Sumber: Britton 2003.
Gambar 17 Alat kelamin buaya. Keterangan: a Alat kelamin jantan; b Alat kelamin betina.
5.4.2 Pemilihan bibit
Pemilihan bibit calon induk yang berkualitas dalam penangkaran harus diperhatikan agar mendapatkan keturunan yang baik. Pemilihan bibit bertujuan
untuk memperoleh sifat-sifat produktif, seperti mampu menghasilkan telur dan memberikan keturunan yang baik. Di penangkaran CV Surya Raya pemilihan
bibit atau calon induk dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik buaya antara lain terhindar dari penyakit, cacat tubuh, dan tidak berasal dari satu keturunan.
Pengambilan bibit pada satu populasi pada buaya supit menyebabkan buaya supit gagal bereproduksi. Buaya yang digunakan sebagai indukan di penangkaran CV
Surya pertama kali diperoleh dari pembelian kepada masyarakat yang mengambil dari pedalaman Sungai Mahakam F0 sebanyak empat ekor buaya muara jantan
dan pembelian dari penangkaran Tarakan sebanyak 60 ekor buaya muara terdiri dari 20 ekor buaya jantan dan 40 ekor buaya betina.
5.4.3 Nisbah kelamin
Nisbah kelamin buaya jantan terhadap betina pada kandang indukan di penangkaran CV Surya Raya berbeda-beda. Nisbah kelamin pada buaya muara
dan pada buaya air tawar sama yaitu 1 : 5, dan pada buaya supit adalah 12 : 1. Nisbah kelamin pada buaya muara dan buaya air tawar sudah mendekati ideal.
Fakultas Kehutanan IPB 1990 menyebutkan nisbah kelamin ideal untuk buaya jantan terhadap betina adalah 1 : 4. Nisbah kelamin yang tidak ideal pada buaya
supit di penangkaran buaya CV Surya Raya menyebabkan persaingan dalam memperebutkan pasangan sehingga buaya sulit berkembangbiak. Pembentukan
a b
pasangan kawin buaya di penangkaran ini tidak dilakukan oleh pengelola sehingga buaya betina memilih sendiri pasangan kawinnya.
5.4.4 Musim kawin
Musim kawin buaya di penangkaran CV Surya Raya biasanya terjadi pada bulan Juli sampai Agustus. Menurut Tim PT Yasanda 1992 dalam Ratnani
2007, perkawinan buaya terjadi di dalam kolam dan sulit dideteksi dan terjadi antara bulan Februari sampai Oktober. Bolton 1989 menyebutkan periode antara
kawin dan bertelur untuk beberapa spesies buaya adalah 3-6 minggu bahkan lebih.
5.4.5 Musim bertelur dan jumlah telur permusim
Musim bertelur buaya di penangkaran CV Surya Raya adalah pada bulan September sampai Maret. Jumlah telur buaya yang dihasilkan setiap jenis buaya
berbeda-beda. Jumlah telur yang dihasilkan buaya di penangkaran CV Surya Raya tersaji pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah telur yang dihasilkan buaya di penangkaran CV Surya Raya
No. Jenis buaya
Jumlah telur buaya butir per sarang
Sumber literature Di penangkaran
Literatur
1. Buaya muara
Crocodylus porosus
25-69 20-45
Webb dan Manolis 1989 2.
Buaya air tawar Crocodylus
siamensis 15-40
30-40 Kurniati et.al 2005
3. Buaya supit
Tomistoma schlegelii
± 15 20-60
Grzimek 1975
Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah telur buaya yang dihasilkan penangkaran buaya CV Surya Raya dengan hasil studi literatur. Relatif
lebih sedikitnya jumlah telur yang dihasilkan buaya di penangkaran ini disebabkan letak kandang buaya indukan di penangkaran buaya CV Surya Raya
kurang tepat karena memudahkan interaksi antara pengunjung dengan buaya, sehingga pada saat musim kawin atau musim bertelur, buaya yang terdapat di
kandang tersebut terganggu oleh aktifitas pengunjung, akibatnya jumlah telur yang dihasilkan relatif sedikit. Selain itu, karena indukan buaya supit di peroleh
dari satu sarang, sehingga indukan buaya supit di penangkaran ini mengalami inbreeding
. Thohari 1987b menyebutkan bahwa individu hasil perkawinan dari
keturunan segaris umumnya rentan dalam kemampuan reproduksi, kekuatan atau kesegaran tubuh tidak baik, dan mengurangi penampilan bibit.
5.4.6 Penetasan telur