IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah lahan kering di wilayah Kabupaten Bogor yang berada pada ketinggian 93 - 771 m di atas permukaan laut, meliputi tiga
kecamatan sebagai sampel, yaitu Kecamatan Babakan Madang, Sukamakmur, dan Cigudeg yang masing-masing mewakili Wilayah Pengembangan Bogor Tengah,
Bogor Timur, dan Bogor Barat. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara koordinat 6
o
18’00” - 6
o
47’10” Lintang Selatan dan 106
o
23’45” - 107
o
- Sebelah Utara : Kabupaten Tanggerang Provinsi
Banten, KabupatenKota Bekasi dan Kota Depok,
13’30” Bujur Timur Gambar 3 yang berdekatan dengan Ibukota Negara sebagai pusat
pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan aktivitas pembangunan yang cukup tinggi, dengan batasan wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Timur : Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Purwakarta, - Sebelah Selatan
: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, - Sebelah Barat
: Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Gambar 3. Lokasi penelitian di Kabupaten Bogor
Jika dilihat dari posisi geografinya seperti di atas, maka Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang sangat strategis karena letaknya yang berbatasan dengan
Kabupaten Tanggerang, KabupatenKota Bekasi dan Kota Depok di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Karawang di sebelah Timur,
berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur di sebelah selatan serta berbatasan dengan Kabupaten Lebak di sebelah Barat. Salah satu fungsi
strategisnya adalah sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara DKI Jakarta. Oleh karena itu, perkembangan pembangunan yang sangat pesat dikhawatirkan
dapat mengancam kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan di Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor yang termasuk dalam agroekologi lahan kering beriklim basah juga sangat rentan terhadap proses degradasi lahan akibat erosi oleh curah
hujan dengan jumlah dan intensitas yang cukup tinggi. Luas lahan kering di Kabupaten Bogor mencapai 225.309,14 ha atau sekitar 75 dari luas total
Kabupaten Bogor 299.428,15 ha, di mana 7.251,9 ha berada di Kecamatan Babakan Madang, 11.571,2 ha di Kecamatan Sukamakmur, dan 13.249 ha di
Kecamatan Cigudeg. Adapun penggunaan lahannya antara lain: untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, padang penggembalaan dan lahan kosong Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008; BPS, 2008. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja dengan mengacu pada hasil
pemetaan lahan kritis yang telah dilaksanakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor pada tahun 2008, di mana masing-masing lahan dikelompokan
menjadi lima kelas lahan yaitu sangat kritis, kritis, agak kritis, potensial kritis dan tidak kritis, dengan asumsi bahwa lokasi tersebut dapat mewakili lahan kering
yang tidak terdegradasi sampai sangat terdegradasi. Pertimbangan lainnya adalah arahan pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor yang terdiri dari tiga wilayah
pembangunan yaitu Bogor Barat, Bogor Tengah dan Bogor Timur. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor
tahun 2008, luas lahan kritis di Kabupaten Bogor mencapai 25.229,98 ha dengan rincian: kelas sangat kritis 320 ha, kelas kritis 9.425 ha, kelas agak kritis 9.572,22
ha, dan kelas potensial kritis 5.912,76 ha. Adapun luas lahan kritis di Kecamatan
Babakan Madang, Sukamakmur, dan Cigudeg berturut-turut: 897,24 ha; 1.424,31 ha; dan 1.126,27 ha
Luasan lahan kritis berikut kelas kekritisan di tiga kecamatan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 9. Dari data tersebut terlihat bahwa
berdasarkan kelas kekritisannya 46 berada dalam kategori kritis, 28 agak kritis, 21 potensial kritis dan 5 sangat kritis.
Tabel 9. Luas lahan kritis tiap kategori di lokasi penelitian
Kecamatan Sangat
Kritis ha
Kritis ha
Agak Kritis ha
Potensial Kritis
ha Luas Total
ha Babakan Madang
- 536,50
258,00 102,74
897,24 Cigudeg
180,00 554,00
105,00 287,27
1,126,27 Sukamakmur
- 510,00
594,77 319,54
1.424,31 Jumlah
180,00 1.600,50
957,77 709,55
3.447.82 Persentase
5,22 46,42
27,78 20,58
100,00 Sumber : Monografi Pertanian dan Kehutanan 2008 .
Terbentuknya lahan-lahan kritis disebabkan oleh kesalahan dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan yang berakibat pada penurunan daya dukung
lahan untuk pertanian terutama untuk tanaman pangan, menurunnya peresapan air ke dalam tanah serta meningkatkan peluang terjadinya bencana banjir dan
kekeringan.
4.2. Karakteristik Fisik Lingkungan a. Iklim