Dampak penangkaran terhadap lingkungan biofisik

buaya yaitu dengan mengembalikan ± 10 dari buaya yang akan dipotong setiap tahunnya ke habitat alamnya. Hasil wawancara dengan pihak penangkaran menyebutkan bahwa belum pernah melakukan restocking dengan alasan masyarakat setempat tidak menyetujui dilakukannya restocking. Masyarakat beranggapan keberadaan buaya di alam menimbulkan keresahan yaitu dapat mengganggu aktifitas masyarakat yang tinggal di pedalaman Sungai Mahakam. Pihak penangkaran seharusnya melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat dan pentingnya menjaga keberadaan populasi buaya di alam. Salah satu kegiatannya yaitu Penangkaran Inti Rakyat PIR yang melibatkan masyarakat di sekitar lokasi sebagai penangkar plasma sehingga dapat memberikan dampak positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, habitat untuk pelepasliaran buaya harus diperhatikan guna mendukung kelangsungan hidup buaya yaitu dengan memperhatikan keadaan lingkungan alami yang belum tercemar limbah dan kegiatan manusia.

5.7 Analisis Dampak Penangkaran terhadap Lingkungan Sekitar

5.7.1 Dampak penangkaran terhadap lingkungan biofisik

Pembangunan penangkaran buaya CV Surya Raya memberikan dampak yang tidak diharapkan bagi lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa terjadinya pencemaran lingkungan, baik berupa pencemaran udara polusi udara dan suara dari kendaraan bermotor para pengunjung maupun pencemaran air dari kotoran satwa buaya dan satwa lain yang ditangkarkan dan sisa makanan yang tidak habis dimakan satwa yang ditangkarkan tersebut. Limbah dari kotoran dan sisa makanan buaya dan satwa lain yang ditangkarkan bila tidak ditangani dengan baik dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di sekitar penangkaran, karena limbah misalnya yang mencemari sumber air di sekitar penangkaran bukan saja akan memberikan kontribusi terhadap kandungan bahan organik perairan tetapi juga sangat mungkin mengandung bibit-bibit penyakit yang menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil pengukuran pH derajat keasaman terhadap sumber air letaknya 50 m dari tempat pembuangan limbah yang digunakan untuk mengisi kolam pada setiap kandang di penangkaran buaya CV Surya Raya diperoleh nilai pH air sebesar 6,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan di penangkaran masih ideal bagi kehidupan akuatik. Kisaran pH dalam Baku Mutu Sumber Air golongan C air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan berdasarkan SK Menteri KLH No. Kep- 02MENKLH11988 adalah 6-9. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar penangkaran 300 m dari penangkaran yang menyebutkan bahwa mereka belum merasakan dampak pencemaran air dari limbah penangkaran, namun mereka hanya merasakan dampak pencemaran udara bau kotoran gajah feses, sisa makanan, dan urine gajah jika terdapat angin dari arah penangkaran yang berhembus menuju ke pemukiman warga. Hasil pengamatan di areal penangkaran buaya CV Surya Raya menunjukkan bahwa sumber terjadinya pencemaran udara bau hanya berasal limbah satwa yang dipelihara khususnya buaya dan gajah. Limbah dari penangkaran buaya CV Surya Raya secara visual juga tidak menimbulkan dampak terhadap kondisi biofisik lingkungan sekitar penangkaran. Kondisi tumbuhan di sekitar tempat pembuangan limbah masih dapat tumbuh subur. Jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar kolam pembuangan limbah antara lain pohon laban, sengon, talas, semak belukar dan berbagai jenis rumput-rumputan. Berdasarkan wawancara dengan petugas penangkaran, beberapa jenis ikan juga masih dapat hidup dalam tempat pembuangan limbah seperti ikan gabus harwan, ikan sepat, dan ikan lele.

5.7.2 Dampak penangkaran terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar penangkaran