7 dikenal dengan nama lateks Tim Penebar Swadaya, 1994. Selain
menghasilkan getah, tanaman karet juga menghasilkan biji Iskandar, 1983. Luas areal tanaman karet di Indonesia pada periode tahun 1990-1996 dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas areal tanaman karet seluruh indonesia menurut pengusahaan
Tahun Luas Perkebunan
Rakyat Juta ha Luas Perkebunan
Negara Juta ha Luas Perkebunan
Swasta Juta ha
1990 2.639 0.267
0.235 1991 2.668
0.264 0.242
1992 2.748 0.267
0.274 1993 2.847
0.276 0.282
1994 2.865 0.281
0.299 1995 2.952
0.248 0.295
1996 2.991 0.248
0.295 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 1996
Menurut Aritonang 1986 diacu oleh Silam 1998, karet merupakan tanaman berbuah polong diselaputi kulit yang keras yang sewaktu masih
muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan di dalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak.
Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering. Pada waktunya
pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi tiga kotak biji dimana
setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur lima tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman.
B. BIJI BUAH KARET
Bobot biji karet sekitar 3-5 gram, tergantung dari varietas, umur biji dan kadar air. Biji karet berbentuk bulat telur dan rata pada salah satu sisinya
Nadarajapillat dan Wijewantha, 1967. Gambar 1 memperlihatkan bagian- bagian biji karet.
8
Gambar 1. Bagian-bagian biji karet Lusianti, 1989 Biji Karet terdiri atas 45-50 kulit biji yang keras berwarna coklat
dan 50-55 daging biji yang berwarna putih Nadarajah, 1969. Biji karet segar terdiri atas 34,1 kulit, 41,2 isi, dan 24,4 air. Sedangkan biji karet
yang telah dijemur dua hari terdiri atas 41,6 kulit, 8,0 kadar air, 15,3 minyak, dan 35,1 bahan kering Nadarajapillat dan Wijewantha, 1967.
Tabel 3 memperlihatkan komposisi kimia daging biji karet. Tabel 3. Komposisi kimia daging biji karet
Komponen Persentase
a
Persentase
b
Kadar air 14.5
7.6 Protein kasar
22.5 21.7
Serat kasar 3.8
2.8 Lemak kasar
49.5 39.0
Kadar abu 3.5
3.1
Sumber :
a
Bahasuan 1984 diacu oleh Aritonang 1986
b
Stosic dan Kaykay diacuh oleh Aritonang 1986
C. MINYAK BIJI KARET
Kandungan minyak biji atau inti biji karet yaitu sebesar 45–50 , dengan komposisi 17–22 asam lemak jenuh yang terdiri atas asam palmitat,
stearat, arakhidat, serta asam lemak tidak jenuh sebesar 77–82 yang terdiri atas asam oleat, linoleat dan linolenat Hardjosuwito dan Hoesnan, 1976 diacu
oleh Ongge, 2001. Selain itu, biji karet mengandung 27 protein, 40–45 lemak, 2,4 abu dan 3,6 air Lauw et al., 1967. Komposisi asam-asam
lemak di dalam minyak biji karet dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Pori Pertumbuhan
Lembaga Kotiledon
Kulit biji Endosperm
9 Tabel 4. Komposisi asam-asam lemak di dalam minyak biji karet
Asam lemak Persentase
a
Persentase
b
Asam palmitat 8.1
11 Asam stearat
10.5 12
Asam arakhidat 0.3
1 Asam oleat
21.5 24
Asam linoleat 27.3
35 Asam linolenat
21.7 17
Sumber :
a
Ong dan Yeong diacu oleh Aritonang 1986
b
Eckey 1954
Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mengering drying oil, yaitu minyak yang mempunyai sifat mengering jika terkena
oksidasi dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka Ketaren, 1986.
Penggunaan minyak biji karet sebagai bahan pangan minyak makan masih dalam taraf penelitian. Hal ini karena adanya asam linolenat yang cukup
tinggi dalam minyak biji karet dan mempunyai bau yang tidak enak. Apabila pemisahan asam linolenat telah berhasil dikukan, diperkirakan minyak biji
karet akan setaraf dengan minyak nabati lainnya. Penggunaan minyak biji karet dalam industri non pangan, antara lain untuk pelumas dalam industri
genteng, cat, vernis, dan industri baja sebagai pelapis agar tahan karat Nadarajah, 1969.
D. ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI