Kandang induk atau pembiakan breeding pen

mengalami luka-luka karena perkelahian memperebutkan tempat untuk melakukan aktifitasnya. Ukuran kandang sebaiknya disesuaikan dengan umur, ukuran tubuh, dan kebutuhan buaya, agar buaya merasa nyaman dan dapat mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan buaya.

5.1.1.5 Kandang induk atau pembiakan breeding pen

Kandang pembiakan adalah kandang yang disiapkan untuk buaya induk berumur 8 tahun Gambar 10. Di kandang ini indukan buaya akan membuat sarang, kawin dan bertelur. Luas lantai kandang pada kandang ini sudah ideal dengan kebutuhan buaya. Kondisi tersebut memungkinkan buaya-buaya dalam kandang dapat bebas bergerak, melakukan aktifitas kawin, berendam dan berjemur. Fungsi dan ukuran kandang induk tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Fungsi dan ukuran kandang induk No Fungsi kandang Ukuran p x l x t m Jumlah kandang unit Jumlah buaya ekor Kedalaman kolam cm Luas lantai optimum m 2 ekor Kedalaman kolam optimum cm 1. Display buaya supit umur 8 tahun 20 x 6 x 2 luas 120 m 2 1 13 60 12 50 2. Buaya air tawar umur 11- 15 tahun 30 x 30 x 2 luas 900 m 2 1 23 1,5 12 50 3. Buaya muara umur 20- 25 tahun 42 x 32 x 2 luas 1.344 m 2 2 23-24 1,5 12 50 4. Buaya muara umur 18 tahun 108 x 32 x 2 luas 3.456 m 2 1 88 1,5 12 50 Sumber pustaka: Bolton 1981 dalam Ratnani 2007, Ditjen PHPA dan PT Hexa Buana 1987 dalam Suwandi 1991. Gambar 9 Kandang pembesaran rearing pen. Keterangan: a Tampak luar; b Tampak dalam. a b Penangkaran buaya CV Surya Raya memiliki lima unit kandang indukan yaitu satu kandang untuk buaya supit, satu kandang untuk buaya air tawar, dan tiga kandang untuk buaya muara. Kandang pembiakan untuk buaya supit adalah kandang yang digunakan pula sebagai kandang show room. Luas lantai pada kandang buaya supit tidak ideal, jumlah indukan tidak disesuaikan dengan kebutuhan buaya pada musim kawin, dan indukan berasal dari satu populasi sehingga menyebabkan buaya mengalami inbreeding dan akibatnya buaya supit di penangkaran ini sulit berkembangbiak. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan cara: 1 tidak menyatukan kandang yang dipergunakan sebagai kandang show room dengan kandang breeding; 2 menyediakan lokasi yang tenang untuk kandang breeding ; 3 nisbah kelamin jantan terhadap betina harus ideal dalam satu kandang yaitu 1:4 agar buaya dapat berkembangbiak; 4 pengambilan bibit buaya dari populasi yang berbeda; 5 ukuran dan perlengkapan kandang disesuaikan dengan kebutuhan buaya untuk beraktifitas seperti di habitat alaminya. 5.1.2 Konstruksi kandang Ditinjau dari konstruksi kandangnya, semua jenis kandang di penangkaran buaya CV Surya Raya termasuk dalam katagori kandang permanen dan box plastik. Kandang permanen terdiri dari kandang anakan buaya berumur 3 minggu, kandang buaya muda, kandang remaja dan kandang indukan. Konstruksi kandang permanen terdiri dari pagar berupa tembok dan sebagian ditambah kawat ram, kayu sebagai kerangka kandang, seng, asbes atau fiber sebagai atap. Konstruksi kandang tersebut sesuai dengan pernyataan Bolton 1989 bahwa pagar kandang buaya sebaiknya terbuat dari kayu atau jaring kawat besi serta Gambar 10 Kandang induk buaya muara Crocodylus porosus. Keterangan: a Tampak luar; b Tampak dalam. a b tembok dari batu bata, beton, bahan metal atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Konstruksi kandang yang baik disesuaikan dengan jenis satwa yang dipelihara sehingga untuk kandang buaya, konstruksi dibuat permanen, kuat, dan tinggi agar tahan terhadap benturan dan mencegah buaya keluar pagar. Ventilasi yang cukup sangat diperlukan satwa yang dikandangkan, sehingga pagar tembok di penangkaran ini ditambahkan dengan kawat ram yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara. Selain itu kawat ram juga berfungsi untuk memudahkan pengunjung melihat buaya. Atap kandang dibuat sebagian tertutup sebagai naungan dan sebagian terbuka agar sinar matahari dan air hujan dapat masuk ke dalam kandang sehingga menyerupai kondisi di alam. Kontruksi kandang berupa box plastik digunakan hanya untuk anakan buaya yang baru menetas hingga berumur tiga minggu. Pemilihan box plastik sebagai kandang anakan buaya didasarkan pada pertimbangan bahwa box plastik memiliki permukaan yang halus sehingga kulit anakan buaya yang masih lunak dapat terhindar dari gesekan. Dallas 2006 menyebutkan bahwa plastik merupakan bahan yang dianjurkan dalam pemeliharaan reptil karena memiliki permukaan tidak kasar, mengikuti perubahan suhu lingkungan, mudah dibersihkan, dan mudah diperoleh.

5.1.3 Perlengkapan dalam kandang