Gambaran Mikroskopis Kelenjar Paratiroid Gambaran Mikroskopis Hati dan Ginjal

63 Gambar 25. Densitas osteoklas tulang tibia tikus yang diberi ESP mulai umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Inset: memperlihatkan sel osteoklas. NOV-0’: tikus kontrol, NOV-1’: pemberian ESP selama 150 hari dengan jumlah osteoklas yang berkurang, NOV-2’ sel osteoklas yang mulai meningkat, NOV-3,’ sel osteoklas yang semakin meningkat, dan NOV-4’ sel osteoklas yang meningkat. osteoklas tanda panah, Pewarnaan HE. Bar: 50 µm NOV-0, NOV-1, NOV-2, NOV- 3, NOV-4.dan 20 µm NOV-0’, NOV-1’, NOV-2’, NOV-3’, NOV-4’. Tabel 5. Densitas osteoblas aktif dan pasif, osteoklas, dan buluh darah pada tulang tibia tikus yang diberi ESP pada umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Grup Osteoblas Osteoklas Buluh darah Aktif Pasif NOV-0 34,58±8,05 b 50,67±17,37 6,99±3,35 a 13,79±3,40 bc ab NOV-1 38,92±8,09 a 57,21±17,51 2,50±2,96 a 11,96±3,34 a NOV-2 b 34,88±6,62 b 47,63±8,69 4,29±4,44 a 12,63±3,59 b NOV-3 ab 20,25±8,99 c 39,04±13,32 5,58±2,60 b 11,88±4,37 b NOV-4 b 18,08±3,68 c 34,96±6,38 6,75±3,55 b 14,42±1,77 bc a NOV-0 = Tikus kontrol; Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV-1, 120 hari NOV-2, 90 hari NOV-3, dan 60 hari NOV-4.

4.2.7. Gambaran Mikroskopis Kelenjar Paratiroid

Gambaran mikroskopis kelenjar paratiroid pada tikus kontrol menunjukkan gambaran paratiroid yang normal dan terlihat sel-sel prinsipal warna sitoplasmanya gelap juga terlihat pada tikus pemberian ESP 150 hari Gambar 26. Keadaan yang sama ditemukan pada tikus pemberian ESP 120 hari, 90 hari dan tikus grup pemberian 60 hari yaitu inti sel prinsipal yang membesar dan sitoplasma asidofilik. Sementara itu jumlah sel oksifil pada kelenjar paratiroid tikus-tikus NOV- 1, NOV-2, NOV-3, NOV-4 dan kontrol relatif sama. Inti selnya yang berwarna terang dengan sitoplasma yang berwarna gelap. Mikrovaskularisasi didalam kelenjar paratiroid dilakukan oleh sinusoid yang tampak membesar terdapat pada tikus-tikus NOV-2, NOV-3, dan NOV-4. 64 Gambar 26. Gambaran mikroskopis kelenjar paratiroid tikus yang diberi ESP pada umur 30, 60, 90, dan 120 hari. NOV-0 = Tikus kontrol; Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV-1, 120 hari NOV-2, 90 hari NOV-3, dan 60 hari NOV-4. NOV-0, NOV-1 menunjukkan sel-sel prinsipal yang kompak dan dan terlihat terang, NOV-2, NOV-3, dan NOV-4 menunjukkan sel-sel prinsipal meningkat jumlahnya dan terlihat gelap. Sel-sel prinsipal psp, sel-sel oksifil oks, kapiler kpr. Pewarnaan Hematoksilin Eosin. Bar: 50µm. kpr psp oks kpr psp oks oks psp kpr kpr psp oks kpr psp oks 65

4.2.8. Gambaran Mikroskopis Hati dan Ginjal

Gambaran mikroskopis jaringan hati tidak menunjukkan terjadinya perubahan antara tikus kontrol NOV-0 dangan dengan tikus perlakuan lainnya NOV-1, NOV-2, NOV-3, NOV-4. Sel-sel hepatositnya tidak mengalami perubahan, tidak ada sel-sel yang degenerasi dan nekrosa ditandai inti sel hepatosit yang masih berwarna biru cerah, dan sitoplasma berwana merah cerah serta tidak ada akumulasi benda-benda asing di dalam sitoplasma. Sinusoid normal, tidak mengalami dilatasi ataupun kerusakan lainya Gambar 27. Hasil pemeriksaan mikroskopis ginjal tikus menunjukkan tidak adanya perbedaan pada semua grup NOV-0, NOV-1, NOV-2, NOV-3 dan NOV-4 Gambar 28. Dari pemeriksaan mikroskopis baik tikus kontrol maupun tikus perlakuan terlihat glomerulusnya yang tidak mengalami kerusakan ataupun kelainan ditandai tidak adanya akumulasi eritrosit pada tubulus ginjal. Sel-sel endotel pada kapsula Bowman tidak mengalami kelainan. Lumen dari tubulus kosong, tidak ada akumulasi benda-benda asing. Kelainan yang terjadi adalah adanya hyperemi ditandai adanya akumulasi sel-sel eritrosit pada glomerulus, dan pada pembuluh darah kapiler di antara tubulus. Gambar 27. Gambaran mikroskopi hati. Tikus kontrol NOV-0, Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV- 1 mulai umur 30, dan NOV-4 yang diberi ESP 60 hari dimulai umur 120 hari. Gambar menunjukkan tidak adanya perbedaan pada semua grup dibandingkan tikus kontrol. Vena sentralis vc, sinusoid sns, sel-sel hepatosit sht. Pewarnaan HE. Bar: 50µm. vc sht sns vc sht sns vc sht sns 66 Gambar 28. Gambaran mikroskopis ginjal. Tikus kontrol NOV-0, Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV-1 mulai umur 30, dan NOV-4 yang diberi ESP 60 hari dimulai umur 120 hari. Gambar menunjukkan tidak adanya perbedaan pada semua grup baik kontrol maupun tikus perlakuan. Gromerulus gmr, tubulus ginjal tbg. Pewarnaan HE. Bar: 50 µm. gmr tbg gmr tbg tbg gmr gmr tbg 67

4.3. Pengaruh Pemberian ESP Kelompok Tikus Ovariektomi

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK BATANG PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli) PADA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

1 17 61

Aktivitas ekstrak etanol batang sipatah patah (Cissus quadrangula salisb) sebagai antiosteoporosis pada tikus (Rattus norvegicus)

0 9 145

Efek Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) terhadap Proliferasi dan Diferensiasi Sel Tulang Tikus secara In Vitro

0 10 93

Efek Toksik Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) Terhadap Gambaran Histologi Hati dan Ginjal Mencit | Sari | Journal of BioLeuser 8304 18667 1 SM

0 0 7

PERUBAHAN STRUKTUR MIKROSKOPIS HATI DAN GINJAL MENCIT YANG DIBERI EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.)

0 1 7

EFEK TOKSIK PEMBERIAN EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI HATI DAN GINJAL MENCIT

0 0 7

EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens) SEBAGAI ANTI- ATHEROGENIK PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI HIPERLIPIDEMIA

0 0 18

Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)

0 0 6

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL BATANG PATAH TULANG (Euphrobia tirucalli) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) - repository perpustakaan

0 0 17