tersebut menyatakan bahwa, KJKS BMT BUS benar-benar diawasi secara operasional maupun struktural. Sehingga diharapkan terdapat pengawasan
ke dalam manajemen koperasi dan dapat menghindari penyimpangan- penyimpangan di dalam koperasi yang mengakibatkan keluarnya KJKS BMT
BUS dari tujuan, visi-misi serta perencanaan awal. Selain itu dalam hal controlling KJKS BMT BUS juga memiliki bagian
pendampingan yang memiliki keterkaitan yang kuat dalam pengamanan dan keberhasilan produk-produk pembiayaan, sehingga antara kedua bagian ini saling
mendukung dan mengevaluasi perencanaan dan pencapaian kinerjanya. Agar mata rantai tersebut dapat berjalan dengan baik, maka tugas yang harus dilakukan oleh
bagian pendampingan adalah : a.
Pendampingan Manajemen Usaha Kebanyakan anggota di sektor informal masih kurang memiliki
kemampuan dalam manajemen usaha. Oleh karena itu perlu diberikan asistensi tentang manajemen usaha yang baik.
b. Pendampingan Permodalan
Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam penumbuhan usaha anggota adalah disisi permodalan. Lembaga membuka lebar bagi anggota
untuk mendapatkan permodalan lewat pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang sudah barang tentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
yang ada. c.
Pendampingan Pemasaran Dalam hal pemasaran produk, lembaga mengupayakan untuk membantu
mempromosikan produk – produk mereka ke pihak – pihak tertentu
terutama lewat media pameran, baik yang diselenggarakan oleh pemeritah maupun swasta. Kualitas produk dari usaha anggota sering
dikomunikasikan agar di pasaran tidak ketinggalan dengan produk –
produk lain.
56
d. Pendampingan Jaringan Usaha
Melalui jaringan usaha networking khususnya jaringan usaha antar anggota diharapkan mereka mampu mengelola usahanya dengan baik,
agar tidak kalah dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Komunikasi yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan formal yang berupa temu
bisnis anggota maupun melalui kegiatan non formal seperti pengajian ataupun kegiatan lain yang bermanfaat untuk kemajuan usaha.
6.1.2 Sistem Penggajian Renumerasi