Stock Selection dan Market Timing

Untuk mengukur stock selection skill dan market timing dapat digunakan model Treynor-Mazuy sebagai berikut: Menurut Treynor dan Mazuy 1966 bahwa ketika nilai α atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portfolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market. Metode dalam pengukuran model Treynor-Mazuy 1996 diformulasikan sebagai berikut: ………………9 dimana : = Return reksa dana pada periode t = Return bebas risiko pada periode t = Return pasar pada periode t = Intercept yang merupakan indikasi stock selection dari manajer investasi = Koefisien regresi excess market return atau slope waktu pasar turun bearish = Koefesien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari manajer investasi = Random error.

2.4. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengukuran kinerja portofolio maupun reksa dana yang dijadikan bahan referensi adalah sebagai berikut: 1. Gumilang dan Subiyantoro 2008 dengan judul Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection – Periode 2006 – β008”. Pada penelitian ini menggunakan metode risk-adjustment measures , model Henriksson-Merton, dan model Treynor-Mazuy. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa reksa dana pendapatan tetap Indonesia pada periode tahun 2006-2008 memberikan keuntungan diatas tingkat bunga SBI dan deposito. Berdasarkan model Henriksson-Merton, dan model Treynor-Mazuy, semua kelompok manajemen investasi telah berhasil melakukan Market Timing dan Stock Selection walaupun secara statistik tidak signifikan. 2. Lubis β009 dengan judul “Identifikasi Kemampuan Selectivity dan Market Timing pada Reksa Dana S aham Indonesia”. Pada penelitian ini menggunakan model Henriksson-Merton dengan periode penelitian mulai dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Hasilnya dari 13 sampel reksa dana saham disimpulkan belum terdapat kemampuan Selectivity dan Market Timing. Gunawan β010 dengan judul “Kinerja Reksa Dana Indonesia pada Saat Bullish Market, Crash Market, dan Rebound Market ”. Pada penelitian ini menggunakan Treynor Ratio dan Sharpe Ratio Stock Selection, Model Henriksson-Merton Market Timing, dan Snail Trail Risk dan Return time-to-time, dengan periode penelitian mulai dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kinerja RDS Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 sebagian besar mengalahkan annual return pasar Index LQ45, bahkan di saat crash market tahun 2008 performa RDS pun lebih baik resilient dalam menghindari krisis. RDS yang ber-AUM besar mempunyai kecenderungan kinerja superior yang lebih stabil jika dibandingkan dengan RDS ber-AUM kecil dan kinerja RDS dipengaruhi oleh kondisi pasar atau dalam hal ini volatilitas harga saham. 3. Winingrum β011 dengan judul “Analisis Stock Selection Skills, Market Timing Ability , Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006- β010”. Pada penelitian ini menggunakan model Treynor-Mazuy dengan periode penelitian mulai dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2010. Hasil pengujian pada penelitian menunjukkan secara simultan stock selection skills, market timing ability, size reksa dana, umur reksa dana dan rasio biaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana, sedangkan pengujian parsial diperoleh hasil stock selection skills dan market timing ability berpengaruh positif