8
Gambar 1. Bagian-bagian biji karet Lusianti, 1989 Biji Karet terdiri atas 45-50 kulit biji yang keras berwarna coklat
dan 50-55 daging biji yang berwarna putih Nadarajah, 1969. Biji karet segar terdiri atas 34,1 kulit, 41,2 isi, dan 24,4 air. Sedangkan biji karet
yang telah dijemur dua hari terdiri atas 41,6 kulit, 8,0 kadar air, 15,3 minyak, dan 35,1 bahan kering Nadarajapillat dan Wijewantha, 1967.
Tabel 3 memperlihatkan komposisi kimia daging biji karet. Tabel 3. Komposisi kimia daging biji karet
Komponen Persentase
a
Persentase
b
Kadar air 14.5
7.6 Protein kasar
22.5 21.7
Serat kasar 3.8
2.8 Lemak kasar
49.5 39.0
Kadar abu 3.5
3.1
Sumber :
a
Bahasuan 1984 diacu oleh Aritonang 1986
b
Stosic dan Kaykay diacuh oleh Aritonang 1986
C. MINYAK BIJI KARET
Kandungan minyak biji atau inti biji karet yaitu sebesar 45–50 , dengan komposisi 17–22 asam lemak jenuh yang terdiri atas asam palmitat,
stearat, arakhidat, serta asam lemak tidak jenuh sebesar 77–82 yang terdiri atas asam oleat, linoleat dan linolenat Hardjosuwito dan Hoesnan, 1976 diacu
oleh Ongge, 2001. Selain itu, biji karet mengandung 27 protein, 40–45 lemak, 2,4 abu dan 3,6 air Lauw et al., 1967. Komposisi asam-asam
lemak di dalam minyak biji karet dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Pori Pertumbuhan
Lembaga Kotiledon
Kulit biji Endosperm
9 Tabel 4. Komposisi asam-asam lemak di dalam minyak biji karet
Asam lemak Persentase
a
Persentase
b
Asam palmitat 8.1
11 Asam stearat
10.5 12
Asam arakhidat 0.3
1 Asam oleat
21.5 24
Asam linoleat 27.3
35 Asam linolenat
21.7 17
Sumber :
a
Ong dan Yeong diacu oleh Aritonang 1986
b
Eckey 1954
Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mengering drying oil, yaitu minyak yang mempunyai sifat mengering jika terkena
oksidasi dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka Ketaren, 1986.
Penggunaan minyak biji karet sebagai bahan pangan minyak makan masih dalam taraf penelitian. Hal ini karena adanya asam linolenat yang cukup
tinggi dalam minyak biji karet dan mempunyai bau yang tidak enak. Apabila pemisahan asam linolenat telah berhasil dikukan, diperkirakan minyak biji
karet akan setaraf dengan minyak nabati lainnya. Penggunaan minyak biji karet dalam industri non pangan, antara lain untuk pelumas dalam industri
genteng, cat, vernis, dan industri baja sebagai pelapis agar tahan karat Nadarajah, 1969.
D. ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI
Istilah esterifikasi mengacu pada reaksi asam karboksilat, dalam hal ini asam lemak dengan alkohol untuk menghasilkan ester. Transesterifikasi
adalah reaksi ester baru yang mengalami penukaran posisi asam lemak Swern, 1982. Proses transesterifikasi lebih disukai untuk memproduksi biodiesel
karena lebih efisien Freedman et al., 1984. Alkoholisis lemak yang menggunakan alkohol rantai pendek seperti
metanol atau etanol dapat dikatalis oleh asam maupun katalis basa. Namun, katalis basa banyak digunakan karena reaksinya sangat cepat, sempurna, dan