Bilangan Peroksida AOAC, 1995 SARAN

63 Lampiran 3. Perhitungan Jumlah Pereaksi dan Katalis untuk Proses Estrans Bobot minyak biji karet = 100 gram Kadar asam lemak bebas = 11,06 Esterifikasi Jumlah katalis asam HCl yang ditambahkan : - Perlakuan 1 = 1 x 100 g = 1 g HCl ≈ 0,84 ml - Perlakuan 2 = 2 x 100 g = 2 g HCl ≈ 1,68 ml Jumlah asam lemak yang harus dikonversi = 11,06 x 100 g = 11,06 g Mol asam lemak bebas = 11,06 g 280 gmol = 0, 04 mol Rasio mol metanol :minyak = 10:1 X; 15 ;1 Y; 20 ;1 Z Mol metanol yang dibutuhkan X = 0,04 mol x 10 = 0,4 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan X = 0,8 mol x 32 gmol = 12,80 g metanol Mol metanol yang dibutuhkan Y = 0,04 mol x 15 = 0,6 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan Y = 0,6 mol x 32 gmol = 19,20 g metanol Mol metanol yang dibutuhkan Z = 0,04 mol x 20 = 0,8 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan Z = 0,8 mol x 32 gmol = 25,6 g metanol Transesterifikasi Rasio mol metanol : minyak = 4:1 A; 6:1 B; 8:1 C Mol trigliserida = 100 g884 gmol = 0,11 mol Mol metanol yang dibutuhkan A = 0,11 mol x 4 = 0,44 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan A = 0,44 mol x 32 gmol = 14,08 g metanol Mol metanol yang dibutuhkan B = 0,11 mol x 6 = 0,66 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan B = 0,66 mol x 32 gmol = 21,12 g metanol Mol metanol yang dibutuhkan C = 0,11 mol x 8 = 0,88 mol Jumlah metanol yang dibutuhkan = 0,88 mol x 32 gmol = 28,16 g metanol 64 Lampiran 4. Prosedur Analisis Biodisel Metil Ester

1. Kandungan Asam Lemak Bebas dan Persen FFA IUPAC 1979

Kandungan asam lemak bebas bilangan asam mengacu pada jumlah KOH dalam mg yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas untuk tiap gram minyak. Sedangkan asiditas adalah persen asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak untuk tiap gram minyak. Prosedurnya adalah sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang ketelitian 0,005 g dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml campuran 95 v v etanol dengan dietil eter dengan perbandingan 1:1 v v yang telah dinetralkan. Setelah ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalin, larutan dititrasi dengan larutan KOHetanol 0,1 N yang telah distandarisasi sampai terbentuk warna merah jambu yang stabil selama 10 detik. Bilangan asam dihitung sebagai : AV = m V . N . M Keterangan : AV = bilangan asam mg KOHg minyak M = bobot molekul KOH 56,1 gmol N = normalitas KOH setelah distandarisasi N V = volume KOH yang digunakan untuk titrasi ml m = bobot sampel minyak g FFA = konversi Faktor asam Bilangan Dimana, Faktor konversi untuk oleat = 1,99 Faktor konversi untuk palmitat = 2,19 Faktor konversi untuk laurat = 2,80 Faktor konversi untuk lineleat = 2,01

2. Bilangan Penyabunan Metode Indikator Bilangan Ester Teoritis IUPAC 1979

Bilangan penyabunan adalah jumlah KOH dalam mg yang digunakan untuk menyabunkan 1 g minyak. Sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang secara teliti dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan KOH 0,5 N menggunakan buret. Larutan tersebut direfluks di bawah kondensor pada suhu didihnya selama 1 jam. Larutan dititrasi menggunakan HCl 0,5 N dengan kehadiran indikator fenolftalin. Dilakukan juga titrasi pada blanko dengan cara yang sama tanpa cuplikan minyak. 65 Larutan KOH dan HCl yang digunakan harus distandarisasi sebelum digunakan. Bilangan penyabunan dihitung sebagai : SV = m V V . N . M 1 − Keterangan : SV = bilangan penyabunan mg KOH M = bobot molekul KOH 56,1 gmol N = normalitas HCl setelah distandarisasi N V 1 = volume HCl yang digunakan untuk titrasi ml V = volume HCl yang digunakan untuk titrasi blanko ml m = bobot sampel minyak g Bilangan Ester Teoritis [mg KOHg sampel] = Bilangan Penyabunan – Bilangan asam

3. Densitas Piknometer

Piknometer 50 ml ditimbang bobot kosongnya. Piknometer diisi dengan minyak. Setelah itu didiamkan selama 1 jam dalam termostat sampai suhu analisis 25±5 o C tercapai dan dicatat dengan ketelitian 0,1 o C. Piknometer ditera denga sampai batas yang ditentukan lalu ditimbang. Densitas dihitung sebagai : ρ t = t 1 V m m − Keterangan : ρ t = densitas pada suhu t gml m 1 = bobot piknometer yang berisi minyak g m 2 = bobot piknometer kosong g V t = volume piknometer pada suhu t ml

4. Viskositas Metode Oswalt

Viskometer Oswalt dibersihkan dengan cairan pembersih, kemudian dibilas dengan hati-hati dengan air suling dan dikeringkan dengan aseton di udara terbuka. Alat dicelupkan ke dalam termostat air yang bertemperatur 25 o C agar tercapai ekuilibrium. Gelas yang berisi air diletakkan di dalam termostat tersebut. Air suling yang telah disetimbangkan temperaturnya dimasukkan ke dalam viskometer. Densitas air juga