1. Transaksi pembelian, penjualan kembali, pengalihan unit penyertaan 2. Informasi adanya dana investasikebutuhan pencairan dana
3. Penyetoran dana pembelian atau pembayaran atas penjualan kembali 4. Perintah transaksi investasi kepada bank atau pialang
5. Eksekusi transaksi oleh bank atau pialang ke pasar uangpasar modal 6. Konfirmasi transaksi kepada manajer investasi dan bank kustodian
7. Perintah penyelesaian settlement transaksi kepada bank kustodian 8. Eksekusi penyelesaian transaksi dan penyimpanan surat berharga
9. Laporan valuasi harian kepada manajer investasi 10. Perhitungan dan informasi NAB per unit dan kepemilikan unit
11. Laporan bulanan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK. 12. OJK melakukan pengawasan terhadap kegiatan reksa dana.
2.3. Kinerja Reksa Dana
Sebagaimana halnya produk investasi pada umumnya, kinerja merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan
modal. Dengan berbagai metode pengukuran yang ada saat ini, kegiatan pemantauan kinerja reksa dana dapat dilakukan untuk mengetahui apakah imbal
hasil yang diberikan telah sesuai dengan harapan atau tidak. ………...……...……......……5
dimana: = nilai aktiva bersih pada waktu t,
= nilai aktiva bersih pada waktu sebelumnya.
2.3.1 Pengukuran Kinerja Sharpe, Treynor, dan Jensen
Dalam mengukur kinerja reksa dana saham, tingkat pengembalian reksa dana selain dibandingkan antar reksa dana yang satu dengan reksa dana yang
lainnya sebagai kompetitor, juga dibandingkan dengan kinerja pasar atau IHSG sebagai benchmark tolok ukur. Sedangkan metode pengukuran yang dapat
digunakan adalah dengan composite risk-ajusted measure of portfolio performance
yang mengkombinasikan antara return dan risk dalam suatu perhitungan Jogiyanto, 2003. Composite risk-ajusted measure of portfolio
performance menggunakan tiga ukuran untuk mengukur kinerja yaitu ukuran
kinerja Sharpe, Treynor, dan Jensen. 1. Pengukuran Kinerja Sharpe
Pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh William Sharpe ini disebut juga dengan istilah Reward to Variability Ratio RVAR yang perhitungannya
didasarkan pada konsep Capital Market Line CML. Nilai dari indeks Sharpe didapat dari nilai risk premium dibandingkan dengan
standar deviasi . Risk premium merupakan selisih dari return portofolio
dikurangi dengan return aset bebas risiko yang menggunakan
tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, sedangkan standar deviasi merupakan nilai dari total risiko hasil jumlah dari risiko sistematik
risiko pasar dan risiko unsistematik risiko unik. Semakin tinggi nilai indeks Sharpe maka reksa dana tersebut memiliki kinerja yang semakin baik.
Gambar 4. Diagram Capital Market Line CML
Selanjutnya untuk mengetahui apakah kinerja reksa dana dapat lebih baik outperform atau lebih buruk underperform terhadap pasarnya sebagai
benchmark maka nilai Sharpe reksa dana dapat dibandingkan dengan nilai
Sharpe pasarnya.
Indeks Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut Manurung, 2000:
………...……....……...................……6
CML
Standar Deviasi Return yang
diharapkan
Return Bebas
Risiko