Analisis Kinerja Reksa Dana
simpangan baku dari fluktuasi perubahan nilai. Semakin tinggi nilai indeks Sharpe
maka reksa dana tersebut memiliki kinerja yang semakin baik. Indeks Treynor sejatinya mirip dengan Indeks Sharpe, namun yang
membedakan adalah pada Treynor mengukur volatilitas portofolio dengan membandingkan terhadap risiko sistematik pasar yang didapat dari nilai Beta .
Semakin tinggi nilai indeks Treynor juga diartikan reksa dana tersebut memiliki kinerja yang semakin baik.
Sedangkan Indeks Jensen Alpha digunakan untuk menilai apakah manajer investasi dalam mengelola portofolio reksa dana dapat memberikan tingkat
pengembalian diatas kinerja pasar sesuai dengan risiko yang dimilikinya risk adjusted
. Indeks Jensen Alpha didapat dengan mengukur perbedaan risiko premium portofolio portfolio risk premium dari risiko premium pasar market
risk premium pada tingkat beta portofolio tertentu. Semakin tinggi nilai alpha
α positif menunjukkan kinerja portofolio yang semakin baik.
Tabel 6. Definisi operasional variabel Variabel
Definisi Formula keterangan
Return Reksa Dana atau
Return Portfolio Rp Perbandingan
antara selisih
return pada akhir dengan awal periode. Return reksa dana
disetahunkan.
Risk Free Rate Tingkat suku bunga bebas risiko
pada periode t Tingkat
suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia SBI tenor 1 bulan
Standar Deviasi Tingkat penyimpangan return
yang diperoleh dari tingkat return rata-rata. Nilai standar
deviasi disetahunkan.
Beta Coefficient Risiko sistematik portofolio
Risiko Premium
Portofolio portfolio
risk premium Selisih antara return portofolio
dengan tingkat suku bunga bebas risiko
Rp - Rf Risiko Premium Pasar
market risk premium Selisih
antara return
pasar IHSG dengan tingkat suku
bunga bebas risiko SBI Rm - Rf
Return dari tiap kelompok dihitung berdasarkan return rata-rata dari ketiga
produk sampel reksa dana saham yang diambil dari pergerakan bulanan NAB dan kemudian nilainya disetahunkan. Ringkasan hasil analisis kinerja reksa dana
saham yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel 7. Analisis kinerja reksa dana saham
Kelompok Kriteria
Annual Average
Return Std.
Dev. Beta
Coef. Sharpe
Treynor Jensen
Alpha
A AUM Rp.500 M
umur 5 tahun 13,35
35,30 1,0023
0,1301 0,1262
0,1278 B
AUM Rp.500 M umur 5 tahun
12,04 39,38
1,1162 0,0832
0,1015 0,1239
C AUM Rp.100-499 M
umur 5 tahun 12,68
38,80 1,0951
0,1010 0,1094
0,0571 D
AUM Rp.100-499 M umur 5 tahun
11,22 46,06
1,2621 0,0535
0,0834 0,0452
E AUM Rp.100 M
umur 5 tahun 1,34
40,41 1,1321
-0,1835 0,0057
-0,0557 F
AUM Rp.100 M umur 5 tahun
13,08 36,39
0,9937 0,1187
0,1245 0,1243
IHSG Benchmark
7,13 34,99
1,0000 -0,0466
0,0643 0,0000
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil analisis kinerja reksa dana menggunakan metode pengukuran dengan penyesuaian terhadap risiko yang dimilikinya risk-adjusted
measures , yang menghasilkan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen Alpha dengan
nilai tertinggi adalah Kelompok A, yang terdiri dari Schroder Dana Prestasi Plus, Manulife Dana Saham, dan Fortis Pesona. Kelompok A merupakan kelompok
reksa dana dengan dana kelolaan kategori besar dan sudah berumur lebih dari 5 tahun sejak tanggal penerbitannya inception date. Di peringkat 2 adalah
Kelompok F yang terdiri Simas Danamas Saham, Lautandhana Equity, dan Grow- 2-Prosper. Kelompok F masuk dalam kategori reksa dana dengan dana kelolaan
kecil dan masih baru terbit perdana dibawah 5 tahun sebelumnya; Peringkat 3, Kelompok C Danareksa Mawar, Bahana Dana Prima, dan Batavia Dana Saham,
Kelompok C kategori reksa dana dengan dana kelolaan menengah dan sudah berumur lebih dari 5 tahun; peringkat 4, Kelompok B Manulife Saham Andalan,
Fortis Infrastruktur Plus, dan First State Indoequity Sectoral Fund. Kelompok B kategori reksa dana dengan dana kelolaan besar namun masih berumur kurang
dari 5 tahun; peringkat 5, Kelompok D Pratama Saham, Makinta Mantap, dan Dana Ekuitas Prima. Kelompok D kategori reksa dana dengan dana kelolaan
menengah dan masih berumur kurang dari 5 tahun; sedangkan di peringkat terakhir adalah Kelompok E BNI Dana Berkembang, Rencana Cerdas, dan Axa
Citra Dinamis. Tabel 8. Peringkat kinerja kelompok reksa dana saham
Peringkat Kelompok
Produk Reksa Dana Saham Kriteria
1 A
Schroder Dana Prestasi Plus, Manulife Dana Saham, dan
Fortis Pesona
AUM Rp.500 M umur 5 tahun
2 F
Simas Danamas Saham, Lautandhana Equity, dan
Grow-2-Prosper
AUM Rp.100 M umur 5 tahun
3 C
Danareksa Mawar, Bahana Dana Prima, dan
Batavia Dana Saham
AUM Rp.100-499 M umur 5 tahun
4 B
Manulife Saham Andalan, Fortis Infrastruktur Plus, dan
First State Indoequity Sectoral Fund
AUM Rp.500 M umur 5 tahun
5 D
Pratama Saham, Makinta Mantap, dan
Dana Ekuitas Prima
AUM Rp.100-499 M umur 5 tahun
6 E
BNI Dana Berkembang, Rencana Cerdas, dan
Axa Citra Dinamis
AUM Rp.100 M umur 5 tahun
Apabila kinerja tersebut dijelaskan melalui diagram dengan berdasarkan pada pendekatan Capital Market Line CML dan Security Market Line SML
pada periode penelitian Januari 2008 sampai dengan Maret 2010, atau periode dimana IHSG mengalami fase kejatuhan market crash dan pemulihan pasar
market rebound maka menunjukan slope yang negatif, hal ini menggambarkan bagaimana ketika terjadi gejolak di pasar keuangan ditandai dengan tingkat suku
bunga yang tinggi dan return pasar yang rendah. Pada kondisi normal, kurva CML dan SML akan membentuk slope positif
berbentuk linier dari kiri bawah ke kanan atas karena return risk free Sertifikat Bank Indonesia berada dibawah return pasar IHSG. Pada periode krisis
keuangan global tahun 2008, suku bunga Bank Indonesia sempat dinaikkan hingga 9,5 dan IHSG turun tajam sampai dengan akhir tahun. Tahun 2009,
Bank Indonesia mulai melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan
penurunan suku bunga untuk mendorong perekonomian, hingga akhirnya bulan Juli 2009 suku bunga diturunkan hingga 6,5 dan IHSG berangsur-angsur naik
kembali menandai periode pemulihan pasar.
Gambar 7. Diagram kinerja kelompok reksa dana saham dengan pendekatan capital market line
Semua titik diatas garis CML menunjukan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe diatas pasar IHSG atau bisa juga diartikan memiliki kinerja diatas
pasar. Standar deviasi simpangan baku menunjukan return per unit risiko atau fluktuasi perubahan nilai volatilitas.
Gambar 8. Diagram kinerja kelompok reksa dana saham dengan pendekatan security market line
Pada pendekatan SML, titik diatas garis SML menunjukan reksa dana yang memiliki indeks Treynor diatas pasar IHSG atau bisa juga diartikan memiliki
kinerja diatas pasar. Selain itu, garis SML yang merepresentasikan CAPM juga menggambarkan opportunity cost dari kegiatan investasi. Titik diatas garis SML
disebut portofolio yang undervalued dihargai dibawah yang seharusnya karena dengan risiko melekat yang dimilikinya beta, reksa dana tersebut mampu
memberikan return yang lebih tinggi, sedangkan titik dibawah garis SML disebut
SML
portofolio yang overvalued dihargai mahal dari yang seharusnya karena memberikan return lebih rendah berdasarkan risikonya.
Secara keseluruhan, dari keenam kelompok hampir kesemuanya berhasil memiliki return diatas IHSG, hanya satu kelompok yaitu Kelompok E yang
kinerjanya berada dibawah kinerja pasar. Kelompok E yang sudah berumur lebih dari 5 tahun namun dari dana kelolaan masih masuk kategori kecil, sedangkan
kelompok reksa dana saham yang terhitung baru berumur kurang dari 5 tahun, berdasarkan rekapitulasi hasil analisis return dan indeks pengukuran secara
umum menunjukan kinerja yang cukup baik.