58
warna yang berubah dari merah kebiruan menjadi hijau. Dilakukan juga pada titrasi blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut :
Kadar Protein =
100 x
C 25
. 6
014 .
x x
N x
A B
−
Keterangan : A = jumlah titrasi contoh ml B = jumlah titrasi blanko ml
C = bobot contoh gram N = normalitas NaOH
4. Kadar Serat Kasar AOAC, 1984
Sebanyak ± 2 gram contoh dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 ml dan ditambah 100 ml asam sulfat 0.325 N. Campuran contoh kemudian didihkan dengan
dengan alat pendingin tegak selama kurang lebih 30 menit, kemudian ditambahkan lagi 50 ml NaOH 1.25 N dan dididihkan lagi selama 30 menit. Campuran tersebut
kemudian disaring dengan kertas saring Whatman yang telah dikeringkan dan diketahi bobotnya dalam keadaan panas. Pembilasan hasil saringan dilakukan
berturut-turut dengan asam sulfat 0.325 N, air panas dan aseton. Kertas saring dikeringkan dalam oven selama 1-2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan
ditimbang bobotnya. Pengeringan diulangi setiap setengah jam, kemudian ditimbang sampai diperoleh bobot konstan. Kadar serat kasar dihitung dengan persamaan
berikut : Kadar serat kasar =
100 x
awal Bobot
ker ing endapan
Bobot
5. Kadar Abu AOAC, 1984 Contoh daging biji sebanyak kurang lebih 3 gram ditimbang secara teliti dalam cawan
porselin yang telah diabukan dan diketahui bobotnya. Sebelum pengabuan, contoh dipijarkan sampai tidak berasap. Selanjutnya dilakukan pengabuan di dalam tanur
pada suhu 600
o
C sampai semua contoh terabukan. Abu beserta cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Adapun kadar abu dihitung dengan persamaan
berikut :
Kadar abu = 100
x contoh
Bobot abu
Bobot
59
Lampiran 2. Prosedur Analisis Minyak Biji Karet
1. Kandungan Asam Lemak Bebas dan Persen FFA IUPAC 1979
Kandungan asam lemak bebas bilangan asam mengacu pada jumlah KOH dalam mg yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas untuk tiap gram minyak.
Sedangkan asiditas adalah persen asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak untuk tiap gram minyak. Prosedurnya adalah sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang
ketelitian 0,005 g dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml campuran 95
v v
etanol dengan dietil eter dengan perbandingan 1:1
v v
yang telah dinetralkan. Setelah ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalin, larutan dititrasi dengan
larutan KOHetanol 0,1 N yang telah distandarisasi sampai terbentuk warna merah jambu yang stabil selama 10 detik. Bilangan asam dihitung sebagai :
AV =
m V
. N
. M
Keterangan : AV = bilangan asam mg KOHg minyak
M = bobot molekul KOH 56,1 gmol N = normalitas KOH setelah distandarisasi N
V = volume KOH yang digunakan untuk titrasi ml m = bobot sampel minyak g
FFA =
konversi Faktor
asam Bilangan
Dimana, Faktor konversi untuk oleat
= 1,99 Faktor konversi untuk palmitat = 2,19
Faktor konversi untuk laurat = 2,80
Faktor konversi untuk lineleat = 2,01
2. Bilangan Penyabunan Metode Indikator Bilangan Ester Teoritis IUPAC 1979
Bilangan penyabunan adalah jumlah KOH dalam mg yang digunakan untuk menyabunkan 1 g minyak. Sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang secara teliti dalam
labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan KOH 0,5 N menggunakan buret. Larutan tersebut direfluks di bawah kondensor pada suhu didihnya selama 1
jam. Larutan dititrasi menggunakan HCl 0,5 N dengan kehadiran indikator fenolftalin. Dilakukan juga titrasi pada blanko dengan cara yang sama tanpa cuplikan minyak.