31
2.3. Ovariektomi
Ovariektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau teknik laparatomi untuk pengambilan ovarium bilateral. Secara luas pada bidang biomedis, tikus
ovariektomi merupakan model juvenile osteopenia Yamazaki
dan Yamaguchi 1989; Cesnjaj et al. 1991, dan dapat menjadi model wanita
pascamenopause Shirwaikar et al. 2003; Devareddy et al. 2008. Arjmandi et al. 1996 membuktikan bahwa ovariektomi kedua ovarium pada tikus
percobaan akan menginduksi osteoporosis pada trabekula tulang rahang karena ovariektomi akan menstimulasi kerja osteoklas. Ovariektomi menyebabkan
kehilangan massa tulang di daerah trabekula tetapi tidak terjadi pada tulang kortikal. Selain itu, tindakan ovariektomi dapat segera menimbulkan gejala
menopause tanpa menimbulkan gejala lain. Pada tikus yang dilakukan ovariektomi, ditemukan peningkatan aktivitas
resorbsi tulang, hal ini sesuai dengan peranan estrogen terhadap tulang. Hilangnya fungsi ovarium dalam memproduksi hormon seks steroid, seperti
estradiol akan menimbulkan kondisi hipoestrogenis yang merupakan faktor utama kehilangan massa tulang Miller et al. 1986. Histerektomi dengan
ovariektomi bilateral banyak dihubungkan dengan tingginya risiko osteoporosis Lee dan Kanis 1994. Kalu et al. 1993 dan Dempster et al. 1995 menyatakan
bahwa ovariektomi akan menyebabkan perubahan dan penurunan volume tulang, peningkatan jumlah osteoklas, serta peningkatan kadar enzim serum
alkalin fosfatase.
2.4. Aplikasi Pengobatan Osteoporosis
Secara medis ada beberapa obat yang dipakai untuk mengobati osteoporosis, yaitu meminum susu berkalsium tinggi, memakai jenis obat yang
mengandung kalsiumfosfat dosis tinggi, dan pemberian beberapa jenis preparat hormon estrogen sintetis tetapi hal ini harus diberikan seumur hidup Gass dan
Neff 1995. Selain itu, pengobatan hormonal memiliki banyak kelemahan, misalnya meningkatkan risiko kanker payudara, karsinoma endometrium,
perdarahan per vagina, tromboflebitis, dan tromboemboli Nguyen et al. 1995; Genant et al. 1998.
Kejadian osteoporosis merupakan proses yang sangat kompleks, maka tidak semua kasus osteoporosis dapat disembuhkan secara sempurna. Adanya
kemungkinan terjadinya risiko terapi preparat hormonal sintetis jangka panjang, menyebabkan fokus penelitian dan pengobatan osteoporosis masa kini
32 diarahkan kepada pengobatan lain dengan risiko yang lebih rendah terhadap
tubuh seperti perubahan asupan mineral, khususnya imbangan kalsium fosfat makanan, vitamin A, vitamin C, vitamin D, peningkatan aktivitas fisik, dan
penggunaan tumbuhan bahan alam yang telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati penyakit Tiangburanatham 1996.
Sejak dahulu, masyarakat telah mengenal beberapa tanaman untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Pencegahan osteoporosis
yang baik adalah dengan menjaga keseimbangan kalsium dalam tulang. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari hilangnya kalsium yang berlebihan melalui
ginjal dan gangguan penyerapan kalsium oleh usus Preisinger et al. 1995.
2.5. Tanaman Sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb
Sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb ditemukan di Aceh. Tanaman ini umumnya ditemukan di kawasan hutan dan dapat tumbuh dengan cepat jika
dipindahkan ke tempat lain. Herbarium Bogoriensis menyatakan bahwa spesies ini adalah Cissus quadrangula Salisb. Taksonomi tanaman tersebut adalah
sebagai berikut. Divisi
: Spermatophyta Class
: Magnoliophyita Ordo
: Sapindales Family : Vitaceae
Genus : Cissus Spesies : Cissus quadrangula Salisb
Penampang melintang batangnya berbentuk segi empat sehingga tanaman ini dinamakan quadrangula. Pada setiap sudutnya terdapat tonjolan
yang tipis ke samping, dan di antara masing-masing tonjolan terletak terpisah. Bentuk batang berbuku-buku dan setiap satu meter batang terdapat 4-5 buku,
batang berwarna hijau kemerahan. Buku pada batang terus bertambah, baik ke atas maupun ke samping. Di antara buku-buku yang telah ada muncul 1-2 daun
penumpu, dan di bagian bawah daun penumpu ini muncul calon batang baru. Pada bagian ujung batang muncul 1-2 daun penumpu, dan di antara daun
penumpu ini muncul batang baru ke atas. Menurut Versteegh-Kloppenburgh 2006 batangnya bertekuk dan daunnya jarang. Daun sipatah-patah berbentuk
runcing, panjang daun sekitar 4-5 cm dan terdapat pada pertemuan diantara buku-buku serta cepat rontok.
33 Tanaman sipatah-patah di Aceh sering dipergunakan untuk pengobatan
beberapa penyakit di antaranya adalah rematik dan patah tulang. Pengobatan rematik dilakukan dengan meminum rebusan daun tumbuhan tersebut, yang
ditambahkan dengan unsur-unsur yang lain. Sementara itu untuk mengobati patah tulang, dilakukan dengan cara menggerus daun sipatah-patah lalu
menempelkan pada tempat yang patah. Penulis melakukan wawancara dengan bapak Rustam, salah seorang ahli pengobatan tradisional yang ada di Desa
Lamgugob Kecamatan Syiah Kuala kotamadya Banda Aceh, beliau menyatakan bahwa tanaman ini juga sangat manjur untuk mengobati wanita lanjut usia yang
menderita sakit sendi dan patah tulang. Tanaman sipatah-patah sejauh ini belum pernah diteliti baik dalam bentuk penggunaannya maupun analisis kandungan
kimiawinya. Cissus quadrangularis Linn, merupakan salah satu tanaman yang
ditemukan di Afrika Barat, India, Sri Lanka, Malaya, dan Jawa Jainu et al. 2006. Tanaman ini tumbuh baik pada tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
langsung. Spesies ini ditemukan di daerah panas dan dataran rendah sampai 600 m di atas permukaan laut Shirwaikar et al. 2003.
Swamy et al. 2006 menyatakan bahwa ada tanaman Cissus quadrangularis Linn. yang dipakai
dalam pengobatan tradisional di India. Tanaman ini berbeda dengan sipatah- patah yang ada di Aceh yaitu mempunyai daun berbentuk bulat. Perbedaan
morfologi antara sipatah-patah Aceh dengan Cissus quadrangularis Linn. dari India Gambar 10.
Penelitian fitomedisin yang dilakukan oleh Nadkarni 1954 dan Warrier et al. 1994 menunjukkan bahwa bagian batang dari tanaman Cissus
quadrangularis Linn. secara luas digunakan untuk pengobatan fraktur tulang, tumor, wasir, sariawan, dan tukak lambung. Tanaman ini juga mempunyai sifat
antiosteoporotik Shirwaikar 2003, analgesik, hipotensi, antibakterial, antifungal Austin dan Jagdeesan 2004, obat anti kanker Taylor 2002 dan peradangan
Dalimartha 2003. Di Afrika dan Asia ekstrak daun, batang, dan akar tanaman ini digunakan dalam penanganan berbagai penyakit Murthy et al. 2003;
Oben et al. 2008. Ekstrak batang dan akar dari tanaman ini diketahui juga memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba.
Getah batang tanaman Cissus quadrangularis Linn. digunakan untuk pengobatan patah tulang, penyakit telinga dan mata, sariawan, asma, menstruasi
tidak teratur, wasir, tumor, dan luka Kritikar dan Basu 2000. Tanaman bagian
34 Cissus quadrangula Salisb
Cissus quadrangularis Linn. Gambar 10. Morfologi tanaman sipatah-patah Cissus quadrangula Salisb
dari Aceh dan Cissus quadrangularis Linn. Shirwaikar et al. 2003 dari India, terlihat jelas adanya perbedaan warna batang dan bentuk
daun.
akar, batang, dan daun digunakan khusus untuk patah tulang Kumbhojkkar et al. 1991. Menurut Nadkarni 1954 akar Cissus quadrangularis Linn. sangat
berguna untuk pengobatan fraktur tulang baik diminum maupun digunakan sebagai plester eksternal. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman
ini mempunyai sifat analgesik, antioksidan, dan penyembuhan fraktur pada tulang Deka et al. 1994.
Cissus quadrangularis Linn. bersifat asam, mengandung senyawa euforbin, taraksasterol, α-laktucerol, eufol, glikosida, sapogenin, dan asam
elagat. Studi fitokimia menunjukkan adanya kandungan flavonoid seperti kuersetin dan vitamin C, resveratrol, piceatannol, palidol, ketosteroid, dan
karoten Swamy et al. 2006, senyawa fitoestrogen yaitu isoflavon, lignin,
35 coumestan, triterpen, glicosides, dan asiklik Jainu dan Devi 2006. Di samping
itu tanaman Cissus quadrangularis Linn. mengandung vitamin C, β-karoten,
fitosterol, dan kalsium Tiangburanatham 1996; Patarapanich et al. 2004. Attawish et al. 2002 menyatakan bahwa batang Cissus quadrangularis
Linn. mengandung triterpen seperti α- dan β-amirin, β-sitosterol, ketosteroid, β-
karoten dan vitamin C. Mehta et al. 2001 menyatakan adanya senyawa γ- amirin, δ-amiron. Senyawa ini mempunyai potensi efek metabolik dan fisiologik
yang berbeda Shirwaikar et al. 2003; Combaret et al. 2004 dan diketahui memberikan perlindungan terhadap kerusakan lambung pada hewan model
Nevarrete et al. 2002; Sairam et al. 2002. Dari hasil-hasil pernyataan para peneliti tersebut di atas, menunjukkan bahwa kandungan fitokimia tanaman ini
sangat beragam. Sanyal et al. 2005 menemukan kristal kalsit pada Cissus quadrangularis
Linn. Kristal kalsit ekstrak tanaman ini kaya akan sumber ion kalsium, dan apabila direaksikan dengan CO
2
Batang Cissus quadrangularis Linn. mengandung triterpenoid dan polifenol yang diketahui menekan pembentukan sitokin Jainu dan Devi et al.
2006. Sedang Leiro et al. 2004 dan Thuong et al. 2005 menyatakan bahwa triterpenoid dan polifenol menurunkan pembentukan TNF
α dan IL1-β. memicu terbentuknya kristal kalsit dengan
morfologi yang tidak beraturan. Hal ini mengindikasikan adanya molekul bio- organik. Ekstrak segar batang Cissus quadrangularis Linn. mengandung kalsium
4 dan fosfor.
37
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian