Gambaran Radiografi Tulang Gambaran Mikroskopis Trabekula dan Buluh Darah Tulang Tibia.

53 90 hari, dan 60 hari berturut-turut sebesar 18,48 , 18,23 , 18,21 , dan 17,85 , dan tikus kontrol sebesar 18,89 Tabel 4. Ternyata perbedaan lama pemberian ESP dalam perlakuan tidak merpengaruhi pada kadar fosfor dalam tulang. Tabel 4. Persentase kadar kalsium dan fosfor tulang tikus selama masa pemberian ESP. Perlakuan Kadar Kalsium Fosfor NOV-0 32,41±1,37 18,89±1,12 a NOV-1 31,85±0,83 18,48±0,22 ab NOV-2 31,46±0,20 18,23±0,82 abc NOV-3 30,30±0,54 17,85±0,56 bc NOV-4 30,71±0,37 18,21±0,41 c NOV-0 = Tikus kontrol, NOV-1= perlakuan 30 hari, NOV-2= perlakuan 60 hari, NOV-3 = perlakuan 90 hari, NOV-4 = perlakuan 120 hari. Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan hasil uji berbeda nyata P0,05.

4.2.4. Gambaran Radiografi Tulang

Pemeriksaan radiografi terhadap tulang tibia tikus kontrol NOV-0 dan perlakuan NOV-1, NOV-2, NOV-3 dan NOV-4 dilakukan untuk menentukan kepadatan massa tulang. Tulang yang padat akan memberikan hasil gambar yang lebih radiopaque sedangkan tulang yang kurang kompak akan memperlihatkan hasil yang lebih radiolucent. Secara umum, gambaran radiografi tulang tibia tikus perlakuan menunjukkan kekompakan yang lebih baik dibandingkan dengan tulang tibia pada tikus kontrol. Tulang tibia tikus yang diberi ESP selama 150 hari tampak lebih kompak dengan gambaran yang paling radiopaque dibandingkan dengan tulang tibia tikus perlakuan lainnya maupun tikus kontrol Gambar 18. 54 Gambar 18. Gambaran radiografi tulang tibia tikus dengan perlakuan pemberian ESP mulai umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Inset. Tanda panah memperlihatkan radiolucent NOV-0’, dan radiopaque NOV-1’, dengan derajat radiopaque yang menurun pada NOV-2’,NOV-3’ dan NOV-4’ jika dibandingkan dengan NOV-1’. Bar: 5 mm NOV-0 = Tikus kontrol; Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV-1, 120 hari NOV-2, 90 hari NOV-3, dan 60 hari NOV-4.

4.2.5. Gambaran Mikroskopis Trabekula dan Buluh Darah Tulang Tibia.

Secara mikroskopis, kondisi pertulangan dapat ditentukan antara lain oleh densitas trabekula serta osteoblas dan osteoklas yang terdapat di daerah diafisis maupun metafisis. Secara umum, trabekula terbentuk dari sasaran epifisis yang mengalami osifikasi ke arah distal. Dengan mewarnai preparat tulang dengan pewarnaan Masson Trichrome, maka trabekula memberikan warna biru menandakan masih mengandung tulang rawan sedangkan warna merah menandakan tulang yang sudah padat dan umumnya hasil pengamatan pertumbuhan trabekula sejajar dengan sumbu tulang meskipun ada daya tarik menarik dengan otot Gambar 19. NOV-3’ NOV-0 NOV-3 NOV-1 NOV-2 NOV-4 NOV-0’ NOV-1’ NOV-2’ NOV-4’ 55 Gambar 19. Gambaran umum tulang tibia. a. Epifisis proksimalis, b. Sasaran efifisis, c. Metafisis d. Trabekula, e. Osifikasi trabekula, f. Sumsum tulang bone marrow, g. Subtansia kompakta. Pewarnaan MT. Bar: 50 µm. Tikus dengan pemberian ESP selama 150 hari memiliki trabekula dengan intensitas warna biru lebih pekat dibandingkan dengan tikus kontrol, maupun tikus-tikus perlakuan lainnya pemberian ESP selama 120 hari,90 hari, dan 60 hari. Trabekula pada tulang tibia tikus dengan pemberian ESP selama 150 hari ini juga tampak lebih padat dan tebal, baik di daerah diafisis maupun metafisis. Intensitas warna trabekula menunjukkan kepadatan massa jaringan ikat trabekula. Trabekula pada tikus pemberian ESP 150 hari dan 120 hari memberikan intensitas warna merah dan biru yang lebih pekat dibandingkan dengan intensitas warna trabekula pada tikus kontrol dan tikus perlakuan lainnya. Walaupun demikian pada tikus yang diberi ESP selama 120 hari, trabekulanya tampak lebih tipis dibandingkan dengan tikus yang diberi ESP selama 150 hari, hal yang sama ditemukan pada tulang tibia tikus yang diberi ESP selama 90 hari. Tikus NOV-4 yang mendapatkan ESP selama hanya 60 hari intensitas trabekula dari tulang tibianya lebih tipis dan jarang dibandingkan dengan tikus perlakuan lainnya Gambar 20 dan sketsa gambaran trabekula yang terlihat adanya perbedaan dengan tikus kontrol Gambar 21. Dengan pewarnaan Masson trichrome ini juga dapat diamati buluh darah terutama ditemukan pada daerah metafisis. Buluh darah banyak ditemukan pada sumsum tulang tikus kontrol maupun tikus-tikus perlakuan tetapi pada struktur tulang tikus pemberian ESP 60 hari, buluh darahnya tampak lebih banyak dibandingkan dengan tikus kontrol maupun tikus-tikus perlakuan lainnnya karena adanya peningkatan aktivitas metabolisme tulang. e f g a c d b 56 Gambar 20. Gambaran trabekula pada potongan memanjang tulang tibia tikus kontrol NOV-0 dan tikus perlakuan yang diberi ESP mulai umur 30 hari dan NOV-1, 60 hari NOV-2, 90 hari NOV-3, dan 120 hari NOV-4. Terjadi peningkatan trabekula panah hitam pada grup ESP dibandingkan dengan kontrol NOV-0. Sumsum tulang panah merah. Pewarnaan MT. Bar: 50 µm. 57 Gambar 21. Gambaran sketsa densitas trabekula pada tulang tibia setelah pembuangan sumsum tulang dari seluruh grup tikus pada umur 180 hari. Peningkatan trabekula panah hitam lebih jelas pada NOV-1 dan NOV-2 dibandingkan kontrol NOV-0. Ket: NOV-0 tikus kontrol, NOV-1 tikus perlakuan yang diberi ESP mulai umur 30 hari, NOV-2 mulai 60 hari, NOV-3 mulai 90 hari, dan NOV-4 mulai 120 hari. Pewarnaan MT. Bar: 50 µm. 58

4.2.6. Aktivitas Osteoblas dan Osteoklas

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK BATANG PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli) PADA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

1 17 61

Aktivitas ekstrak etanol batang sipatah patah (Cissus quadrangula salisb) sebagai antiosteoporosis pada tikus (Rattus norvegicus)

0 9 145

Efek Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) terhadap Proliferasi dan Diferensiasi Sel Tulang Tikus secara In Vitro

0 10 93

Efek Toksik Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) Terhadap Gambaran Histologi Hati dan Ginjal Mencit | Sari | Journal of BioLeuser 8304 18667 1 SM

0 0 7

PERUBAHAN STRUKTUR MIKROSKOPIS HATI DAN GINJAL MENCIT YANG DIBERI EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.)

0 1 7

EFEK TOKSIK PEMBERIAN EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI HATI DAN GINJAL MENCIT

0 0 7

EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens) SEBAGAI ANTI- ATHEROGENIK PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI HIPERLIPIDEMIA

0 0 18

Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)

0 0 6

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL BATANG PATAH TULANG (Euphrobia tirucalli) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) - repository perpustakaan

0 0 17