B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa alasan dan pemilihan judul tersebut, maka penulis akan membatasi pembahasan paham pluralisme agama dalam perspektif Esack
dan agama-agama pada umumnya. Namun pada pembahasan paham pluralisme agama dalam perpektif agama-agama penulis membatasinya pada empat agama,
yakni Islam, Buddha, Hindu dan Kristen. Adapun perumusan masalah yang akan dirumuskan adalah pertama,
bagaimana paham pluralisme agama dalam perspektif Farid Esack, kedua bagaimana paham pluralisme agama dalam perspektif agama-agama pada
umumnya, yakni dalam perspektif Islam, Buddha, Hindu dan Kristen.
C. Tinjauan Kepustakaan
Terdapat beberapa karya ilmiah, yang penulis telusuri yang berkaitan dengan paham pluralisme agama dalam perspektif agama-agama dan yang
berkaitan dengan Farid Esack. Di antara buku yang membahas pluralisme agama dalam perpektif Islam adalah Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum Beriman
Jakarta: Paramadina, 2001
,
karya Budi Munawar Rahman. Buku tersebut, di antaranya memuat tulisan mengenai prinsip-prinsip pluralisme agama yang
diusung oleh gurunya, Nurcholish Madjid, seperti pentingnya pemikiran pluralisme dalam teologi agama-agama demi tercapainya kedamaian dan keadilan
di bumi ini, sedangkan Nurcholish Madjid sendiri membahas pluralisme agama yang terangkum lengkap dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin dan
Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan
Kemoderenan Jakarta: Paramadina, 2000. Dalam buku tersebut ia menyatakan
bahwa pluralisme adalah suatu sistem nilai, yang bernilai positif-optimis terhadap kemajemukan, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik
mungkin berdasarkan kenyataan itu, dan tidak boleh hanya dipahami sebagai bentuk kemajemukan, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama, tapi
hal itu harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Bahkan ia mengatakan, pluralisme merupakan keharusan bagi
keselamatan umat manusia karena merupakan sebuah aturan, sunatullah yang tidak akan berubah sehingga tidak mungkin dilawan atau diingkari.
Kemudian buku Wahdat Al-Adyan: Dialog Pluralisme Agama Yogyakarta: LkiS, 2002 karya Fathimah Usman. Buku tersebut berisi gagasan
pluralisme agama dalam al-Quran, dan gagasan wahdat al-adyan yang diusung oleh al-Hallaj.
Selanjutnya buku The Children of Adam: An Islamic Perspektif on Pluralism
Washington DC: Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University, 1996 karya Mohamed Fathi Osman, dan telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjadi Islam, Pluralisme, dan Toleransi Keagamaan: Pandangan Al-Quran, Kemanusiaan, Sejarah dan
Perdaban Jakarta: Paramadina, 2006. Buku tersebut mengusung gagasan
pluralisme agama berdasarkan al-Quran dan sejarah kehidupan agama-agama pada masa pemerintahan Islam di Yasrib, sekarang Madinah. Pembahasan
pluralisme agama dalam konteks pemerintahan Islam, ia banyak menguraikan pluralisme dari banyak hal; sisi agama, sosial, hukum, sampai bagaimana caranya
melaksanakan pemilihan-pemilihan umum dalam suatu negara.
Secara garis besar pada dasarnya buku-buku tersebut sama-sama menggagas nilai-nilai pluralisme agama berdasarkan perpektif al-Quran dan
sejarah kehidupan agama-agama pada masa pemerintahan Islam. Demikian juga dengan bukunya Jalaluddin Rakhmat yang berjudul Islam dan Pluralisme: Akhlak
Quran Menyikapi Perbedaan Jakarta: Serambi, 2006, isi pembahasannya hampir
sama dengan penulis sebelumnya. Namun masing-masing penulis dalam merujuk ayat-ayat pluralisme agama dalam al-Quran berbeda-beda, ada yang sama dan ada
yang menambahkannya, misalnya dalam buku Fathimah Usman dan Jalaluddin Rakhmat sama-sama merujuk Q.S. al-Baqarah2: 62 untuk menjelaskan
pengakuan atas eksistensi agama-agama. Kemudian Jalal menambahkannya dengan Q.S. al-Maidah5: 69 dan Q.S. al-Hajj22: 17. Fathimah Usman merujuk
Q.S. al-Baqarah2: 256 untuk menjelaskan tidak ada paksaan dalam beragama, Q.S. al-Anam6: 108, dan Q.S. al-Syuro ayat 13 untuk menjelaskan kesatuan
kenabian, Q.S. al-Nisa3: 131. Selanjutnya pluralisme agama dalam bentuk skripsi di antaranya adalah
yang berjudul: Gagasan Pluralisme dalam Pemikiran Nurcholish Madjid Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003
ditulis oleh Sutisna; Pluralisme Agama dalam Penafsiran Sayyid Quthb Kajian Tematik atas Tafsir fi Zhilal Al-Quran
Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004 ditulis oleh Akbar Imanuddin;
Konsep Pluralisme Agama Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah ,
Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004 ditulis
oleh Muhammad Arham Mursidin. Isi ketiga skripsi tersebut sama-sama membahas pluralisme agama dengan merujuk ayat-ayat yang sama, sebagaimana
yang telah dirujuk oleh penulis-penulis buku sebelumnya, yang berbeda hanyalah pada pemikiran tokohnya saja. Demikian juga dengan skripsi yang berjudul
Konsep Al-Quran Tentang Pluralisme Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004 ditulis oleh Faturrahman. Walaupun ia tidak merujuk pada pemikiran tokoh, tapi ayat-ayat yang ia rujuk
dalam menjelaskan pluralisme agama sama, sebagimana yang telah dirujuk oleh penulis-penulis skripsi dan buku yang telah disebutkan di muka. Namun dalam
membahas kesatuaan keagamaan, ia menambahkannya dengan merujuk pada Q.S. al-Baqarah 2: 132 dan Q.S. Ali Imran3: 85, pesan kenabian, Q.S. al-Baqarah 2:
132, dan pesan Tuhan Q.S. al-Nisa3: 131. Sedangkan buku yang membahas pluralisme agama dalam perpektif
agama-agama di antaranya adalah buku Harold Coward. Pluralisme, Tantangan bagi Agama-Agama.
Penerjemah Bosco Carvallo. Yogyakarta: Kanisius, 1994. Di dalamnya di jelaskan tentang kandungan paham pluralisme agama dari
berbagai agama-agama dunia. Kemudian yang menulis tokoh pemikiran Farid Esack adalah Burhanuddin
dan Irwandi dalam bentuk skripsi. Keduanya tidak membahas pluralisme agama dalam pemikiran Farid Esack, tapi keduanya sama-sama membahas hermeneutik
dalam pemikiran Farid Esack. Mereka sama-sama menjelaskan prinsip-prinsip hermeneutik yang digunakan oleh Farid Esack berdasarkan perspektif al-Quran.
Prinsip-prinsip hermeneutiknya adalah taqwa integritas dan kesadaran akan kehadiran Tuhan, tauhid keutuhan dan kesatuan ketuhanan, al-nâs manusia,
al-mustada’fun fi al-ard yang tertindas dan tersisih di dunia, qist dan ‘adl
keseimbangan dan keadilan, terakhir adalah jihad perjuangan dan praksis.
Letak perbedaan tulisan Burhanuddin dan Irwandi adalah dalam tulisan Burhanuddin, selain membahas prinsip-prinsip hermeneutik Farid Esack, ia juga
menyandingkannya dengan hermeneutik Charles Kurzman, sedangkan Irwandi, khusus membahas prinsip-prinsip hermeneutik Farid Esack saja. Lebih lanjut
skripsi Burhanuddin berjudul Tafsir Liberatif dan Prinsip Wahyu Progresif: Perpektif Farid Esack dan Charles Kurzman tentang Islam, Modernitas, dan
Masa Lalu yang Diciptakan Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003, sedangkan skripsi Irwandi berjudul Reception Teori Hermeneutika Farid Esack
Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2002.
D. Tujuan Penelitian