Penggunaan Lahan dan Vegetasi

pencahariannya sebagai pengusaha dengan persentase di atas 20. Penduduk di Kecamatan Sukamakmur selain sebagai petani, banyak juga yang bermatapencaharian sebagai pedagang, dengan persentase kurang lebih 25. Mata pencaharian penduduk sangat terkait dengan pemanfaatan lahan, karena sebagian besar penduduk di lokasi penelitian menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Pemanfaatan lahan yang baik dapat mengurangi proses degradasi lahan, sebaliknya pemanfatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dapat mempercepat proses degradasi lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan untuk pertanian potensi degradasi lahan lebih tinggi jika dibandingkan dengan lahan yang pemanfaatannya untuk hutan maupun padang rumputpadang penggembalaan Wu dan Tiessen, 2002.

c. Penggunaan Lahan dan Vegetasi

Penggunaan lahan landuse senantiasa berubah dari waktu ke waktu seiring dengan adanya pemanfaatan sumberdaya lahan oleh manusia. Penggunaan lahan di muka bumi terbagi menjadi dua bagian, yaitu lahan yang masih alami dan lahan hasil budidaya manusia. Beberapa jenis penggunaan lahan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Sawah Tegalan Padang rumput Kebun Kelapa Sawit Padang penggembalaan Kebun Campuran Gambar 6. Beberapa jenis penggunaan lahan di lokasi penelitian Pada umumnya pemanfaatan lahan di tiga kecamatan pada lokasi penelitian terdiri dari pertanian lahan sawah dan lahan kering, hutan, perkebunan, dan lain- lain. Berdasarkan penggunaan lahan di Kecamatan Sukamakmur pada Tabel 20 terlihat bahwa pertanian lahan kering lebih mendominasi dibandingkan dengan pertanian lahan basah, sehingga potensi untuk pengembangan pertanian cenderung ke arah pertanian lahan kering. Sekitar 7.896,89 ha 58,79 dari total luas wilayah digunakan untuk pertanian tanaman pangan. Tabel 20. Penggunaan lahan dan vegetasi di lokasi penelitian No Penggunaan Lahan Sukamakmur ha Babakan Madang ha Cigudeg ha 1 Sawah a. Irigasi Teknis - 172,00 45,00 b. Irigasi ½ teknis 777,00 405,00 324,00 c. Irigasi Sederhana 691,00 175,00 1.069,00 d. Tadah Hujan 891,00 263,00 2.286,00 e. Pasang Surut 930,00 - 2 Tanah Kering a. Pemukimanpekarangan 2.552,40 2.195,00 606,00 b. Tegalankebun 1.463,49 1.851,00 2.207,00 c. Ladangtanah huma 592,00 - 1.170,00 d. Ladang penggembalaan 298,00 13,00 248,72 3 Lahan Basah a. Rawa - 0,50 - b. SituDanau - - 20,00 c. Kolamempangbalong 411,16 1,50 47,00 3 Tanah Hutan a. Hutan Homogen 1.105,45 - - b. Hutan Konservasi - 642,00 - c. Hutan Lindung - 498,00 - d. Hutan Heterogen 3.131,63 - - e. Hutan Produksi - 394,00 - f. Hutan Belukar 573,65 - - g. Hutan Rakyat - 60,00 - 4 Tanah Perkebunan a. Perkebunan Negara - 1.398,00 2.050,00 b. Perkebunan Rakyat - 110,00 1.615,00 5 Tanah Keperluan Fasilitas Umum a. Lapangan Olah Raga 8,00 15,20 12,00 b. Taman Rekreasi 2,90 50,00 5,00 c. Kuburan - 25,70 297,29 6 Lain-lain tanah tandus, tanah pasir 5,00 - - Jumlah 13.432,68 8.268,9 12.002,01 Sumber : Monografi Kecamatan Sukamakmur 2009. Laporan Bulanan Kecamatan Babakan Madang 2009. Profil Kecamatan Cigudeg 2008. Luas lahan untuk pertanian di Kecamatan Babakan Madang sekitar 5.061 ha atau 37,67 dari luas wilayah kecamatan dan penggunaan terbesar untuk pertanian lahan kering. Pengembangan pertanian di kecamatan ini dikhawatirkan akan sulit untuk dilaksanakan mengingat sebagian besar wilayah ini diperuntukan bagi pengembangan pemukiman dan sebagian besar lahan kepemilikannya udah berpindah ke pengembang PT. Sentul City. Walaupun demikian dirasa perlu untuk tetap mempertahankan lahan-lahan pertanian yang ada saat ini dan meningkatkan produktivitasnya karena ada indikasi terjadi degradasi lahan. Dengan berkembangnya usaha penambangan batu di kecamatan ini, semakin memperbesar proses degradasi lahan. Penggunaan lahan di Kecamatan Cigudeg tidak berbeda jauh dengan Kecamatan Babakan Madang yaitu sebagian besar wilayah pertanian digunakan untuk pertanian tanaman pangan seluas 7.707 ha atau sekitar 64,21 dengan sistem pertanian lahan kering. Penggunaan lahan lain yang cukup luas adalah perkebunan, baik perkebunan negara maupun perkebunan rakyat dengan komoditas utama kelapa sawit. Degradasi lahan di Kecamatan Cigudeg juga merupakan ancaman yang cukup serius terhadap lahan-lahan produktif untuk pertanian. Banyaknya usaha penambangan batu seperti di Kecamatan Babakan Madang juga memperbesar proses degradasi lahan dan mengancam kelestarian sumberdaya lahan untuk usaha pertanian. Penggunaan lahan di Kecamatan Sukamakmur agak berbeda dengan penggunaan lahan di Kecamatan Babakan Madang dan Cigudeg di mana di Kecamatan Sukamakmur terdapat penggunaan lahan hutan berupa hutan homogen, hutan heterogen dan hutan belukar dengan luas hampir 5.000 ha 36 disamping penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering tegalan, kebun campur, dan ladang penggembalaan sebesar 45 dan sisanya 19 adalah pertanian lahan basah dan pemukimanfasilitas umum. Penggunaan lahan dan jenis vegetasi berpengaruh terhadap tutupan lahan, di mana dengan semakin banyak vegetasi yang tumbuh, misalnya hutan, kebun campuran dan padang rumput maka tutupan lahan semakin rapat, hal ini dapat melindungi tanah dari tumbukan air hujan secara langsung dan melindungi tanah terhadap erosi dan aliran permukaan sehingga proses degradasi lahan dapat dikurangi. Sebaliknya, lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya pertanian baik padi, palawija dan sayuran maka lahan akan semakin terbuka. Hal ini menyebabkan lahan mudah mengalami erosi sebagai penyebab utama terjadinya degradasi lahan. Hasil penelitian Marques et al. 2007, menunjukkan bahwa tutupan vegetasi 0-40 berkorelasi maksimum dengan besarnya aliran permukaan dan kehilangan tanah pada intensitas hujan yang tinggi. Korelasi positif terjadi pada tutupan vegetasi 40-60 dan jika tutupan vegetasi 60 terjadi penurunan nilai erosivitas hujan.

d. Kondisi sektor pertanian