Kadar Protein A0AC, 1970

58 warna yang berubah dari merah kebiruan menjadi hijau. Dilakukan juga pada titrasi blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan berikut : Kadar Protein = 100 x C 25 . 6 014 . x x N x A B − Keterangan : A = jumlah titrasi contoh ml B = jumlah titrasi blanko ml C = bobot contoh gram N = normalitas NaOH

4. Kadar Serat Kasar AOAC, 1984

Sebanyak ± 2 gram contoh dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 ml dan ditambah 100 ml asam sulfat 0.325 N. Campuran contoh kemudian didihkan dengan dengan alat pendingin tegak selama kurang lebih 30 menit, kemudian ditambahkan lagi 50 ml NaOH 1.25 N dan dididihkan lagi selama 30 menit. Campuran tersebut kemudian disaring dengan kertas saring Whatman yang telah dikeringkan dan diketahi bobotnya dalam keadaan panas. Pembilasan hasil saringan dilakukan berturut-turut dengan asam sulfat 0.325 N, air panas dan aseton. Kertas saring dikeringkan dalam oven selama 1-2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang bobotnya. Pengeringan diulangi setiap setengah jam, kemudian ditimbang sampai diperoleh bobot konstan. Kadar serat kasar dihitung dengan persamaan berikut : Kadar serat kasar = 100 x awal Bobot ker ing endapan Bobot 5. Kadar Abu AOAC, 1984 Contoh daging biji sebanyak kurang lebih 3 gram ditimbang secara teliti dalam cawan porselin yang telah diabukan dan diketahui bobotnya. Sebelum pengabuan, contoh dipijarkan sampai tidak berasap. Selanjutnya dilakukan pengabuan di dalam tanur pada suhu 600 o C sampai semua contoh terabukan. Abu beserta cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Adapun kadar abu dihitung dengan persamaan berikut : Kadar abu = 100 x contoh Bobot abu Bobot 59 Lampiran 2. Prosedur Analisis Minyak Biji Karet

1. Kandungan Asam Lemak Bebas dan Persen FFA IUPAC 1979

Kandungan asam lemak bebas bilangan asam mengacu pada jumlah KOH dalam mg yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas untuk tiap gram minyak. Sedangkan asiditas adalah persen asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak untuk tiap gram minyak. Prosedurnya adalah sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang ketelitian 0,005 g dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml campuran 95 v v etanol dengan dietil eter dengan perbandingan 1:1 v v yang telah dinetralkan. Setelah ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalin, larutan dititrasi dengan larutan KOHetanol 0,1 N yang telah distandarisasi sampai terbentuk warna merah jambu yang stabil selama 10 detik. Bilangan asam dihitung sebagai : AV = m V . N . M Keterangan : AV = bilangan asam mg KOHg minyak M = bobot molekul KOH 56,1 gmol N = normalitas KOH setelah distandarisasi N V = volume KOH yang digunakan untuk titrasi ml m = bobot sampel minyak g FFA = konversi Faktor asam Bilangan Dimana, Faktor konversi untuk oleat = 1,99 Faktor konversi untuk palmitat = 2,19 Faktor konversi untuk laurat = 2,80 Faktor konversi untuk lineleat = 2,01

2. Bilangan Penyabunan Metode Indikator Bilangan Ester Teoritis IUPAC 1979

Bilangan penyabunan adalah jumlah KOH dalam mg yang digunakan untuk menyabunkan 1 g minyak. Sebanyak ± 2 gram minyak ditimbang secara teliti dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan KOH 0,5 N menggunakan buret. Larutan tersebut direfluks di bawah kondensor pada suhu didihnya selama 1 jam. Larutan dititrasi menggunakan HCl 0,5 N dengan kehadiran indikator fenolftalin. Dilakukan juga titrasi pada blanko dengan cara yang sama tanpa cuplikan minyak.