commercial ini, kegiatan pemupukan dan pemangkasan cabang kemungkinan perlu dilakukan. Aplikasi herbisida juga perlu, mengingat kegiatan
penjarangan ini telah membebaskan lantai hutan dari naungan tajuk.
b. Penjarangan komersial
Penjarangan ini dilakukan pada tanaman berumur 4 tahun tahun kelima sejak tanam. Pada kegiatan penjarangan ini ditinggalkan sekitar 350 batang per
hektar. Penjarangan ini akan menghasilkan kayu sekitar 25 m
3
ha. Beberapa tujuan dilaksanakannya kegiatan penjarangan adalah sebagai
berikut: 1.
Mengurangi jumlah pohon dalam tegakan agar pohon yang ditinggalkan mempunyai cukup ruang untuk perkembangan tajuk dan akar sehingga
perkembangan riap dapat mencapai ukuran yang dapat digunakan dengan cepat.
2. Untuk menciptakan tegakan yang sehat dilakukan dengan membuang pohon-
pohon yang mati, terkena penyakit, rusak dan mengurangi kompetisi untuk menghindari stress yang akan merangsang timbulnya penyakit.
3. Untuk menghilangkan pohon-pohon yang jelek pertumbuhannya misalnya
bengkok atau menggarpu 4.
Untuk mendapatkan “pemasukan antara” dari penjualan kayu hasil penjarangan.
5.2 Pengelolaan Industri Veneer
5.2.1 Proses Produksi Veneer
Tahapan awal dalam kegiatan produksi veneer di PT Nityasa Idola adalah melakukan scaling dan grading pada log yang masuk. Scaling adalah mengukur
dimensi log yaitu panjang log dan diameter log. Sedangkan grading adalah memisahkan log berdasarkan ukurannya. Log yang masuk harus memenuhi
standar ukuran yang ditetapkan PT Nityasa Idola yaitu memiliki diameter 15 cm dan panjang 130 ± 2 cm. Log yang telah diukur diameter dan panjangnya serta
telah memenuhi standar kemudian dipisahkan menjadi dua kelas yaitu log yang memiliki diameter 15
– 28 cm serta log yang memiliki diameter 28 cm. Log
berukuran diameter 15 – 28 cm akan diolah menjadi veneer menggunakan mesin
rotary spindless. Sedangkan untuk log yang memiliki diameter 28 cm akan diolah menjadi veneer menggunakan mesin rotary spindle. Sebelum log diolah
menjadi veneer harus dilakukan pengupasan kulit kayu terlebih dahulu. Kegiatan pengupasan log terbagi menjadi dua macam yaitu pengupasan secara manual
untuk log 28 cm dan pengupasan mekanis menggunakan mesin round up untuk log 15-28 cm. Log berukuran 15
– 28 cm harus dikupas secara mekanis menggunakan mesin round up dikarenakan log yang akan diolah menggunakan
mesin rotary spindless harus memiliki bentuk yang silindris. Setelah log dikupas, selanjutnya log diolah menjadi veneer menggunakan
mesin rottary spindless untuk log 15-28 cm dan rottary spindle untuk log 28 cm. Tingkat rendemen rata-rata dari kedua mesin tersebut adalah sebesar 65.
Nilai tersebut berarti mesin akan menghasilkan volume veneer sebesar 65 dari volume log yang diolah. Proses produksi veneer dari log sengon secara umum
tersajikan dalam Gambar 5.
Sumber: Hasil pengamatan
Gambar 5 Diagram alir produksi veneer
Scaling Grading
Log d 28 cm Log d 28 cm
Kupas Kulit Manual
Kupas Kulit Round Up
Rotarry Spindle
Rotarry Spindless
Veneer Log Masuk
Veneer OOP
Random OOP
Random
5.2.2 Produk Industri