41
3.3.5 Kelompok Tikus Ovariektomi OV
Penelitian pada kelompok tikus ovariektomi bertujuan untuk meneliti pengaruh ESP dalam pengobatan osteoporosis pada tikus yang diovariektomi.
Ovariektomi adalah tindakan pembedahan pengambilan ovarium bilateral untuk menginduksi osteoporosis. Sebelum percobaan dimulai semua tikus
diadaptasikan di lingkungan kandang percobaan selama 10 hari. Percobaan mengunakan 20 ekor tikus betina. Tikus-tikus tersebut dibagi ke dalam lima grup
perlakuan masing-masing terdiri atas empat ekor tiap grup yaitu: tikus sham yang hanya dilakukan sayatan kulit lalu ditutup kembali OV-0, tikus perlakuan
ovariektomi tanpa diberikan ESP OV-1, dan tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberian ESP mulai umur 90 selama 120 hari OV-2, umur 120 selama 90 hari
OV-3, dan umur 150 hari selama 60 hari OV-4. Tahapan perlakuan dilakukan selama 180 hari Gambar 11. Pemberian ESP diberikan per oral dengan
feeding tube sebanyak satu mililiter ESP satu hari sekali yaitu pagi hari jam 08.00 wib. Selama perlakuan, 15 hari sekali tikus ditimbang dan diambil
darahnya kurang lebih 2 ml setiap 30 hari sekali melalui vena coccygeae. Darah dikoleksi pada tabung reaksi dan didiamkan selama satu hari, selanjutnya
dianalisis kalsium dan fosfor. Pada akhir masa perlakuan umur tikus 210 hari, semua tikus
dikorbankan dengan cara dislokasi tulang leher. Kemudian dilakukan nekropsi untuk pengambilan kerangka tulang dan melihat perubahan patologi anatomi
pada organ hati, ginjal, dan kelenjar paratiroid yang mungkin terjadi. Pengamatan selanjutnya adalah pemeriksaan radiografi terhadap kondisi tulang
yang dilakukan setelah organ visceral dikeluarkan. Semua organ termasuk tulang diambil dan difiksasi dengan larutan formalin 10 , untuk proses
pembuatan sediaan histologi. Selanjutnya ossa radius-ulna kiri dan serta ossa vertebrae lumbales II-V diambil untuk dianalisis kadar kalsium dan fosfor.
Ossa tibia-fibula kanan, ginjal, hati, dan kelenjar paratiroid diambil untuk pembuatan sediaan histologis. Sampel ossa tibia-fibula difiksasi dalam larutan
pengawet paraformaldehid 4 dan dilakukan dekalsifikasi dalam larutan asam nitrat 5 , selanjutnya tulang diproses dengan metode histokimia standar
Humason 1967 dan ditanam dalam blok parafin. Sayatan jaringan ginjal, hati, dan kelenjar paratiroid serta ossa tibia-fibula diwarnai dengan pewarnaan HE
Humason 1967, selanjutnya ossa tibia-fibula juga diwarnai dengan pewarnaan MT Kiernan 1990 Lampiran 8.
42
3.4. Parameter