Aktivitas Osteoblas dan Osteoklas

58

4.2.6. Aktivitas Osteoblas dan Osteoklas

. Kondisi pertumbuhan tulang dapat ditentukan melalui densitas trabekula dan kuantitas osteoblas dan osteoklas yang terdapat di daerah epifisis maupun metafisis. Pada tulang tibia dalam penelitian ini masih ditemukan sasaran epifisis. Di daerah epifisis, densitas osteoblas dan osteoklas terlihat tidak mengalami perubahan, sedangkan pada sasaran epifisis telah ditemukan adanya proses pembentukan dan proses osifikasi trabekula. Pada daerah metafisis ditemukan sumsum merah yang berisi jaringan darah yang berbentuk sel-sel darah dari hasil proses diferensiasi sel-sel hemositoblas dan jaringan darah ini dinamakan sumsum merah. Osteoblas ditemukan di daerah endosteum: osteoblas yang pasif berbentuk pipih dengan inti pipih juga sedangkan yang aktif berbentuk kuboid Gambar 22. Sementara itu dalam penelitian ini osteoklas ditemukan di permukaan trabekula yang akan bersiap-siap untuk meresorbsi tulang dan osteoklas yang sebagian badannya berada dalam lakuna Howship yang sedang meresorbsi tulang Gambar 23. Dalam pengamatan ini, osteoklas aktif ditemukan di daerah trabekula bagian sentral tetapi tidak ditemukan pada daerah substansia kompakta dan trabekula bagian tepi. Secara mikroskopis, sumsum tulang di bagian epifisis dan metafisis tulang tibia tikus pemberian ESP 150 hari, tampak lebih padat dibandingkan tikus kontrol dengan ditemukanya osteoblas aktif yang berbentuk kuboid maupun osteoblas pasif dengan bentuk pipih. Densitas osteoblas aktif dan pasif pada tikus NOV-1, masing-masing adalah 38,92 ± 8,09, dan 57,21 ± 17,51 lebih padat dibandingkan dengan densitas osteoblas pada tikus kontrol masing-masing: 34,58 ± 8,05, dan 50,67 ± 17,37, tetapi densitas osteoklas pada tikus NOV-1 lebih rendah Tabel 5. Osteoblas aktif pada pemberian ESP selama 120 hari sebesar 34.88 ± 6.62 sedangkan yang pasif adalah 47.63 ± 8.69. Pada grup ini, pemberian ESP selama 120 hari memperlihatkan penurunan jumlah osteoblas baik yang aktif maupun yang pasif, tetapi densitas osteoklas meningkat. Namun demikian, densitas osteoblas tikus NOV-2 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tikus kontrol. Selanjutnya, densitas osteoblas aktif pada tikus NOV-3 menurun menjadi 20,25 ± 8,99 P0,05 dan yang pasif sebesar 39,04 ± 13,32 dan densitas osteoblas aktif pada tikus NOV-4 juga menurun menjadi 18,08 ± 3,68 dan osteoblas pasif sebesar 34,96 ± 6,38 Gambar 24. Di lain pihak, densitas osteoklas meningkat sejalan dengan rentang yang pendek pemberian ESP dan trabekula makin menipis. 59 Gambar 22. Osteoblas pada tulang tibia tikus. Inset : A’ dan B’ merupakan gambaran detil dari A dan B. A’ gambaran osteoblas pasif panah, B’ gambaran osteoblas aktif panah. Pewarnaan HE. Bar: 50 µm . Gambar 23. Gambaran osteoklas yang sedang merusak trabekula panah hitam. A. osteoklas di permukaan trabekula serta osteoklas panah putih yang sudah selesai merusak tulang dan bersiap untuk lisis. B. osteoklas di dalam lakuna Howship sedang merusak sebagian trabekula. Pewarnaan HE. Bar: 50 µm 60 ost os ost ost 61 Gambar 24. Distribusi osteoblas aktif dan pasif pada tulang tibia tikus umur 180 hari pada tikus kontrol dan yang diberi ESP pada umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Inset: memperlihatkan osteoblas aktif dan pasif NOV-0’: tikus kontrol, NOV-1’: pemberian ESP selama 150 hari dengan jumlah osteoblas yang meningkat, NOV-2’, NOV-3’, dan NOV-4’: jumlah osteoblas mulai menurun. Osteoblas aktif panah hitam, osteoblas pasif segitiga, ost: osteosit panah putih. Pewarnaan HE. Bar: 50 µm NOV-0, NOV-1,NOV-3 dan NOV-4 dan 20 µm NOV-0’, NOV-1’, NOV-2’, NOV-3’, dan NOV-4’. Berdasarkan densitas osteoklas, tikus yang diberi ESP 150 hari memiliki densitas osteoklas lebih rendah dibandingkan tikus kontrol, maupun tikus yang diberi ESP 120 hari, 90 hari, dan 60 hari P0,05 Tabel 5. Dengan pewarnaan HE, tulang tikus kontrol terlihat adanya pengikisan trabekula karena aktivitas sel osteoklas, namun masih ada beberapa osteoblas yang bertindak meregenerasi tulang. Tikus yang diberi ESP selama 120 hari dimulai pemberian ESP pada umur 60 hari menunjukkan densitas osteoklas 4,29 ± 4,44, tetapi osteoklasnya masih lebih rendah dibandingkan tikus kontrol. Pada tikus pemberian ESP selama 90 hari, walaupun terlihat adanya peningkatan osteoklas tetapi masih terlihat sumsum tulang yang padat dan trabekula sudah mulai terlihat jarang Tikus pada pemberian ESP 60 hari terlihat sumsum dan trabekula sudah mulai terlihat jarang. Pada pewarnaan HE Gambar 25 menunjukkan beberapa osteoklas yang sudah membuat lakuna Howship pada tulang. Tulang menjadi tergerus dan regenerasi dari osteoblas tidak cukup untuk mengkompensasi aktivitas sel osteoklas. ost 62 63 Gambar 25. Densitas osteoklas tulang tibia tikus yang diberi ESP mulai umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Inset: memperlihatkan sel osteoklas. NOV-0’: tikus kontrol, NOV-1’: pemberian ESP selama 150 hari dengan jumlah osteoklas yang berkurang, NOV-2’ sel osteoklas yang mulai meningkat, NOV-3,’ sel osteoklas yang semakin meningkat, dan NOV-4’ sel osteoklas yang meningkat. osteoklas tanda panah, Pewarnaan HE. Bar: 50 µm NOV-0, NOV-1, NOV-2, NOV- 3, NOV-4.dan 20 µm NOV-0’, NOV-1’, NOV-2’, NOV-3’, NOV-4’. Tabel 5. Densitas osteoblas aktif dan pasif, osteoklas, dan buluh darah pada tulang tibia tikus yang diberi ESP pada umur 30, 60, 90, dan 120 hari. Grup Osteoblas Osteoklas Buluh darah Aktif Pasif NOV-0 34,58±8,05 b 50,67±17,37 6,99±3,35 a 13,79±3,40 bc ab NOV-1 38,92±8,09 a 57,21±17,51 2,50±2,96 a 11,96±3,34 a NOV-2 b 34,88±6,62 b 47,63±8,69 4,29±4,44 a 12,63±3,59 b NOV-3 ab 20,25±8,99 c 39,04±13,32 5,58±2,60 b 11,88±4,37 b NOV-4 b 18,08±3,68 c 34,96±6,38 6,75±3,55 b 14,42±1,77 bc a NOV-0 = Tikus kontrol; Tikus perlakuan diberi ESP selama 150 hari NOV-1, 120 hari NOV-2, 90 hari NOV-3, dan 60 hari NOV-4.

4.2.7. Gambaran Mikroskopis Kelenjar Paratiroid

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK BATANG PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli) PADA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

1 17 61

Aktivitas ekstrak etanol batang sipatah patah (Cissus quadrangula salisb) sebagai antiosteoporosis pada tikus (Rattus norvegicus)

0 9 145

Efek Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) terhadap Proliferasi dan Diferensiasi Sel Tulang Tikus secara In Vitro

0 10 93

Efek Toksik Pemberian Ekstrak Batang Sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb.) Terhadap Gambaran Histologi Hati dan Ginjal Mencit | Sari | Journal of BioLeuser 8304 18667 1 SM

0 0 7

PERUBAHAN STRUKTUR MIKROSKOPIS HATI DAN GINJAL MENCIT YANG DIBERI EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.)

0 1 7

EFEK TOKSIK PEMBERIAN EKSTRAK BATANG SIPATAH-PATAH (Cissus quadrangula Salisb.) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI HATI DAN GINJAL MENCIT

0 0 7

EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens) SEBAGAI ANTI- ATHEROGENIK PADA TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI HIPERLIPIDEMIA

0 0 18

Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)

0 0 6

EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL BATANG PATAH TULANG (Euphrobia tirucalli) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) - repository perpustakaan

0 0 17