Kadar Air AOAC 1995 Densitas Piknometer

61 m 1 = bobot piknometer yang berisi minyak g m 2 = bobot piknometer kosong g V t = volume piknometer pada suhu t ml

5. Viskositas Metode Oswalt

Viskometer Oswalt dibersihkan dengan cairan pembersih, kemudian dibilas dengan hati-hati dengan air suling dan dikeringkan dengan aseton di udara terbuka. Alat dicelupkan ke dalam termostat air yang bertemperatur 25 o C agar tercapai ekuilibrium. Gelas yang berisi air diletakkan di dalam termostat tersebut. Air suling yang telah disetimbangkan temperaturnya dimasukkan ke dalam viskometer. Densitas air juga diukur pada suhu yang sama. Selanjutnya, contoh minyak diukur viskositasnya pada alat tersebut pada kondisi yang sama dengan pengikuran viskositas air. Untuk fluida nonkompresibel, digunakan persamaan Poiseulle untuk menghitung viskositas, yaitu : L P P r η π 8 dt dV 2 1 4 − = dengan : η = viskositas kinematik dVdt = laju aliran fluida yang melalui kapiler r = diameter kapiler L = panjang kapiler P 1 -P 2 = beda tekanan pada kedua ujung kapiler Karena P 1 -P 2 sebanding dengan densitas ρ, ditunjukkan bahwa untuk total volume cairan H ρ = Bt, dengan t adalah waktu yang dibutuhkan fluida untuk melewati batas atas sampai batas bawah pada viskometer Ostwald, dan B adalah konstanta alat yang ditentukan melewati kalibrasi alat dengan cairan yang telah diketahui viskositasnya.

6. Bilangan Iod Metode Wijs AOCS, 1951

Contoh minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,1 – 0,5 gram dalam labu erlenmeyer 500 ml yang bertutup. Sebanyak 20 ml khloroform dan 25 ml larutan wijs ditambahkan ke dalam contoh dengan hati-hati menggunakan pipet. Labu erlenmeyer kemudian disimpan pada tempat gelap selama ± 30 menit, dan kemudian ditambahkan 20 ml KI 15 dan 100 ml aquades. Titrasi dilakukan dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator pati sampa warna biru berubah menjai putih 62 jernih. Dengan cara yang sama dilakukan pula pada blanko. Bilangan iod dihitung dengan rumus berikut : Bilangan Iod = contoh Bobot 69 , 12 A B x Tio Na N x − − Dimana : A = ml Na-Tio untuk titrasi contoh B = ml Na-Tio untuk titrasi blanko 12,69 = sepersepuluh dari BM atom iodium

7. Bilangan Peroksida AOAC, 1995

Sebanyak 5 gram minyak ditimbang dalam erlenmeyer 300 ml, kemudian dilarutkan dengan pelarut yang merupakan campuran dari 60 persen asam asetat glasial dan 40 persen khloroform, kemudian ditambahkan 0,5 ml KI jenuh sambil dikocok. Dua menit setelah penambahan KI, ditambahkan aquades sebanyak 30 ml. Larutan kemudian dititrasi dengan indikator pati. Dengan cara yang sama lakukan juga pada blanko. Bilangan peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida setiap 1000 gram contoh. Bilangan Peroksida = contoh Bobot 1000 x tio N Na ml 2 2 2 x O S